Mohon tunggu...
irman muhamad ridwan
irman muhamad ridwan Mohon Tunggu... Guru - Sebagai Pengajar ikut serta dalam mencerdaskan anak
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Guru PAI SMPN 2 Cibadak

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bayi yang Dibuang (5)

22 Februari 2022   22:10 Diperbarui: 22 Februari 2022   22:21 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Suatu ketika Manza diajarin memanjat pohon pisang yang ada buahnya. Kity bisa memanjat sementara Manza tidak bisa memanjat pohon."Za ayo sini naik pohon pisang,", kata Kity." Kan aku gak bisa manjat Kit,"kata Manza."Iya ntar aku ajarkan bagaimana cara memanjat pohon pisang,",kata Kity."Asyiiaap",kata Manza.

Selain memanjat pohon Manza juga diajarin bergelantungan sambil memagang akar loncat dari pohon sat uke pohon yang lainnya. Akhirnya Manza meniru apa yang diajarkan oleh Kity."Pulang yu Kit soalnya sudah mau malam",kata Manza."Asyiaap,".kata Kity. Manza dan Kity akhirnya pulang. Diperjalanan banyak binatang-binatang yang melihat mereka berdua.

"Tuh ada Anak Manusia lewat",kata Kuya sambil berbisik."Itu kan anak Raja", kata kambing."Ko beda ya,".kata Elang. "Dia Manza kan dahulu ada manusia yang membuang bayi ke hutan lalu di ambil sama Raja dan diurus sampai sekarang,"kata Katak. Diperjalanan Manza sama kita ada yang melempar sama batu kena sama kepalanya. Ternyata yang melemparnya babi. " Aku lempar sama batu biar Si Manza tau rasa", kata  Babi sambil bersembunyi kebetulan tidak ada yang lihat.

"Aduuh, Aduh ada yang melempar dengan batu, sambil menangis",kata Manza sambil menangis."Ayo lari Za cepat", kata Kity. Akhirnya mereka pulang kepala Manza berdarah dan pulang ke rumah Raja."Babah (panggilan Singa) Aku ada yang lempar dengan batu,", sambil menangis",kata Kity. "Aduh Kepala mu berdarah Nak, Hai Kity tau kah kamu siapa yang melemparkan batu itu,"Kata Singa sambil marah. Kemudian dengan spontan langsung dia mencari pelaku yang melemparkan batu ke Manza.

"Haaaaai Siapa yang berani-berani melempar anakku dengan batu", sambil teriak-teriak. Kedengaran suara singa ketika marah tidak ada yang ke luar dari tempatnya masing-masing karena takut kepada Raja kalau ketahuan pelakunya pasto dihukum berat. Jadi tidak ada yang keluar semua bersembunyi dipersembunyian. Babi yang melemparkan batu mendengar teriakan Singa."Aduh-aduh bahaya ni,". Kata Babi sambil bersembunyi.

Singa mencari pelaku tapi tidak ketemu pelakunya. Tidak ada saksi yang melempar siapa dan tidak ada yang tahu pelakunya siapa. Akhirnya Singa pulang ke rumahnya."Sabar yaa Nak, sama Babah dicari yang melemparnya tapi tidak ketemu, Sekarang Babah obatin lukanya,"kata Singa. Akhirnya Singa tersebut mengobati lukanya Manzansambil mengusap-ngusap kepalanya. Akhirnya Manza pun tertidur pulas dalam pelukannya.

 

  

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun