Mohon tunggu...
irmanda nyoman
irmanda nyoman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wanita bagi Indonesia Lebih Baik

Menyampaikan aspirasi dan gagasan demi kebaikan setiap wanita dan kaum marjinal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Misteri Masa Muda Puan Maharani, Seperti Apa Puan ketika Menjadi Mahasiswa Universitas Indonesia

16 Agustus 2021   10:06 Diperbarui: 16 Agustus 2021   10:26 2423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: kumparan

Nampaknya, baliho-baliho Puan Maharani tak hanya ramai menghiasi jalanan di berbagai wilayah, tetapi juga mendominasi perbincangan di ruang maya. Nama Puan Maharani kian merebak, mengundang tanya masyarakat. Siapa sebenarnya sosok Puan Maharani?

Sebuah unggahan di Facebook oleh akun bernama Andi Setiono Mangoenprasodjo mengungkapkan sekelumit masa remaja seorang Puan Maharani. Andi ialah kakak kelas Puan ketika sama-sama menempuh pendidikan di FISIP Universitas Indonesia.

Sebagian kisahnya cukup menggelitik, menceritakan Puan muda yang tak banyak orang tahu. Puan anak Jurusan Komunikasi Angkatan 1992, kata Andi. Ketika itu, menurutnya, penampilan Puan cukup menonjol dengan gaya berpakaian yang "sangat Indonesia".

"Di tengah gaya berpakaian anak Jakarte, paduan blue jeans dan T-Shirt atau kaos Polo. Puan sering saya lihat menggunakan paduan rok batik dengan blouse putih berenda, sejenis kebaya ala Bali," kata Andi.

Intinya, lanjut dia, Puan yang memiliki kepribadian pendiam dan anteng itu, telah menunjukkan karakter unik "berani beda". Dalam arti ia memiliki benang merah nasionalisme yang kuat. Menurutnya, Puan paham apa itu "personal character branding".

Selanjutnya, Andi mengisahkan kejadian lucu yang dia dapatkan dari cerita seorang kawan seangkatan yang ketika kuliah punya kebiasaan bermain musik. 

"Mungkin karena terkesima dengan suasana itu, dan kayaknya anak-anak itu enggak kunjung 'naik kelas'. Puan berinisiatif baik, untuk mengundang mereka latihan nge-band di rumahnya," Andi menceritakan.

Tiba-tiba, lanjut dia, saat sedang berlatih untuk pertama kali, sang ibu yakni si empunya rumah, muncul dari balik pintu. Ketika itu Megawati marah-marah karena merasa terganggu dengan suara musik yang dianggap terlalu berisik.

"Tak lama kemudian si ibu, yang kita tahu tentu saja ia adalah Megawati, dengan segera menyadari kesalahannya. Lalu segera menyiapkan makanan, mengundang dan menyuruh anak-anak itu makan bersama," tulis dia.

Di balik sosok pendiam itu

Banyak kalangan mempersepsikan Puan sebagai sosok politikus yang "mengintili" ibu dan kakeknya, yang dua-duanya pernah menjadi Presiden RI. Kompetensi dan kapabilitasnya sebagai seorang pribadi pun dipertanyakan.

Andi ternyata juga pernah mendapat pertanyaan mirip. Kemudian dia pun mencari informasi dari teman-temannya, yang salah satunya dia dapatkan dari seorang aktivis kesetaraan gender bernama Sri Wahyuni. Andi menuliskan bahwa pada awalnya, Sri pun salah menilai Puan Maharani. 

"Hingga dalam Forum Indonesian Women's Forum 2018, ia terperangah! Saat memberikan keynote speech, tanpa menggunakan teks. Puan bisa dengan fasih bercerita dan memaparkan tentang bagaimana perempuan bisa memberikan makna dan kesejahteraan. Bukan hanya untuk diri sendiri dan keluarga, tapi juga untuk lingkungan," kata Andi dari cerita sahabatnya itu.

Ketika berbicara, Puan juga terlihat sangat paham mengenai era Industri 4.0 dengan pemanfaatan gadget dan teknologi digital untuk memberi manfaat ekonomi. Pidato yang konon sedemikian memukau itu, dilakukannya di hadapan seribu tokoh perempuan terpenting Indonesia. 

"Menjadi sangat menyentuh, karena ia sebagaimana wanita Indonesia milenial hari ini, ia tetap untuk memilih jalan bergotong royong. Bawaan orok ideologis yang berasal dari kakeknya!" kata Andi.

Komentar netizen

Unggahan tersebut pun mendapat berbagai respon dari warga net. Beberapa komentar justru menceritakan pengalaman pribadi mereka yang pernah bertemu atau berpapasan dengan sosok Puan Maharani.

Akun bernama Tanty S Reinhart Thamrin menuliskan pengalamannya bertemu dengan Puan di Nusa Tenggara Barat, saat Puan datang menjenguk pengungsi gempa bumi. Kesan pertamanya adalah tutur Puan yang begitu halus saat berbicara.

"Saat itu beliau bertanya tentang mekanisme pemberian susu formula untuk bayi-bayi yang dibawa mengungsi, beliau menginginkan ada ruang untuk ibu menyusui ASI di setiap pengungsian, sehingga bayi-bayi tidak dipaksa harus minum susu formula jika ASI tersedia. Ada yang memikirkan hal sedetail itu saat pengungsian, rupanya beliau mengamati hal-hal detail," ujar akun tersebut.

Tak hanya itu. Seorang warga net, Dayujiwa dalam kolom komentar juga mengisahkan pernah melihat Puan di sebuah pameran. Dia melihat Puan berjalan sendirian tanpa pengawalan seperti kebanyakan pejabat atau orang penting lainnya.

"Riasannya tipis, pakaiannya sopan jauh dari kesan mewah, sedikit old fashion buat saya.... Sesekali ia berhenti melihat kehebohan ibu-ibu sosialita yang sedang berbelanja, tapi lalu berlalu dan sampe ia keluar dari gedung pameran, tak seorang pun mengenalinya pun tak membawa tentengan belanjaan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun