Mohon tunggu...
Irma Kempinski
Irma Kempinski Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Panen Lebih Awal Karena Kebanjiran

20 Maret 2019   21:35 Diperbarui: 20 Maret 2019   21:45 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banjir yang melanda beberapa kawasan di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, memaksa petani panen lebih awal. Yang namanya prematur, tentu akan ada kekurangan dan hasilnya tidak maksimal. Demikian juga dengan gabah petani yang dipanen lebih awal, kualitasnya pun menurun. Namun mereka tidak punya pilihan lain. 

Sumber 1

Panen dini karena kebanjiran (meme edit pribadi)
Panen dini karena kebanjiran (meme edit pribadi)
Semakin lama padi dibiarkan terendam banjir, makin besar kemungkinan gabahnya membusuk. Ibarat buah simalakama, gabah dibiarkan maka bisa membusuk. Tapi bila dipanen lebih awal, hasilnya kurang memuaskan dan harga jualnya juga tidak sesuai keinginan petani. 

Bila normalnya gabah bisa dijual seharga RP 4 ribu per kg, kali ini petani harus cukup puas dengan harga sekitar Rp 3600 per kg. Artinya, petani harus menelan rugi. Apalagi bila menghitung biaya perawatan tanaman yang sempat naik karena harga pupuk yang juga naik beberapa waktu lalu.

Kualitas gabah yang jelek juga membuat petani tidak berdaya di hadapan tengkulak. Mereka harus rela menjual dengan harga ditekan, daripada tidak terjual sama sekali. Berdasarkan cerita-cerita di lapangan, tengkulak sering jual mahal pada petani dengan alasan mutu gabah yang buruk sehingga sulit dijual lagi.

Nasib yang serupa juga dialami petani Kulon Progo, Yogyakarta. Sawah 1.076,3 hektare yang mereka tanam terpaksa harus dipanen lebih dini karena diguyur hujan sampai kebanjiran. Padi belum maksimal berbuah karena usia tanam baru 85 hari. Memang rugi, tapi kondisinya sudah terendam air. Selain padi, tanaman hortikultura lain yang terdampak banjir di Kulon Progo adalah cabai dan bawang merah. Luasnya 30,5 hektare, tersebar di Kecamatan Wates, Lendah, dan Sentolo. 

Sumber 2

Sebetulnya nasib petani bisa tidak semerana itu. Andai mereka bisa mendapat bantuan mesin pompa air untuk menguras sawah. Atau petani bisa mendapat bantuan mesin pengering gabah sehingga hasil panennya tidak langsung mendapat vonis busuk.

Bagi petani (meme edit pribadi)
Bagi petani (meme edit pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun