Mohon tunggu...
Irma Hidayah
Irma Hidayah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswi Iain Pekalongan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Guru Muda: Pandangan Masyarakat terhadap yang Lebih Muda di Era Sekarang

12 Desember 2022   17:25 Diperbarui: 12 Desember 2022   18:07 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Guru merupakan suatu profesi yang sering dikenal dengan "pahlawan tanpa tanda jasa". Namun dibalik pernyataan itu menjadi guru melewati banyak tantangan. Melewati pendidikan dan ahli profesi hingga mempunyai kode etik yang tidak dapat dilanggar. Menjadi guru tidak mudah dengan siapa saja mampu, maka dari itu diperlukan keahlian. Tidak hanya bermodal tekad namun juga harus dijunjung dengan keahlian yang memadahi dan pendidikan yang tuntas.

Dalam suatu tulisan, Gilbert Highet mengatakan tentang the art of teaching. Dikatakan bagaimana seorang guru seperti layaknya seniman yang mengusahakan mempunyai anak didik yang berkarakter dan mandiri. Hal ini lah mengapa guru yang mendampingi anak harus mempunyai kefahaman tentang profesi yang sedang diampunya. Menjadikan anak didiknya lebih luas dengan wawasan yang dipunya guru dengan the art of  teaching yang dimaksud Gilbert.

Menjalani profesi sebagai guru tentunya diperlukan dukungan dari keluarga dan masyarakat. Dukungan seperti mengizinkan dan memberikan tempat bagi seorang guru dapat saja dilakukan masyarakat sebagai bentuk menerima guru dalam lingkungannya. Gaffar dalam suppardi(1999:xvi) memberikan penuturan bahwa guru tidak hanya mendidik peserta didik namun juga bagi masyarakat sekitar. Guru harus rela meluangkan waktunya bagi masyarakat untuk bertegur sapa dan mengajari sebagai sesama makhluk untuk bekerja sama.

Guru memiliki tanggung jawab yang besar bagi peserta didik dan masyarakat. ".....teacher more than anyone....." Hargreaves(2003). Dinyatakan bahwa guru melebihi apapun artinya selalu mempunyai celah yang terbuka di hati peserta didik maupun masyarakat. Oleh karena itulah pandangan masyarakat terhadap guru dapat berubah-ubah sejalan dengan apa yang masyarakat tersebut liat. 

Sekolah dan guru sangat menjadi satu kesatuan. Guru sebagai pendidik dilingkungan sekolah dan sekolah menjadi ajang yang digunakan guru untuk menyalurkan ilmu yang telah didapat. Guru harus mendapatkan perlakuan baik dari pihak sekolah dan warga sekolanya.

Namun tanpa disangka kadang perlakuan yang tidak baik ke pada guru, khususnya guru muda sering kali ditemukan. Berdasarkan salah satu pengakuan guru muda, beliau banyak kali dicibir oleh guru yang umurnya terbilang cukup jauh dengan dirinya. Guru muda kerap kali dianggap sepele karena usianya. Kebanyakan dari guru yang sudah berpengalaman meremehkan kinerja guru muda yang menurut mereka tidak sekuat guru diusianya.

Sekolah yang harusnya menjadi ajang mendidik malah mengklaim guru muda sebagai guru tidak becus. Pasalnya guru muda dianggap kurang teliti dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Padahal di dalam sekolah baik muda maupun sudah berumur seorang guru wajib memberikan sikap dan contoh yang baik untuk peserta didiknya. 

Para guru dapat saling berbagi pengalaman kepada sesamanya. Sebagai contoh, guru yang sudah berumur atau sudah menempuh perjalanan lama untuk menjadi guru dapat memberikan pengalaman kepada guru muda yang baru masuk. Lalu sebaliknya, guru muda dapat memberikan pengalaman bagaimana pada zaman sekarang menjadi guru jauh lebih sulit untuk diterima dan memberikan sedikit cerita bagaimana dia telah sampai pada gelar guru sekarang.

Dalam mengajar, guru harus mampu menguasai kelas yang sedang dihuninya. Mampu membuat kelas tetap kondusif sangat rasa bosan  sudah menyerang peserta didik. Diperlukan strategi dan inovasi belajar dari seorang guru. Mestinya disesuaikan dengan tingkatan kelas yang sedang dijalaninya. Guru muda biasanya banyak membawa ide-ide baru dalam pembelajaran.

Guru muda lebih sering memberikan perhatian dengan peserta ddik. Statement ini tidak mengubah kenyataan bahwa guru yang berumur juga demikian. Namun dalam hal ini, guru muda masih mempunyai cukup tenaga untuk bernyanyi dan bermain dengan peserta didik. Apabila dilakukan oleh guru yang sudah berumur akan menyebabkan lelah berkepanjangan. Dari sinilah diajarkan pentingnya bekerja sama dengan sesama guru untuk saling membantu dan memberikan inovasi belajar bagi peserta didik agar tidak merasa bosan.

Selain peran guru muda kepada peserta didik, peran guru muda untuk pihak sekolah juga tidak kalah penting. Semangat guru muda biasanya masih membara dengan bau sekolah, oleh karena itu guru yang sudah berumur bisa mendapatkan energi serupa saat bersamaan dengan guru muda tersebut. Saling membangkitkan semangat dapat menjadi perantara pendekatan antar guru lama dengan guru muda.

Dalam bertindak biasanya guru muda lebih ceroboh. Dengan predikat yang dimilikinya guru muda akan merasa dapat menghandle segala kesulitan yang terjadi. Sehingga tanpa pikir panjang guru muda akan menganggap mudah masalah yang ada. Dalam hal ini kemampuan guru lama atau guru yang sudah berumur sangat diperlukan untuk membimbing guru muda. 

Terkadang, salah satu dari guru muda kolot dengan pemikirannya karena dia baru saja menyelesaikan studi gurunya. Namun pada kenyataannya untuk resiko, guru yang sudah berpengalaman lah yang mampu lebih baik. Bukan bermaksud menggiring opini bahwa guru muda tidak dapat menyelesaikan masalah, namun ada baik nya di serahkan kepada yang lebih berpengalaman.

Kerap kali tindakan itu ditegur oleh guru yang sudah berumur karena dapat membuat citra buruk untuk sekolahnya. Akreditasi dilingkup sekolah juga menjadi pengaruh apabila guru tidak pikir panjang dalam pengambilan solusi. Sebagai penambah pengalaman, guru muda dapat bekerja sesuai dengan apa yang di tugaskan kepadanya. Ketika kesulitan bisa melapor dan tentunya akan dicari solusi bersama-sama. Dalam sekolah, sesama guru harus bisa saling mengayomi. Tidaklah menjadi saingan dalam mengajar namun harus tetap harmonis dan mengedepankan kebersamaan antar guru baru maupun lama.

Tentunya, saat proses perekrutan sebagai guru yang diliat adalah sikap dan tindakan. Tindakan yang sedikit lambat namun benar cenderung disukai oleh khalayak dari pada tindakan yang cepat tapi ceroboh. Sayangnya banyak guru muda yang mempunyai sikap dan tindakan yang seperti itu. Dari sini lah perlunya keahlian khusus untuk menjadi seorang guru yang akan mengabdi untuk sekolah dan masyarakat sekitar.

Guru harus bisa memastikan masyarakat dan sekolah serta warga sekolah khususnya peserta didik merasa nyaman atas tindakannya. Sekolah biasanya akan memberikan program untuk melatih kinerja guru. Membentuk guru yang profisional merupakan tanggung jawab diri sendiri. Guru yang profesional mampu menempatkan dirinya dengan baik dimanapun berada. Baik guru muda maupun guru yang sudah berumur harus menunjang diri dengan profesionalitas guru nya. Jika dirasa kurang, seorang guru dapat ikut serta dalam pengkajian yang berguna untuk meningkatkan kadar profesionalitasnya sebagai guru.

Guru yang efisien terhadap waktu juga sangat menjadi panutan untuk masyarakat. Banyak msyarakat yang tidak mau bertele-tele dengan waktu belajar anak. Dalam ilustrasi diatas saat kelas matematika anak cenderung bosan jika waktunya hanya digunakan untuk berhitung. Sebagai guru muda yang mempunya banyak inovasi belajar, harusnya mampu mencairkan suasana. Anak didorong untuk lebih aktif didalam pembelajaran dengan cara bermain yang masih mengaitkan dengan pelajaran yang berlangsung. Sehingga tatkala dirumah anak akan memberitahu orang tuanya dengan apa dia belajar. 

Hal-hal yang diceritakan oleh pesertaa didik ini akan membawa pengaruh kepada guru yang mengajar. Jika yang diceritakan positif, maka otomatis orang tua akan mempercaayai guru tersebut untuk mendidik anaknya disekolah. Begitupun sebaliknya, jika negatif maka akan membuat orang tua khawatir dengan apa yang dipelajari anaknya disekolah.

Berbicara tentang tindakan seorang guru dalam mengajar, hal ini bisa sama membuat pandangan masyarakat pada guru muda tersebut. Pandangan seseorang biasanya berdasarkan apa yang dia liat lalu disimpulkan bahwa seperti inilah dia. Pandangan masyarakat yang akan menjadi orang tua biasanya bermacam-macam. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa orang tua lah yang akan berpikir bagaimana menyekolahkan anak dengan guru yang tertib dan dapat dipercaya.

Banyak pandangan masyarakat yang menyepelekan guru muda pada saat sekarang. Pasalnya guru muda adalah guru yang ibaratnya baru saja menaiki lembah gunung, baru menempuh perjalanan yang semakin kesini maka semakin banyak tantangan. Masyarakat berpresepsi bahwa guru muda sangat tidak bisa diandalkan untuk mendidik anak karena ilmu nya yang terbilang masih baru. Dengan ini maka cenderung banyak guru muda yang mengundurkan diri karena tidak diterima di dalam masyarakat.

Tidak diterima di dalam masyarakat adalah suatu kesakitan sendiri bagi seorang guru muda yang baru saja terjun ke dunia pendidikan. Menerima kritik dan saran menjadi salah satu usaha untuk mulai menghadapi masalah- masalah yang kian datang. Kadang kala, masyarakat lah yang menjadi betah atau tidaknya guru. Pandangan yang diberikan kepada guru bisa membuat semangat atau tidak dalam jangka waktu beberapa hari saat guru mulai bekerja. Hal ini juga dirasakan oleh rekan saya sendiri saat dia berusaha menjadi guru diusia yang muda untuk menghidupi dirinya sendiri.

Kehadiran guru muda dinilai sedikit membebani masyarakat jika guru yang sudah berumur saja bisa memberikan pelajaran dengan rinci. Masyarakat seolah berada di dalam pihak guru yang sudah berumur daripada guru muda yang masih berjuang. "masih muda sudah jadi guru, memang ngajarnya bener?", salah satu perkataan masyarakat yang bisa saja membuat guru muda insecure. Guru yang baru terjun selalu butuh support untuk menjadi yang lebih baik. Maka dari itu perlunya rasa percaya diri dan tidak goyah terhadap pendirian saat mulai menjejakkan kaki untuk menjadi guru muda.

Tips tipis-tipis untuk guru muda

Ada beberapa tips yang bisa membuat guru muda mulai lebih dihargai oleh masyarakat, salah satu diantaranya adalah tegur sapa. Masyarakat cenderung melihat pribadi seseorang dari cara tegur sapanya. Semakin ramah orang atau guru tersebut, maka semakin baik pula pandangan mereka terhadapnya. Tidak lupa dengan peran "guru", maka seorang guru muda harus memberikan ketrampilan paling baik untuk peserta didik dan masyarakatnya. Membekali ilmu yang belum diajarkan oleh guru-guru lainnya dengan menggunakan inovasi belajar yang sudah dipelajari. 

Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang peran guru yang tidak dapat dinilai dari segi umur. Tidak lain dan tidak lebih, guru adalah elemen penting di dalam masyarakat. Guru harus mampu membangun anak didik yang cerdas dan mulai menggunakan pemikiran yang luas agar tercipta masyarakat yang cermat pula. Didikan seorang guru, baik muda maupun berumur itu sama aja. Yang membedakan hanyalah bagaimana cara mengajar dengan berbagai keahlian yang dimiliki oleh setiap guru.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun