Ketiga, kecepatan produksi dan distribusi konten media inilah yang menjadi keunggulan dan kekurangan media sosial dari sudut pandang kehumasan. Mengapa? karena kontennya tidak dapat bertahan lama, cepat melesat cepat juga dilupakan.
Demikian pula kesan yang ditimbulkan, berpotensi hanya bersifat temporer semata. Lalu bagaimana dengan brand-maker (baca: Humas) pemerintah? Apa yang dapat dilakukan untuk membangun kesadaran yang lebih mendalam bagi masyarakat?
Tugas kita bersama adalah mencari konsep program edukasi publik secara sistematis dan bersifat lebih mendasar melalui dunia pendidikan. Meningkatkan manfaat program sinergi kehumasan pemerintah melalui program Forum Bakohumas dan diharapkan dapat membangun kesadaran yang kuat dalam bermasyarakat dan bernegara dengan lebih baik.
Perlu disepakati bersama bagaimana setiap Kementerian dan Lembaga dapat berkontribusi menyusun konten narasi yang paling efektif bagi anak dan remaja usia sekolah, serta mahasiswa di perguruan tinggi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dapat menjadi Koordinator sekaligus menjadi fasilitator atas gagasan itu.
Humas pemerintah perlu lebih memperhatikan potensi dari masing-masing Kementerian/ Lembaga. Salah satu terobosan yang dapat dilakukan adalah menyusun narasi tunggal melalui bahan ajar bagi anak usia sekolah dan perguruan tinggi.
Setiap Kementerian/ Lembaga dapat mengusulkan pesan-pesan/ "agenda-agenda besar" apa yang akan disisipkan dalam materi pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan tinggi.
Konten-konten edukatif yang mempromosikan setiap "narasi besar" Kementerian dan Lembaga yang akan disusun harus dikaji lebih lanjut untuk menemukan bentuk, jumlah, model, dan ukuran narasi yang paling cocok, mudah dipahami dan dapat benar-benar mempengaruhi kesadaran anak dan mahasiswa dengan lebih kuat.
Portal web yang menyediakan konten informasi publik yang dikemas khusus untuk segmen pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi perlu dipersiapkan dan dibangun oleh setiap Kementerian/ Lembaga. Karena, saat ini anak-anak dan mahasiswa memiliki akses yang luas terhadap gadget yang terkoneksi internet.
Sehingga konten khusus perlu dikembangkan dan harus dipromosikan terus menerus ke segmen dunia pendidikan. Model kampanye edukasi publik ini dapat diterapkan untuk setiap buku bacaan di semua sekolah di seluruh Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H