Mohon tunggu...
Irma Agustina
Irma Agustina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Banda Aceh

Medstud of USK

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Fakta dan Mitos Seputar GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)

17 Maret 2023   04:20 Diperbarui: 17 Maret 2023   04:31 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah gangguan pencernaan yang paling umum terjadi akibat terjadinya aliran balik dari isi lambung sehingga menyebabkan munculnya berbagai gejala, seperti mulas, kembung, regurgitasi, dan nyeri ulu hati.

GERD dapat dinilai dari gejala, temuan endoskopi, pemantauan pH rawat jalan, atau modalitas diagnostik.

Selain menggunakan obat-obatan, gejala GERD dapat diatasi dengan modifikasi gaya hidup, seperti penurunan berat badan atau peninggian posisi kepala.

Meskipun banyak orang yang menderita GERD, masih banyak mitos dan kesalahpahaman di masyarakat yang pada akhirnya mempengaruhi cara pandang terhadap penyakit ini.

Berikut pembahasan fakta dan mitos seputar GERD.

1. GERD dan refluks asam lambung adalah dua hal yang sama.

Jawaban: Mitos

GERD dan refluks asam lambung memang saling berkaitan. Keduanya sering dianggap memiliki definisi yang sama, tetapi sebenarnya mereka adalah dua hal yang berbeda. 

Refluks asam lambung adalah sesuatu yang normal terjadi dalam tubuh manusia. Refluks asam lambung dapat terjadi beberapa kali dalam sehari tanpa menyebabkan kerusakan atau memicu gejala-gejala yang mengganggu. Jika terdapat gejala yang mempengaruhi kualitas hidup seseorang, maka itu disebut sebagai GERD.

2. GERD hanya terjadi pada orang dewasa, terutama pada orang yang mengalami kelebihan berat badan.

Jawaban:

Pada orang dewasa: Mitos

Pada orang yang mengalami kelebihan berat badan: Fakta

GERD merupakan penyakit yang dapat menyerang segala usia. Berbeda dengan orang dewasa, gejala GERD pada anak terlihat seperti, mudah tersinggung, gangguan pernafasan, gagal tumbuh kembang, muntah darah dan tinja berwarna hitam, atau tidak nafsu makan.

Banyak keyakinan yang mengatakan bahwa GERD sering terjadi pada orang yang mengalami obesitas. Hal ini didasarkan pada kelebihan berat badan dan peningkatan tekanan intra-abdomen, sehingga memicu aliran balik asam lambung. Sebuah penelitian di Korea menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan tinja hitam. 

Pada pasien obesitas, tekanan Lower Esophageal Sphincter (LES) lebih rendah dibandingkan orang dengan IMT normal. LES adalah katup antara kerongkongan dan lambung yang mencegah isi lambung naik kembali ke kerongkongan. 

Kejadian hernia hiatus sebagai faktor risiko GERD juga lebih sering terjadi pada pasien obesitas. Obesitas perut (lingkar perut di atas 90 cm bagi laki-laki dan di atas 80 cm bagi perempuan) dapat meningkatkan tekanan intra-abdomen akibat gaya gravitasi.

3. GERD adalah penyakit orang Barat

Jawaban: Mitos

Dulu GERD dianggap sebagai penyakit yang hanya menyerang negara-negara Barat karena kejadiannya sangat jarang terjadi di negara-negara berkembang. Dalam dua dekade terakhir, jumlah kasus GERD dan komplikasinya dilaporkan lebih tinggi di Asia. Di Indonesia, angka kejadian GERD semakin meningkat dari 5,7% pada tahun 1997 menjadi 25,28% pada tahun 2002.

Tidak ada teori yang dapat menjelaskan perbedaan mengenai mekanisme GERD antara orang Barat dan Asia. Insiden GERD yang lebih rendah di Asia dapat dijelaskan oleh faktor penyebab yang jarang ditemukan pada orang Asia. Selain itu, Orang Asia memiliki produksi asam lambung yang lebih rendah dibandingkan Orang Barat karena massa sel parietal yang lebih kecil.

4. GERD adalah penyakit keturunan

Jawaban: Fakta

Studi epidemiologi menunjukkan adanya gejala nyeri ulu hati dalam garis keturunan keluarga. Hal ini didukung oleh beberapa penelitian tentang peran gen dalam perkembangan GERD, esofagus Barrett, dan kanker kerongkongan. Mitos mengenai GERD bukanlah penyakit keturunan ternyata salah karena ada peran genetik dalam perkembangan GERD. Faktor genetik juga dapat menjelaskan variasi fenotipik yang berhubungan dengan tingkat keparahan gejala GERD.

5. Depresi dan kecemasan dapat menyebabkan GERD

Jawaban: Fakta

Penelitian yang meneliti hubungan antara depresi dan kecemasan dengan GERD telah banyak dilakukan. Faktor-faktor psikologis dapat memengaruhi berat ringannya gejala gangguan sistem pencernaan, termasuk GERD melalui Gut-Brain Axis.

Sebuah penelitian menemukan adanya hubungan antara kecemasan dan depresi pada GERD, juga secara signifikan meningkatkan gejala GERD, sehingga mengganggu kualitas hidup penderita GERD.

6. Mulas adalah satu-satunya tanda GERD

Jawaban: Mitos

Mulas atau heartburn atau nyeri ulu hati adalah gejala umum yang sering terjadi pada GERD. Heartburn adalah sensasi tidak nyaman atau nyeri di dada akibat asam di kerongkongan yang memberikan sensasi terbakar atau panas di area tengah dada. Meskipun mulas merupakan gejala umum GERD, namun beberapa penderita yang mengalami GERD tidak mengalami mulas. 

Gejala khas GERD adalah nyeri ulu hati/mulas, regurgitasi, dan air liur yang berlebihan. Sedangkan gejala atipikal meliputi mual, rasa cepat kenyang, nyeri ulu hati, kembung, muntah, nyeri pada area dada, gejala pernapasan (batuk, mengi, rinosinusitis kronik), gejala THT seperti suara serak dan nyeri tenggorokan, erosi gigi, halitosis, terbangun di malam hari, atau mimpi buruk.

7. Menghindari makanan berlemak dapat mengurangi gejala GERD

Jawaban: Fakta

Makanan berlemak meningkatkan risiko refluks esofagus karena mengandung kalori yang tinggi dan menginduksi sekresi asam empedu yang menyebabkan iritasi esofagus dan mempengaruhi mediator neurohormonal yang mempengaruhi tonus LES dan kolesistokinin.

8. Penderita GERD sebaiknya tidak berolahraga

Jawaban: Bisa Fakta atau Mitos (tergantung intensitas olahraga)

Beberapa olahraga dapat memperburuk gejala GERD. Olahraga dianggap dapat mengurangi aliran darah ke saluran cerna yang menyebabkan pengosongan lambung tertunda, sehingga meningkatkan kontraksi tekanan pada kerongkongan bagian tengah, dan menurunkan peristaltik kerongkongan. 

GERD yang dipicu olahraga dipengaruhi oleh intensitas dan durasi olahraga serta makanan yang dimakan sebelum berolahraga. Beberapa jenis olahraga memiliki risiko tinggi meningkatkan gejala GERD, seperti angkat besi, lari, mendayung, dan bersepeda.

Namun olahraga dengan intensitas rendah bermanfaat bagi penderita GERD, seperti olahraga yang dilakukan untuk mengontrol berat badan.

9. Merokok memperburuk gejala GERD

Jawaban: Fakta

Mereka yang merokok lebih meningkatkan gejala GERD dibandingkan mereka yang tidak merokok. Nikotin dapat mengurangi tekanan LES yang menyebabkan refluks lambung ke kerongkongan. Nikotin juga dapat mengurangi produksi air liur, salah satu mekanisme pembersihan kerongkongan untuk menetralisir asam lambung. Merokok juga dikaitkan dengan peningkatan inflamasi. Berhenti merokok dapat memperbaiki gejala GERD dan meningkatkan kualitas hidup.

10. Ada hubungan antara waktu makan malam sebelum tidur dan GERD

Jawaban: Fakta

Sebaiknya penderita GERD menahan diri untuk tidak makan dalam waktu 3 jam sebelum tidur. Jarak waktu yang singkat antara waktu makan malam dan tidur sangat berkaitan gejala GERD. Makan malam yang berdekatan dengan waktu tidur berisiko meningkatka kejadian GERD.

11. GERD dapat menyebabkan kanker kerongkongan.

Jawaban: Fakta

GERD merupakan penyebab utama patogenesis esofagus Barrett. Esofagus Barrett memiliki faktor risiko 30-40 kali lipat lebih tinggi untuk kanker kerongkongan.

12. GERD dapat menyebabkan serangan jantung yang mengakibatkan kematian mendadak

Jawaban: Mitos

Orang sering salah mengartikan GERD sebagai gejala serangan jantung. GERD memang penyebab paling umum dari nyeri dada yang tidak khas. Sebuah studi epidemiologi tentang gejala GERD menunjukkan bahwa gejala nyeri dada akibat GERD secara positif berhubungan dengan makanan, nyeri daerah retrosternal, muntah, sensasi terbakar, dan durasi nyeri kurang dari 1 jam yang mana gejala-gejala tersebut berhubungan negatif dengan nyeri akibat gerakan atau pernapasan, dan nyeri di dada kiri.

Walaupuun demikian, ada penelitian yang menyebutkkan bahwa penyakit jantung bisa diakibatkan oleh GERD yang tidak terkontrol sehingga memicu munculnya sindrom koroner akut.

13. GERD dapat disembuhkan.

Jawaban: Fakta

Sebagian besar pasien GERD dapat disembuhkan. Kekambuhan terjadi akibat penghentian penggunaan terapi medis.

14. Penderita GERD sebaiknya tidak menjalani puasa Ramadhan

Jawaban: Mitos

Puasa Ramadhan bukan hanya tidak adanya asupan makanan dalam jangka waktu tertentu, tetapi juga tidak merokok, atau menghindari konsumsi alkohol yang merupakan hal yang bagus untuk mengurangi gejala GERD. 

Sebuah penelitian menemukan bahwa gejala GERD lebih ringan pada kelompok yang berpuasa Ramadhan dibandingkan dengan kelompok yang tidak berpuasa. Serta tidak adanya perbedaan yang signifikan gejala GERD antara kelompok yang berpuasa dengan yang tidak berpuasa.

Demikian beberapa fakta dan mitos seputar GERD, semoga informasi tersebut dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama penderita GERD atau keluarga penderita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun