Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Nama     : IRJON YUSARIF, S.Pd
NIM Â Â Â Â Â Â : A2G122368
LPTK Â Â Â Â Â : Universitas Jambi
Kelas      : R002
Â
Lokasi
SD NEGERI 014 KAMPUNG BARU
Lingkup Pendidikan
Sekolah Dasar
Tujuan yang ingin dicapai
Tujuan : Aksi 1: Meningkatkan keaktifan peserta didik melalui model pembelajaran inovatif Problem Based Learning (PBL) pada materi pembagian bersusun, menemukan hasil pembagian bilangan satu angka, dan membuktikan hubungan operasi perkalian dan pembagian menggunakan benda konkret.
Penulis
Irjon Yusarif, S.Pd
Tanggal
10 Juli 2023
Situasi:Â
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
- Masalah dalam proses pembelajaran selama ini yaitu : peserta didik kurang dilibatkan untuk belajar bersama kelompok (kooperatif learning), media yang kurang menarik, kurang melaksanakan kegiatan LKPD, kurang memanfaatkan TPACK dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran kurang berpusat kepada peserta didik, peserta didik lebih banyak mendengar penjelasan dari guru. Selama ini juga proses pembelajaran masih berfokus pada penguasaan pengetahuan kognitif masih rendah yaitu : level C1 (mengingat), level C2 (memahami) dan level C3 (aplikasi). Guru belum terbiasa melaksanakan pembelajaran (PH,PTS,PAS) yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi HOTS (higher order thingking Skill. Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, peserta didik harus dibekali keterampilan tingkat tinggi.
- Maka salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi kurikulum dengan metode dan model pembelajaran berbasis masalah dan penemuan konsep suatu materi. Praktik baik ini perlu dibagikan agar seluruh pendidik bergerak bersama untuk melakukan model pembelajaran inovatif yang sesuai implentasi kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka baik dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) maupun Project Based Learning (PjBL). Diharapkan dengan model pembelajaran inovatif dapat membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial, dan mengembangkan rasa keingintahuan sehingga peserta didik lebih nyaman dan merdeka sesuai kodrat dan zamannya.
- Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini adalah sebagai peneliti dalam mengidentifikasi permasalahan yang terjadi selama proses belajar mengajar di kelas dan mencari solusi dari permasalahan tersebut. Setelah meneliti dan menemukan solusi dengan memilih model pembelajaran yang inovativ yang sesuai dengan karakter materi pembelajaran (Project Based Learning di kelas IV). Saya juga bertanggung jawab untuk melaksanakan metode dan model pembelajaran Bahasa Indonesia yang inovatif tersebut disekolah tempat saya bertugas sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik.
Tantangan :Â
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat.
- Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara siswa, wawancara guru, teman sejawat dan Kepala Sekolah maka beberapa tantangan yang terjadi yaitu :
- 1. Orang tua jarang dirumah karena sibuk bekerja
- 2. Kondisi kesehatan siswa
- 3. Siswa kurang percaya diri
- 4. Motivasi belajar kurang
- Tantangan dari siwa-siswi berdampak sekali pada proses pembelajaran disekolah. Ada juga tantangan yang ada disekolah seperti :
- 1. Model pembelajaran yang digunakan masih belum berpusat pada siswa.
- 2. Â Penataan ruang kelas dirasa kurang nyaman.
- 3. Â Suasana pembelajaran masih belum kondusip.
- Tantangan itu yang menyebabkan seorang guru harus melewatinya dengan berbagai cara seperti menerapkan media yang dengan gaya belajar siswa serta model pembelajaran lainnya yang mendukung.
- Beberapa pihak yang terlibat dalam penyusunan Best Practice ini antara lain :
- 1. Kepala sekolah SDN 014 Kampung Baru
- 2. Guru Kelas IV SDN 014 Kampung Baru
- 3. Rekan sejawat di SDN 014 Kampung Baru
- 4. Dosen Pembimbing dan Guru Pamong
- 5. Rekan mahasiswa PPG
- 6. Siswa Kelas IV SDN 014 Kampung Baru
Aksi :Â
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/strategi apa yang digunakan/bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat /Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini
Tantangan yang ada diatas harus diselesaikan dengan baik oleh seorang guru profesional, diantaranya yaitu :
1. Berkaitan dengan model pembelajaran. Guru diharapkan mampu menerapkan model pembelajaran yang mampu merangsang keaktifan siswa dengan menggunakan Problem Based Learning (PBL) dan guru diharapkan mampu menguasai sintaks pada model pembelajaran tersebut.
2. Berkaitan dengan media pembelajaran. Guru menggunakan media berbasis games yang dapat mengaktifkan siswa dengan dibantu dengan benda konkret yaitu plastik dan balon, serta guru menggunakan power point guna menayangkan video.
3. Berkaitan dengan penilaian.Guru diharapkan mampu melakukan proses penilaian secara keseluruhan baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotor. Selain itu guru harus mampu menyajikan soal-soal yang berbasis HOTs agar mampu merangsang anak berfikir tingkat tinggi. Ditunjang dengan kelengkapan instrumen mulai dari kisi-kisi, indikator, ketercapaian setiap ranah dan rubrik penilaian untuk melengkapi penilaian akhir pembelajaran.
4. Berkaitan dengan kondisi ruangan. Guru juga dituntut mampu mendesain ruang belajar dengan baik, mulai dari kebersihan, kerapian, keindahan, penataan tempat duduk serta pajangan kelas sehingga siswa merasa nyaman dan mampu meningkatkan motivasi belajar.
Refleksi Hasil dan dampakÂ
Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Â Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut
Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantukan media pembelajaran berbasis TPACK dan dengan cara menampilkan video pembelajaran yang telah dibuat guru serta didukung dengan media benda konkrit mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar. Hal tersebut ditunjukkan dari peningkatan nilai yang didapat siswa pada akhir pembelajaran melalui tes formatif. Disamping itu pada pembelajaran tersebut, siswa bersama kelompok belajarnya diarahkan untuk menentukan solusi dari permasalahan dan mempresentasikan hasilnya di depan kelas.
Terimakasih, semoga artikel ini bermanfaat bagi para guru yang sedang menciptakan dan mengembangkan pembelajaran di sekolahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H