Perusahaan X Merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak dibidang General Supplier dan Distributor Agent Pipa PVC, Pipa Besi Galvanis beserta aksesorisnya. Yang didirikan pada tahun 2001. Pada tahun tersebut pembangunan di daerah Tangerang Selatan khususnya daerah Bumi Serpong Damai sedang giat dilakukan Pembangunan. Pembangunan yang berlangsung saat itu meliputi pembangunan proyek perumahan, perkantoran, ruko, pusat perbelanjaan dll. Melihat peluang usaha, maka Pemilik mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang penjualan Pipa PVC dan Accessoris.
Hingga saat ini Perusahaan X telah mensuplai ribuan proyek dan ratusan toko di berbagai daerah di Jabodetabek dan kota-kota lainnya di Indonesia. Perusahaan X terus berusaha untuk selalu memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan , menjaga kualitas barang dan pengiriman yang tepat waktu. Perusahaan  X  memiliki beberapa gudang yang digunakan  untuk  penyimpanan  Produk. Ada banyak sekali produk yang  disimpan  di gudang tersebut  diantaranya  yaitu  pipa  berbagai  macam jenis merk  dan  ukuran, penyambung  pipa,  lem  pipa  dan  sebagainya.
Sebagai Perusahaan yang bergerak dibidang General Supplier dan Distributor, tentu sangat dibutuhkan yang namanya Sistem pengendalian manajemen untuk mengawasi segala kegiatan operasional perusahaan mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan evaluasi atas kinerja yang telah dicapai. Pengendalian persediaan  sangat  perlu  diperhatikan  oleh  perusahaan karena  berkaitan  langsung  dengan  biaya  yang  harus dikeluarkan  dan  ditanggung  oleh  perusahaan  sebagai akibat  adanya  persediaan. Dengan   menjalankan manajemen   persediaan, perusahaan  berharap  dapat  meminimalisir  resiko seperti keterlambatan pengiriman dan pengadaan barang, ketidaksesuaian  barang  dari  barang  yang masuk maupun barang keluar, serta terjadinya overstock ataupun stockout.
Salah satu tujuan utama dari sistem pengendalian manajemen dalam persediaan adalah memastikan ketersediaan barang yang tepat pada waktu yang tepat, sambil menghindari biaya yang tidak perlu dan risiko kekurangan persediaan.Â
Berikut adalah contoh praktik yang dapat diterapkan dalam sistem pengendalian manajemen persediaan:
1. Penetapan Kebijakan Persediaan: Perusahaan perlu memiliki kebijakan yang jelas terkait dengan persediaan, seperti tingkat persediaan minimum dan maksimum yang diizinkan, metode peramalan persediaan, dan kebijakan pengendalian persediaan. Kebijakan ini akan menjadi panduan bagi seluruh departemen terkait dalam pengelolaan persediaan.
2. Pengendalian Persediaan Berdasarkan Permintaan: Dalam pengendalian persediaan, perusahaan perlu memperhatikan pola permintaan pelanggan. Metode peramalan yang akurat dapat membantu dalam mengidentifikasi tren permintaan dan mengatur persediaan dengan lebih efektif. Hal ini akan membantu menghindari kelebihan atau kekurangan persediaan yang berlebihan.
3. Pemantauan Stok Persediaan: Sistem pengendalian manajemen harus mencakup pemantauan yang teratur terhadap stok persediaan. Pemantauan ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi seperti barcode atau sistem pencatatan yang terkomputerisasi. Informasi mengenai tingkat persediaan aktual dapat membantu dalam mengambil keputusan yang tepat terkait dengan pengadaan dan penggunaan persediaan.
4. Pengendalian Kualitas Persediaan: Selain memastikan ketersediaan persediaan, pengendalian kualitas juga merupakan aspek penting. Perusahaan harus memiliki prosedur pengendalian kualitas yang ketat untuk memastikan persediaan yang diterima atau diproduksi memenuhi standar yang ditetapkan. Hal ini akan menghindari penggunaan persediaan yang cacat atau tidak memenuhi persyaratan.
5. Analisis Biaya Persediaan: Sistem pengendalian manajemen dalam persediaan juga harus mencakup analisis biaya yang lengkap. Biaya persediaan meliputi biaya penyimpanan, biaya pemesanan, biaya kekurangan persediaan, dan biaya pengadaan. Dengan menganalisis biaya ini, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan dan mengoptimalkan penggunaan persediaan secara keseluruhan.
6. Evaluasi Kinerja Persediaan: Sistem pengendalian manajemen juga harus dilengkapi dengan mekanisme evaluasi kinerja persediaan. Hal ini meliputi pemantauan tingkat persediaan, analisis persediaan yang mengendap, waktu siklus persediaan, dan tingkat layanan pelanggan. Evaluasi kinerja ini dapat membantu perusahaan mengidentifikasi area perbaikan dan mengoptimalkan kinerja persediaan di masa depan.