Dari perspektif pemberdayaan media, terdapat penekanan pada tanggung jawab media dalam menciptakan representasi yang mendukung kesetaraan gender, bukan sebaliknya. Sayangnya, televisi selama ini sebagai pihak yang turut mempertahankan system patriarki melalui representasinya yang tidak adil. Sementara itu, teori feminis menggali akar persoalan ketidaksetaraan gender dan perjuangan sejarah menuju kesetaraan. Teori ini mengungkap praktik diskriminasi dan stereotype gender yang masih eksis di televisi hingga saat ini. Dengan demikian, teori ini memandang transformasi representasi gender di media, khususnya televisi, sebagai hal yang sangat penting untuk mencapai kesetaraan gender di masyarakat.
Tergambar dengan jelas bahwa media, khususnya televisi, memiliki peran signifikan dalam membentuk persepsi dan citra gender di masyarakat. Permasalahan-permasalahan seperti bias gender, stereotype, dan ketidaksetaraan dalam representasi gender menjadi sorotan. Teori-teori yang melibatkan representasi media, stereotype, gender, kultivasi, pemberdayaan media, dan feminism memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana televisi dapat mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap gender.
Sarana komunikasi mass aini terlihat membentuk norma sosial yang tidak seimbang, memperkuat peran-peran gender yang klise, dan membudayakan ketidaksetaraan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun terdapat kemajuan, tentangan dalam mencapai kesetaraan gender di televisi masih tampak nyata. Pentingnya transformasi representasi gender di media, khususnya televisi, menjadi jelas dalam upaya mencapai kesetaraan gender dalam masyarakat.
Oleh karena itu, perlu adanya langkah-langkah yang lebih progresif dalam penyajian konten di televisi. Dukungan terhadap representasi gender yang adil, menghindari stereotype yang tidak sehat, dan mendukung kesetaraan gender di ruang publik menjadi kunci dalam menciptakan media yang lebih inklusif dan mencerminkan realitas masyarakat yang beragam. Transformasi ini tidak hanya menciptakan perubahan dalam representasi gender di televisi, tetapi juga memberikan perubahan dalam membangun masyarakat yang lebih setara.
Penulis : Irine Oktaviany, Jurusan Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Dosen Pengampu : Dr. Merry Fridha Tripalupi., M.Si
Mata Kuliah : Komunikasi Gender
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI