Mohon tunggu...
Irhamna Fauzulazhim R
Irhamna Fauzulazhim R Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Pendidikan Sejarah, Universitas Siliwangi

Pemburu Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

5 Faktor Kejatuhan Peradaban Jawa (Majapahit dan Padjajaran) menurut Teori Keruntuhan Jared Diamond

8 April 2022   15:50 Diperbarui: 8 April 2022   16:04 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan merdekanya wilayah-wilayah bawahan Majapahit, berdampak pada segala aspek dalam tubuh pemerintahan Majapahit. Sebagai contohnya, pemerintahan akan kehilangan sumber pemasukan dari para pedagang yang berdagang di pelabuhan-pelabuhan mereka. 

Selain itu juga, Majapahit akan menjadi negara lemah tanpa adanya sekutu yang bisa diajak kerjasama. Hal ini terbukti, ketika Raden Fattah menyerang Trowulan. Pemerintahan Majapahit saat itu tidak bisa berbuat apa-apa, karena tidak adanya kekuatan yang bisa membantu mereka, dengan kondisi ekonomi yang surut akibat terputusnya pendapatan dari perdagangan.

4. Hubungan Permusuhan Dengan Tetangga

Sekitar abad ke-14 dan awal abad ke-15, pengaruh kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Nusantara perlahan surut. Berbarengan dengan itu, di wilayah Nusantara dan Asia Tenggara, sedang maraknya berdiri kesultanan-kesultanan yang asalnya berada di bawah pengaruh kerajaan Hindu-Budha. Mereka memanfaatkan kekuatan kerajaan Hindu-Budha yang lemah, untuk mendapatkan kemerdekaannya.

Kesultanan Malaka berdiri pada akhir abad ke-14 dan berjaya pada awal abad ke-15, di wilayah bekas jajahan Majapahit yaitu di pulau Malaya. Kerajaan Majapahit yang sedang sekarat, rupanya tidak mampu mencegah dan menekan pengaruh Kesultanan Malaka. 

Pada awal abad ke-15, Kesultanan Malaka yang baru lahir mulai menguasai Selat Malaka dan melebarkan kekuasaannya ke Sumatra. Sementara itu beberapa jajahan dan daerah taklukan Majapahit di daerah lainya di Nusantara satu persatu mulai melepaskan diri dari pangkuan pemerintahan pusat di Trowulan.

Nasib yang serupa terjadi di kekuasaan Pajajaran, tetangga dari Majapahit di pulau Jawa. Pajajaran yang berkuasa di hampir seluruh wilayah Jawa Barat, menghadapi bahaya yang besar dari penguasa daerah yang tidak puas dengan kinerja Raja Pajajaran yang buruk. 

Sama seperti Majapahit, Pajajaran tidak mampu mencegah dan menekan pengaruh pemimpin lokal yang semakin besar. Cirebon misalnya, yang memproklamirkan diri menjadi sebuah wilayah yang independent. 

Berkembangnya Kesultanan Cirebon yang kemudian disusul berdirinya Kesultanan Banten, menjadi ancaman serius untuk Pajajaran, yang oleh raja harus segera diberantas. Namun nyatanya di lapangan, raja tidak bisa berbuat apa-apa untuk mencegah hal itu. Kelemahan raja Pajajaran dan raja Majapahit, untuk menghentikan konflik dengan tetangganya (Pemerintah Wilayah), mengakibatkan kedua kerajaan ini terpaksa runtuh dan digantikan oleh pemerintah lain yang lebih digdaya dan kuat.

5. Faktor Politik, Ekonomi, Sosial, dan Budaya

Point kelima ini merupakan point yang paling berpengaruh, dan bahkan sangat mempengaruhi point-point sebelumnya. Melihat kondisi peradaban Jawa, terhitung dari masuk dan berkembangnya ajaran Islam di Jawa, hingga keruntuhannya. Kerajaan Majapahit dan Pajajaran, rupanya tidak bisa mengatasi masalah yang ada di dalam internal pemerintahannya mau itu masalah politik, ekonomi, sosial, maupun budaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun