Mohon tunggu...
Irhamna  Mjamil
Irhamna Mjamil Mohon Tunggu... Apoteker - A learner

Pharmacist | Skincare Enthusiast | Writer Saya bisa dihubungi melalui email : irhamnamjamil@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Simak, 4 Tips Mengelola Keuangan Tanpa Ribet

17 Juli 2021   16:04 Diperbarui: 18 Juli 2021   16:05 751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tips mengatur uang (Sumber: biz.kompas.com)

Bukan satu dua orang namun, banyak orang yang saya jumpai tak bisa mengelola keuangan dengan baik. Ada yang memiliki gaji 13 juta rupiah, namun tiap bulan hanya tersisa 2 juta rupiah. Sebaliknya ada yang hanya memiliki pendapatan sebesar 3 juta rupiah, namun cukup dan memiliki tabungan. Uang bukan soal berapa banyak diperoleh, namun seberapa pintar mengolahnya. 

Tak Semua Orang Pintar Mengelola Keuangan

Bukan kasus satu dua orang, ada banyak sekali teman-teman saya ketika di tanggal tua selalu berkata uangnya habis. Padahal gajinya jauh di atas saya. 

Hal tersebut menandakan bahwa seberapa banyak pun uang yang diterima akan berakhir tidak cukup bila jatuh di tangan yang tidak tepat. 

Pandemi seharusnya menjadi pengingat bagi banyak pihak akan pentingnya mengelola keuangan dengan baik. Ada banyak kasus orang yang di-PHK saat pandemi dan tak memiliki dana darurat. 

Ada juga kasus viral di tahun lalu yang banyak menuai kecaman netizen. Curhatan seorang karyawan yang dulunya bergaji 20 juta rupiah, namun saat pandemi terkena imbas pengurangan gaji. Gaji karyawan tersebut setelah dikurangi dengan cicilan adalah 500 ribu rupiah. 

Karyawan tersebut meminta bantuan dari pemerintah karena gajinya tidak cukup untuk hidup sehari-hari. Tentu saja kasus ini viral dan mendapat kecaman dari banyak pihak. 

Sebenarnya mengelola keuangan tak sulit, namun juga tak gampang. Mengelola keuangan bergantung pada konsisten dan mampu menahan nafsu sesaat. Ada 4 tips mengelola keuangan tanpa ribet yang bisa dilakukan setiap orang.

Bagi dalam Beberapa Pos Pengeluaran di Awal Bulan
Kesalahan pertama dalam mengatur keuangan adalah sering kali orang tidak membagi pendapatan untuk setiap pengeluaran di awal bulan. Kebanyakan dari orang menabung di akhir bulan jika ada uang lebih. 

Tidak membagi langsung beberapa pengeluaran di awal bulan membuat orang boros. Hal tersebut karena menganggap masih banyak uang atau uang memang tujuannya untuk kebutuhan hidup. 

Pembagian pendapatan untuk pengeluaran juga tergantung dari kebutuhan individu. Saya sendiri menggunakan rumus 50, 30, dan 20. 50 persen dari total pendapatan saya gunakan untuk kebutuhan hidup. 

Tiga puluh persen saya alokasikan untuk tabungan. Dua puluh persen saya alokasikan untuk dana darurat dan dalam hal ini juga dana hiburan. 

Pembagian pos ini tergantung kebutuhan, jika memang sedang menabung untuk membeli rumah maka dana tabungan dapat diperbanyak. 

Bedakan Kebutuhan dan Keinginan
Sering kali kita lupa mana kebutuhan dan keinginan. Contoh yang paling dasar adalah dalam hal makanan. Makanan adalah kebutuhan entah dia mewah atau tidak yang penting sehat dan mengenyangkan. 

Ada banyak orang yang mudah sekali terpengaruh dengan gaya hidup orang lain sehingga ia akan memilih membeli makanan di mal dengan harga yang berkali-kali lipat lebih mahal, padahal makanan di mall bukanlah kebutuhan. 

Dalam mengelola keuangan kita harus bisa membedakan mana kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan adalah sesuatu yang kita butuhkan. 

Keinginan adalah sesuatu yang tidak kita butuhkan, namun dapat membuat kita senang, contohnya membeli tas mewah dapat membuat kita senang, namun sebenarnya kita tidak membutuhkannya. 

Beli Barang Berdasarkan Nilai Bukan Harga
Harga menjadi salah satu penentu ketika kita ingin membeli barang. Tanpa kita sadari sering kali membeli barang murah, namun boros. Kok bisa? 

Barang yang kita beli dengan harga murah terkadang sebanding dengan kualitasnya. Contohnya, kita membeli sepatu dengan harga 50 ribu rupiah sepasang. 

Tiga bulan kemudian sepatu tersebut sudah rusak dan kita membeli lain lagi. Sayangnya banyak orang tetap mengulangi kesalahan yang sama. Anggap saja dalam setahun ada 4 kali ganti sepatu. 

Jika kita membeli sepatu dengan harga yang jauh lebih mahal. Anggap saja sepatu tersebut mampu bertahan hingga 3 tahun dan kita menghemat banyak uang dan tenaga. 

Saya bukan menyuruh untuk membeli barang yang mewah. Ada banyak sekali brand lokal yang bagus dan berkualitas. Sepatu adalah salah satu yang menunjang penampilan. 

Kasus sepatu di atas, dalam 3 tahun menemani kita untuk kerja. Jika dalam sehari kita bisa menghasilkan uang 50 ribu maka kalikan 3 tahun. Dalam kurun 3 tahun tersebut juga kita tidak mengeluarkan uang untuk membeli sepatu lagi. 

Jadi, beli barang berdasarkan nilai bukan hanya harga. Jika barang tersebut lebih mahal, namun lebih baik dan dapat membuat kita lebih produktif maka tidak apa-apa untuk membelinya. 

Tetap Siapkan Dana Darurat
Adanya pandemi ini mampu membuka mata kita betapa banyak orang Indonesia yang tidak memiliki dana darurat. Padahal dana darurat perlu jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Dana darurat minimal dapat membiayai hidup selama 6 bulan sembari kita mencari pendapatan baru. Jika selama ini biaya hidup 5 juta per bulan, maka dana darurat harus berjumlah 30 juta. Minimal dana darurat 6 kali dari biaya hidup. 

Sebanyak apapun uang yang kita dapat tak akan ada gunanya jika tak bisa mengelola dengan baik. 

Artikel ini dibuat atas dasar pengalaman sendiri. Mohon maaf apabila ada kesalahan di dalamnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun