Tidak membagi langsung beberapa pengeluaran di awal bulan membuat orang boros. Hal tersebut karena menganggap masih banyak uang atau uang memang tujuannya untuk kebutuhan hidup.Â
Pembagian pendapatan untuk pengeluaran juga tergantung dari kebutuhan individu. Saya sendiri menggunakan rumus 50, 30, dan 20. 50 persen dari total pendapatan saya gunakan untuk kebutuhan hidup.Â
Tiga puluh persen saya alokasikan untuk tabungan. Dua puluh persen saya alokasikan untuk dana darurat dan dalam hal ini juga dana hiburan.Â
Pembagian pos ini tergantung kebutuhan, jika memang sedang menabung untuk membeli rumah maka dana tabungan dapat diperbanyak.Â
Bedakan Kebutuhan dan Keinginan
Sering kali kita lupa mana kebutuhan dan keinginan. Contoh yang paling dasar adalah dalam hal makanan. Makanan adalah kebutuhan entah dia mewah atau tidak yang penting sehat dan mengenyangkan.Â
Ada banyak orang yang mudah sekali terpengaruh dengan gaya hidup orang lain sehingga ia akan memilih membeli makanan di mal dengan harga yang berkali-kali lipat lebih mahal, padahal makanan di mall bukanlah kebutuhan.Â
Dalam mengelola keuangan kita harus bisa membedakan mana kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan adalah sesuatu yang kita butuhkan.Â
Keinginan adalah sesuatu yang tidak kita butuhkan, namun dapat membuat kita senang, contohnya membeli tas mewah dapat membuat kita senang, namun sebenarnya kita tidak membutuhkannya.Â
Beli Barang Berdasarkan Nilai Bukan Harga
Harga menjadi salah satu penentu ketika kita ingin membeli barang. Tanpa kita sadari sering kali membeli barang murah, namun boros. Kok bisa?Â
Barang yang kita beli dengan harga murah terkadang sebanding dengan kualitasnya. Contohnya, kita membeli sepatu dengan harga 50 ribu rupiah sepasang.Â
Tiga bulan kemudian sepatu tersebut sudah rusak dan kita membeli lain lagi. Sayangnya banyak orang tetap mengulangi kesalahan yang sama. Anggap saja dalam setahun ada 4 kali ganti sepatu.Â