Jangan iri ketika melihat orang yang bisa mandiri secara finansial, dan membeli apa yang mereka mau. Tentu ada perjalanan yang tak mudah untuk menggapainya. Proses dalam mengejar mimpi itu berat, karena itu hanya orang-orang kuat yang mampu.Â
Diberikan cobaan ketika pandemi artinya Allah sedang mengajari kita agar lebih kuat. Hal tersebut tentu harus disyukuri karena dari banyaknya manusia kita yang dipilih. Sesekali mengeluh tidak apa-apa yang penting jangan menyerah.Â
3. Â Dilarangnya mudik seharusnya membuat kita paham betapa berharganya "keluarga".Â
Di era digital ada banyak cara untuk tetap berkomunikasi dengan keluarga. Selain itu, dapat juga mengirimkan hadiah lebaran disertai kartu ucapan.Â
4. Lebih leluasa beribadah dan belajar hal yang baru.Â
Di tahun sebelum pandemi memang ada kelonggaran bagi pekerja untuk pulang lebih awal. Meskipun begitu tetap saja ada banyak tugas yang harus dikerjakan, belum lagi berkutat dengan kemacetan di jalanan.Â
Pandemi membuat banyak karyawan masih melakukan work from home, atau jika harus bekerja, kerjanya pun tak setiap hari dan jamnya pun terbatas. Tentu saja ini harus disyukuri karena dengan begitu kita dapat beribadah lebih leluasa.Â
Selain itu, waktu yang banyak dan rindu rumah membuat banyak orang coba memasak masakan yang biasa dimakan di rumah. Banyak orang yang tadinya tak pernah ke dapur tiba-tiba bisa memasak. Memasak masakan yang sering dibuatkan ibu sedikit mengobati kerinduan akan kampung halaman.Â
5. Bersyukur karena masih diberi nikmat sehat.Â
Ramadhan di tengah pandemi membuat saya lebih peduli dengan kesehatan dan bersyukur masih diberi nikmat sehat. Di luar sana ada banyak orang yang harus diisolasi dan berjuang melawan virus covid-19. Jika sebelumnya menu berbuka saya cenderung ke gorengan kini saya menggantinya ke buah-buahan dan smoothies. Saya juga memperbanyak mengonsumsi air di kala pandemi.Â