Temanku bersemangat sekali saat menceritakan mimpinya ke depan. Ia berkata akan kerja keras demi mewujudkan impiannya tersebut. Impiannya bisa pensiun di umur 35 tahun dan tinggal menjadi seorang passive income di umur tersebut.Â
Awalnya aku terkesima, wah kok bisa ya orang bermimpi seperti itu?. Tapi lama-lama aku menyadari ada hal yang tidak baik dari mimpi tersebut.Â
Temanku bahkan hanya tidur 3-4 jam dan tidak mengenal hari libur. Jika iya mimpi tersebut tercapai, jika sebaliknya bagaimana? ternyata kematian menjemput sebelum umur 35 tahun. Menyesal bukan?.Â
Dulu aku termasuk anak yang tergolong ambisius dengan nilai. Saat kuliah sabtu minggu lebih sering aku habiskan dengan tugas dan belajar.Â
Hingga ketika bekerja, aku mulai menyadari betapa hitam putihnya hidupku. Ibaratnya hidup hanya menunggu pagi ke pagi. Pelajaran berharga yang kuperoleh adalah nikmatin saja apa pun yang terjadi.Â
Nikmatin saja apa yang terjadi dan beristirahat jika memang badan sudah lelah. Tak apa-apa jika 1 hari dalam seminggu hanya bermalas-malasan.Â
Kerja keras memang perlu, namun jika sudah taraf berlebihan itu tidak baik. Tubuh dan pikiran juga memerlukan istirahat.
Hustle culture adalah gaya hidup dimana seseorang berpikir dia harus selalu kerja-kerja agar bisa mencapai kebebasan finansial.Â
Orang yang menganut gaya hidup ini berpikir bahwa malas-malasan, liburan, tidak baik untuk dilakukan. Mereka juga termasuk orang-orang yang gemar lembur hingga kurang beristirahat.Â
Meskipun banyak terjadi di hampir semua kalangan pekerja, akan tetapi dari pengamatanku lebih rentan terjadi pada pekerja non formal. Temanku yang seorang pengusaha, content creator, lebih rentan mengalami gaya hidup hustle culture.Â