Saya berkesempatan mengunjungi Malang di tahun 2018 silam. Ketika itu banyak teman-teman saya mengatakan gaya logat bicara orang Aceh mirip dengan orang Malaysia. Di tahun berikutnya saya liburan ke Pulau Penang, Malaysia.Â
Ternyata memang benar logat orang Aceh berbicara sangat mirip dengan Malaysia. Tak heran mengapa ketika berbicara saya tak begitu kesusahan. Jarak Aceh dengan Malaysia pun hanya kurang lebih dua jam naik pesawat, karena alasan tersebut lebih banyak orang Aceh yang berobat ke Malaysia dibandingkan ke Pulau Jawa.Â
Ternyata Logat Aceh yang Mirip Malaysia Berhubungan dengan Sejarah Masa Lalu
Kerajaan Aceh di masa lalu sangat masyhur dan terkenal. Luas wilayahnya bahkan mencakup semenanjung Malaya, termasuk Johor, Malaka, Pahang, Kedah, Perak, sampai Patani (Thailand bagian selatan). Tentu saja masa ini digapai di era Sultan Iskandar Muda berkuasa.Â
Tak hanya taktik perang dan gaya kepemimpinan, Sultan Iskandar Muda memiliki kisah Cinta yang RomantisÂ
Ketika memerintah kerajaan Aceh, Sultan Iskandar Muda jatuh hatinya pada seorang gadis putri asal dari Pahang, Malaysia. Putri tersebut menikah dan masyarakat Aceh memanggilnya Putroe Phang ( Putroe artinya putri, sedangkan Phang artinya Pahang hanya saja disingkat jadi Phang).Â
Layaknya istri, ikutlah sang putri untuk tinggal di Banda Aceh. Sebagai seorang pemimpin, tentu saja Sultan Iskandar Muda memiliki kesibukan yang padat. Dikarenakan alasan tersebut, Putroe Phang sering merasa kesepian dan rindu dengan kampung halamannya di Pahang.Â
Sultan Iskandar Muda pun paham akan kesedihan istrinya. Untuk mengobati rasa rindu istrinya, dibangunlah gunung kecil seperti di Pahang yang diberi nama gunongan. Serta taman yang mengelilingi istana yang sekarang disebut dengan taman Putroe Phang.Â
Dibangunnya taman dan gunongan ini membuat sang istri senang. Di taman ini terdapat sungai yang biasa digunakan sang Putri untuk mandi bersama dayang-dayang.Â
Tak hanya itu di taman ini, terdapat pintu khop yang digunakan sang putri untuk beristirahat setelah mandi, dan sang dayang-dayang pun membasuh rambut sang putri ketika sedang beristirahat. Gunongan sendiri berbentuk seperti gunung. Dahulu taman Putroe Phang dan Gunongan menyatu namun, sejak kedatangan Belanda bangunan tersebut dipisah dan dibangun jalan diantaranya.Â
Dikarenakan rasa cintanya kepada Sultan Iskandar Muda, sang Putri tetap mendampingi hingga akhir hayatnya sultan. Tak hanya itu Putroe Phang pun dikagumi oleh rakyat Aceh karena pemikirannya yang cerdas dan berani melindungi kaum yang lemah. Bukti kisah cinta Sultan Iskandar Muda dan Putroe Phang masih ada hingga sekarang dan menjadi tempat sejarah yang dilindungi.Â
Putroe Phang sendiri selain diabadikan dalam nama taman juga diberi penghormatan dalam Hadih Maja. Hadih Maja adalah nasehat yang berisikan sejarah masa lalu Aceh yang berisi pelajaran dan juga hiburan. Putroe Phang diabadikan dalam Hadih Maja yang berbunyi :Â
Adat bak Poteu Meureuhom,
Hukom bak Syiah Kuala,
Kanun bak Putroe Phang,
Reusam bak Laksamana,
Hukom ngon adat lagee zat ngon sifuet,
Taman Putroe Phang sendiri sering dijadikan sebagai tempat rekreasi masyarakat Banda Aceh. Semoga kisah cinta Sultan Iskandar Muda dan Putroe Phang menginspirasi banyak orang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H