Terapkan "SPEAK" Agar Lihai Berbahasa Inggris
Dari kalangan usia mulai muda hingga dewasa, bahasa Inggris kerap menjadi topik yang ingin dihindari. Tak tahu pasti mengapa bahasa Inggris dianggap sebagai hal yang sensitif. Yang jelas, sebagian orang memaknai bahasa inggris sebagai bahasa yang pelik kerana pengungkapannya barangkali tidak sesuai dengan alfabet penulisannya.Â
Ada pula yang menyebut bahasa Inggris merupakan bahasa yang riweh. Ketika seseorang berbicara bahasa Inggris butuh "kelenturan lidah" agar menghasilkan suara fasih dan sesuai dengan konotasi ucapnya.Â
Pada praktiknya, bahasa Inggris memang identik dengan karakter semacam itu. kefasihan dalam berbicara bahasa Inggris diperlukan untuk menghindari miskonsepsi dan miskomunikasi antara si penutur dan lawan bicaranya.
Pada pengertianya, Bahasa Inggris tidak jauh beda dari bahasa-bahasa lainnya. Pasalnya, Semua bahasa sama-sama menerapkan linguistik: grammatical, prononciation, dan intonation sebagai dasar yang harus dimengerti.Â
Ketiga prinsip itu harus dikuasai oleh mereka yang ingin mempelajari suatu bahasa. Di Indonesia sendiri, sistem pendidikan baik itu formal atau non-formal menempatkan bahasa inggris sebagai bahasa vital yang harus dipelajari dan diajarkan.Â
Pentingnya pemahaman bahasa Inggris tidak lain karena orientasi sistem global lebih dominan dengan "Bahasa Inggris". Bahasa inggris berperan sebagai media komunikasi untuk melengkapi kepentingan dan tujuan tertentu. Bahasa tersebut juga dijadikan fasilitas otentik untuk mempermudah segala bentuk transaksi. Sampai saat ini, bahasa Inggris  diprioritaskan sebagai salah satu bahasa terpenting baik di negara-negara berkembang atau maju.
Ini menjadi kesadaran kita bersama bahwa penguasaan bahasa menentukan kualitas suatu negara. Pasalnya, predikat negara maju tidak dinilai hanya dari segi pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pendidikan, terutama bahasa asingnya.Â
Dalam sejarah, Mr Wachendorf, kepala Menteri Pendidikan dan Budaya kala itu mengamati filantropi negara-negara maju. Ia menilai bahwa rich countries memperhatikan betul mutu pendidikan, terutama pada bahasa asingnya.Â
Sejak itu, ia menetapkan bahasa Inggris sebagai bahasa "pokok" yang mesti dipelajari dan diajarkan di sekolah. Ia menyimpulkan bahwa bahasa asing sangat berpengaruh terhadap SDM dan dapat menunjang keterbelakangan negara. Disi lain, orientasi peradaban yang terus berkembang menuntut setiap individu untuk anytime already stand by yakni aktif, siap, dan cakap yang dapat dibarengi dengan penguasaan bahasa asing.
Melihat pentingnya fungsi bahasa Inggris sebagamaina keterangan di atas. Penulis ingin berbagi pengalaman agar para pembaca sekalian tidak mengira bahasa Inggris itu sulit dan pelik.Â
Justru kompeten berbahasa asing dapat berpeluang dalam menunjang karir. Tentu mahir berbahasa asing adalah idaman siapapun. Jangan khawatir! Di sini penulis akan menjabarkanya dengan tips "SPEAK" sebagai berikut:
Pertama, speaking (berbicara)
Sama halnya ketika pembaca berkomunikasi sehari-hari menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Pembaca tentu merasa mudah bukan?Â
Selama kita terbiasa bercakap-cakap dengan orang lain, tentu dengan tata bahasa yang benar dan sesuai, orang lain akan paham maksud dan tujuan kita. Sama halnya dengan bahasa Inggris, kalau pembaca menerapkanya sama dengan bahasa Indonesia, semisal ngobrol dengan teman, keluarga, atau kerabat dekat tentu tak ada kesulitan atau hambatan.Â
Itu karena sudah terbiasa. Intinya anggaplah bahasa Inggris itu sebagai bahasa Indonesia atau bahasa jawa yang sering diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pembaca sekalian bisa meniru Fiki Naki, yang terus mengasah bahasa Inggrisnya melalui aplikasi Ome Tv.
Kedua, practice (praktek)
Ketika belajar bahasa Inggris di Pare, penulis pernah mendapat pesan dari Founding father of Kampung Inggris, Mr. Kalend Osen, yang menegaskan kepada seluruh muridnya bahwa bahasa tanpa praktek adalah "tong kosong". Beliau menjelaskan bahwa sifat bahasa asing adalah mudah lupa, sehingga praktek berkelanjutan sangat penting.Â
Untuk memudahkan, Beliau menggambarkan bahasa Inggris sebagai sahabat sejati yang sukar pisah. Artinya sahabat sejati (bahasa Inggris) bakal nempel ketika diajak ke manapun dan kapanpun. Di akhir pidatonya, Mr Kalend menasehati kepada semua muridnya untuk disiplin praktek bahasa Inggris. Praktek itu dapat dilakukan secara individu dengan metode berbicara 5 menit tanpa jeda di depan cermin.
Ketiga, Expanding (mengembangkan)
Seseorang yang gemar membedah hal-hal misteri sangat cocok bila diterapkan dalam bahasa Inggris. Secara literasi, Bahasa memiliki cakupan dan cabang yang luas. Namun kita tak usah mengerti secara detail karena bahasa lebih sering digunakan sebagai alat komunikasi.Â
Dalam bahasa Inggris, ada fakta-fakta menarik dan unik, semisal ungkapan slank, idiom, dan abstract expression, semua itu butuh dikembangkan secara kontinu.Â
Sebab native speaker (orang asli Inggris) biasanya melafalkan kata-kata dan kalimat yang tidak diajarkan di bangku sekolah. Metode Expanding sangat cocok bagi kalian untuk memperkaya pemahaman ketiga unsur tersebut.
Keempat, active (aktif)
Setelah pembaca sekalian dapat menerapkan tiga hal tersebut, maka hanya perlu tetap aktif. Ketika pembaca aktif berbahasa Inggris, secara tidak sadar pembaca telah terbiasa menerapkanya dan seolah tak ada masalah. pembaca sekalian hanya butuh mengatur waktu . Waktu untuk berbicara bahasa inggris dengan baik dan benar. Waktu untuk praktek. Dan waktu untuk mengembangkan apa-apa kekurangan dari pemahaman bahasa tersebut.
Kelima, commitment (komitmen)
Dari keempat hal tersebut, komitmen adalah yang paling penting. Pembaca sekalian harus berjanji untuk setia pada bahasa Inggris. Selain pengaruh komitmen penting dalam pola hidup, bagi yang belajar bahasa Inggris, sebuah komitmen juga penting untuk mengikat tali kesetiaan: menjaga dan merawat bahasa Inggris semaksimal mungkin. Jika tidak ada sebuah komitmen dalam diri pembaca sekalian, bagaimana dapat menguasai apalagi lihai dalam bahasa Inggris.
Tidak ada yang dilematis di dunia ini, selama itu bisa dilihat dan dirasakan. Kesulitan bukan sebuah masalah yang membuat kita menyerah. Begitu pula bahasa Inggris, itu bukan bahasa yang rumit serumit bahasa Rusia.Â
Kita bisa pelajari dan pahami dengan mudah. Â Buktinya, beberapa institusi baik lembaga formal atau non-formal menyediakan pembelajaran bahasa Inggris. Jadi, tidak ada bantahan lagi terkait bahasa Inggris sebagai bahasa yang sensitif, rumit dan pelik karena semua yang mudah tegantung pelakunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H