Mohon tunggu...
Muhammad Irham Maulana
Muhammad Irham Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hidup Untuk Menulis dan Menulis untuk Menghidupkan. Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

Jangan biarkan kata-kata bersarang di kepala. Biarkan ia menyelinap ke dalam kertas dan berkelana di halamannya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kepada Siapa Koruptor Beriman?

27 Juni 2020   13:23 Diperbarui: 11 April 2022   08:23 1064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hal ini, bisa dikatakan bahwa segala tindak tanduk tercela disebabkan karena rendahnya kualitas iman kepada Tuhan. Bobroknya kualitas iman kepada Tuhan menyebabkan kotornya hati dan pikiran sehingga bisikan setan untuk merayu manusia melakukan kejahatan lebih leluasa.

Menilik sejarah, penguasa 23 tahun, Soeharto harus pensiun dari tampuk kepemimpinan sebab krisis moneter. Setya Novanto, salah satu politisi ternama di Indonesia, harus mendekam di penjara karena penyelewengan dana proyek E-KTP. 

Perkiraan dana yang diterima Setya Novanto terkait proyek tersebut berjumlah Rp. 300.000.000.000,00. Dua tokoh tersebut sebenarnya pembangun bangsa yang bisa dicontoh sepak terjang perjuanganya. 

Namun, karena terlilit kasus yang merugikan masyarakat dan negara, segala riwayat yang mencerahkan berubah menjadi kambing hitam. Saya berharap kita semua meninggalkan lakon mereka demi menguntungkan diri sendiri, masyarakat, dan negara.

Menanggapi hal tersebut, sebenarnya perbuatan korupsi tidak lain adalah akibat kemerosotan akhlak dan lemahnya kualitas iman pada Tuhan Yang Maha Esa. Bobroknya akhlak menyebabkan mereka leluasa berbuat korupsi. 

Moral dan etika yang dikenakan tidak lagi mengayomi dan menyejahterakan, melainkan menipu dan ngakali. Merasa aman dari hukum, karma, dan akibat berbuat buruk, itulah yang menyebabkan kualitas iman pada Tuhan lumpuh. Tidak lagi memperhatikan seruan dan larangan Tuhan. 

Manusia seperti ini tentunya berbahaya karena dapat merusak tatanan moral dan nilai-nilai kesejahteraan manusia, merusak pondasi akidah manusia, menyesatkan manusia pada kekufuran, dan merusak kemurnian pendidikan. Kita sebagai generasi muda harus mulai mengedepankan akhlak dan iman kepada Tuhan. 

Jangan sampai tipu daya setan dapat menghancurkan jati diri manusia dan bangsa. Jangan sampai mereka berkata " manusia adalah penyembahku. Mereka mengimaniku dan aku tuhannya".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun