Keberhasilan untuk membaca ratusan buku memang manis. Sayangnya di ujung manis itu ada sebuah lubang bernama mimpi untuk menjadi penulis terkenal, kaliber dan bestseller. Dengan tidak mewajibkan diri saya untuk menulis, saya bisa lebih menikmati proses membaca itu sendiri. Membaca harusnya menjadi kegiatan yang menyenangkan. Bukan menjadi beban pikiran.
Sah-sah saja bermimpi menjadi penulis. Sebagaimana sebuah pepatah Jawa, jer basuki mowo beo - setiap cita-cita dan keinginan pasti membutuhkan biaya. "Biaya Mimpi" itu mahal, penuh peluh keringat, perjuangan dan tidak dipungkiri butuh keberuntungan. Jika kita ingin mempertahankan mimpi untuk menjadi penulis, maka kita harus siap sedia membayar biayanya. Semurah semahal apapunharus kita bayar. Karena mimpi yang tidak diperjuangkan hanya akan berujung penyesalan di hari tua. Sebelum penyesalan itu benar-benar terjadi. Kita harus mencicil biayanya setiap hari. Sampai mimpi itu terwujud menjadi kenyataan. Tidak ada makan siang gratis. Segala hal yang terlihat mustahil menjadi mungkin ketika terwujud.
Mari kita akhiri tulisan seribu kata ini dengan petuah dari Stephen King, "Kalau engkau ingin menjadi penulis, ada dua hal yang harus kau lakukan, banyak membaca dan menulis. Setahuku, tidak ada jalan lain selain dua hal ini. Dan tidak ada jalan pintas."Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H