Mohon tunggu...
M. Irham Jauhari
M. Irham Jauhari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pendiri Terapifobia.com

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

"Riset! Riset! Riset!" Cara Andrea Hirata Menulis Novel

17 Juni 2023   09:29 Diperbarui: 17 Juni 2023   10:28 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Andre Hirata dengan Novel Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi versi Bahasa Jepang, sumber: Twitter.com/@hirataandrea

"Anehnya, rata-rata orang Indonesia tidak suka untuk melakukan riset, bahkan cenderung meremehkan kelas metodologi riset," ~ Andrea Hirata

Riset itu bukan sekadar wawancara dan mengumpulkan data. Tapi benar-benar riset Saat menulis fiksi, kata Bang Andre, sebaiknya bersifat egosentris. Itu artinya, penulis harus benar-benar dekat dengan kisah yang dia tulis. Dilarang lebih banyak menceritakan orang lain. Justru harus lebih banyak dari sudut pandang diri sendiri

Pastikan kisah yang ditulis memiliki penerimaan yang luas. Singkatnya, laku! 

Bebaskan imajinasi secara liar. Sebab, ide itu tidak akan ada habisnya. Ada ribuan ide. Setiap bertemu orang atau bertemu sesuatu, itu adalah ide

Jangan pakai mikir, tulis saja. Justru spontanitas itu yang sangat penting. Ia pun menyampaikan, apa yang disampaikan juga bukan merupakan panduan tepat untuk menulis. 

Ini hanya sharing berdasarkan pengalaman saja. Yang jelas 9. kalau mau menulis, jangan pakai ilmu yang aneh-aneh. Tulis saja

Buku yang bagus itu ya memang bagus. Karena itu, sering-seringlah mengapresiasi karya orang lain, sehingga akan bisa membuat tulisan yang bagus juga. " - Andrea Hirata
Dalam acara seminar dan workshop nasional "Menulis Kreatif Profesional Entrepreneurship Creative Writing" yang digelar Unpad di Bandung, diliput di nasional.kompas.com

Kontrol bab pertama

"Dalam bab pertama kata tiap kata semuanya saya kontrol, namun setelah memasuki bab kedua dan selanjutnya karakternya tidak bisa saya kontrol. Itu sangat luar biasa karena saya sendiri tak bisa mengendalikan karakter sang tokoh. Saya memulai tulisan Laskar Pelangi dengan kalimat-kalimat seperti paparan karangan anak kelas empat SD, namun selanjutnya mengalir. Saya pun tak menyangka kisah guru saya itu bisa mendapat apresiasi luar biasa", tegas Andrea Hirata

Dalam acara "Ngobrol Bareng Andrea Hirata" yang diselenggarakan secara informal oleh Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia di kantor Kemenlu RI, Rabu (2/5/2012) -- Cara Menulis Buku dan Novel

"Saya menjadi seorang penulis yang berhasil karena saya memiliki mental kuat untuk menulis. Langkah pertama untuk menjadi seorang penulis adalah memiliki mental kuat. Jangan takut untuk menulis. Jangan gamang untuk menulis."~ Andrea Hirata

Lokasi sebagai sumber ide

Andrea masuk ke dalam pembahasan tentang langkah kedua menjadi penulis: proses kreatif. Ditegaskan, bahwa setiap penulis memiliki pemicu berbeda-beda untuk bisa menciptakan tulisan bagus, salah satunya adalah lokasi.

Jakarta, menurut Andrea, adalah sebuah kota yang mematikan kreatifitas para seniman, sementara tempat seperti Ubud dinilai lebih inspiratif.

Lulusan cum laude ekonomi telekomunikasi Universite de Paris, Sorbonne, Perancis ini juga mengatakan bahwa setiap penulis sesungguhnya memiliki keahlian masing-masing. Andrea sendiri merasa kesulitan untuk menulis cerita fiksi, apalagi jika plot cerita tersebut menyoroti hal-hal berbau magis.

Kenali Bakat Alami

You have to be able to identify your own capacity in writing or producing any kind of art 

(Anda harus mampu mengindentifikasi kapasitas anda sendiri dalam menulis atau menghasilkan karya seni apa pun)

Andrea Hirata, memberi pesan kepada penulis pemula untuk memperbanyak riset agar bisa menghasilkan sebuah karya yang menarik.

Tidak peduli mau mengangkat tema apa, atau mau ditujukan kepada anak-anak, remaja ataupun dewasa yang paling terpenting adalah melakukan riset sebanyak-banyaknya

Penulis yang namanya melejit berkat novel "Laskar Pelangi" ini mengatakan, dia terbiasa melakukan riset menulis. Contohnya, ia melakukan riset selama 3,5 tahun dan menuliskannya selama tiga minggu ketika menulis novel dwilogi "Padang Bulan dan Cinta Dalam Gelas".

Andrea Hirata mengaku sudah mengenal riset sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Bermula dari tugas mengarang dari gurunya yang bernama Muslimah, Andrea kecil pertama kali melakukan riset di pasar ikan. Hasilnya pun tak main-main, novel "Laskar Pelangi" yang diterbitkan pada 2005 sudah dialih bahasakan ke dalam 25 bahasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun