Mohon tunggu...
M. Irham Jauhari
M. Irham Jauhari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Too good to be true mostly not true.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Maafkan, Ampuni Dirimu

13 Juni 2023   13:44 Diperbarui: 13 Juni 2023   13:47 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto "Tolong Maafkan Aku" oleh Brett Jordan dari Pexels.com

Hidup kadang terasa pahit. Apalagi kita merasa kecewa kepada diri sendiri.

Kita terjebak untuk berteriak, "hidup ini tak adil!"

Terapi Memaafkan Diri Sendiri

Forgiveness therapy adalah metode penyembuhan penyakit mental dengan cara memaafkan diri sendiri dan orang lain.

Kesalahan yang tidak dimaafkan menjadi luka batin. Tidak peduli kesalahan diri sendiri maupun orang lain. Luka batin seseorang dapat mempengaruhi kesehatan fisik. Supaya luka batin tersebut tidak lantas menjadi trauma, kesalahannya harus dimaafkan terlebih dahulu.

Memaafkan bukan berarti mengampuni. Memaafkan dan mengampuni adalah dua hal yang berbeda.

Cara melakukan terapi memaafkan diri sendiri seringkali bisa menggunakan metode hipnoterapi, psikoterapi maupun psikodrama.

Berbuat kesalahan itu keniscayaan. Sesuatu yang amat sangat wajar. Menjadi salah itu  wajar. Semua orang pernah berbuat salah. Tetapi tidak semua orang bisa melewati momen-momen berbuat salah dengan baik dan benar. Seringkali momen-momen doing something badly menjadi trauma yang sulit disembuhkan.

Menerima kenyataan terkadang memang tidak mudah. Memang tidak akan 'baik-baik saja'.

Menerima Konsekuensi

Apapun yang terjadi pada hidupmu adalah konsekuensi pribadimu. Tidak peduli apapun yang terjadi. Kamu harus menerima konsekuensi dari kesalahan yang telah kamu perbuat.

Apalagi kamu sudah merasa menjadi orang gede. Orang yang sudah dewasa. Kamu harus belajar menerima kenyataan dengan apa adanya. Sepahit apapun. Sesuram apapun.

Hidup akan terus berjalan. Semakin dewasa, semakin banyak masalah menerpa. Semakin kita dituntut untuk belajar lebih banyak. Belajar dari pelajaran hidup dari setiap masalah yang kita hadapi.

Meskipun sekarang kamu sedang kecewa berat terhadap dirimu sendiri. Meskipun segalanya terasa gelap. Meskipun rasanya tak ada jalan keluar.

Kamu harus memaafkan dirimu sendiri dulu. Untuk melanjutkan hidup dengan lebih ringan. Memaafkan memang terasa berat di awal. Tetapi dijamin ringan di belakangnya.

Tidak ada jalan putar balik dalam hidup ini. Ilmuan belum berhasil menciptakan mesin penjelajah waktu.

Jadi, jangan harap untuk bisa kembali ke masa lalu. Hadapi masalah hari ini dengan gagah berani. Masa lalu jadikan pelajaran hidup. Terima kenyataan dan melangkah move on menuju masa depan yang lebih cerah.

Langkah pertama yang patut kamu kerjakan ialah berhenti menyesali kesalahan.

Mengakui Kesalahan

Jangan menyalahkan angin, gunung, tanda-tanda alam. Ini semua mutlak kesalahanmu, dan tak perlu terlalu malu untuk mengakuinya.

Bukan soal apakah kamu benar-benar salah, atau secara kebetulan kamu disalahkan. Pada posisi salah. Menerima dan memaafkan satu kesalahan kecil maupun kesalahan besar adalah solusi terbaik.

Semua orang pernah melakukan kesalahan. Kesalahan itu wajar. Kesalahan adalah sarana belajar. Untuk lebih baik. Untuk instrospeksi diri.

Tidak ada yang salah dengan merasa kecewa. Kecewa itu wajar, manusiawi. Sayangnya, kadang kita merasa kecewa kepada diri sendiri. Bukannya melerai benang kusut, justru membuat benang kering menjadi kusut.

Hanya saja, seberapa cepat kamu bisa bangkit, itulah pertanyaannya sekarang. Atau kamu justru terperosok semakin dalam.

Jika kamu menerima kenyataan pahit ini dengan lapang dada. Mengambil hikmah pelajaran hidup dari hal tersebut. Kamu bisa lebih kuat dari sebelumnya. Mental kamu menjadi lebih tangguh daripada sebelumnya.

Harimu takkan sesuram sekarang. Karena kamu belajar dari pengalaman hidup. Pengalaman hidup kamu sendiri. Bukan dari qoute-quote yang tersebar di internet.

Maka angkatlah wajahmu, lihat sekelilingmu, tak seorang pun yang tak pernah kecewa. Tak seorang pun yang tidak pernah salah. Semua pernah melakukan kesalahan-kesalahan. Semua orang pernah merasa kecewa pada diri mereka sendiri.

Jadi, kamu bukanlah satu-satunya orang yang mengalami kekecewaan mendalam. Kamu bukan satu-satunya orang yang berbuat kesalahan.

Menerima Tanggung Jawab

Merima tanggung jawab, berarti berhenti menyalahkan siapapun. Tetapi menerima setiap hal-hal buruk yang terjadi kepada diri kamu sebagai tanggung jawab pribadi. Jika kamu menerima kenyataan pahit ini dengan lapang dada. Belajar darinya, suatu saat kamu menghadapi masalah serupa, kamu tak akan segugup ini, sesedih ini, sesakit ini.
Harimu takkan sesuram sekarang. Dengan menerima kenyataan, kamu punya saat pembelajaran. Kamu berkembang menjadi manusia yang lebih kuat, lebih tegar, lebih hebat.

Kita semua belajar dari rasa sakit, rasa kecewa, merasa tidak berharga, merasa tidak berdaya, merasa tidak berguna. Sinyal-sinyal perasaan itu sebenarnya adalah tanda. Bahwasanya sebenar-benarnya keadaan kita. Adalah manusia yang berharga, berdaya, berguna bagi orang banyak.

Hanya saja, perasaanmu terlanjur larut dalam kesedihan, kekecewaan dan penyesalan. Ketika perasaan dikungkung oleh kesedihan, kecewa dan menyesal yang berlarut-larut. Pikiran menjadi mandeg, tidak bisa berpikir jernih.

Bersedih secukupnya.

Kata-kata memang lebih mudah untuk diucapkan daripada dilakukan. Talk the talk memang lebih mudah. Daripada walk the talk. Itulah mengapa lebih mudah untuk menjadi motivator daripada inovator.

Dalam keadaan sedih, kecewa, merana, tak tahu harus berbuat apa. Kita secara alami sudah tahu harus berbuat apa. Tetapi perasaan kita mengalahkan logika. Logika jalan ditempat. Perasaan menguasai tubuh kita.

Air mata mengalir deras. Perasaan campur aduk mengaduk-aduk ketenangan batin dan jiwa. Rasanya seperti tidak ada hari esok. Rasanya seakan langit runtuh, kiamat sudah dekat. Rasanya seakan semua kebaikan kita lakukan tidak ada gunanya.

Belajar dari Kesalahan

Memang tidak mudah. Tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tidak semudah melambaikan tangan. Tidak semudah memasak mie instan. Jika kamu menerima kenyataan pahit ini dengan lapang dada. Pasti hidup lebih mudah. Lebih mudah untuk melangkah melanjutkan hidup. Tanpa trauma, tanpa fobia akan masa depan.
Harimu takkan sesuram sekarang. Esok lebih baik. Tak ada yang abadi.

Kesedihan hari ini akan berlalu. Kekecewaan ini akan dihapus waktu. Hari akan jadi penanda. Bahwa pelajaran hidup yang paling berharga adalah belajar dari masalah yang benar-benar menerpa kita.

Memang benar, kita bisa belajar dari pengalaman hidup orang lain. Tetapi efeknya tidak akan sebesar ketika kita belajar dari pengalaman hidup kita sendiri.

Belajar dari pengalaman hidup kita sendiri adalah langkah kecil yang berdampak besar bagi kesehatan mental kita. Kesehatan mental kita amat sangat dipengaruhi oleh kemampuan kita untuk belajar dari pengalaman hidup kita sendiri.

Pelajaran hidup yang berharga. Pelajaran hidup yang mahal. Pelajaran hidup yang hanya kita yang tahu, seberapa menyakitkan hal itu. Seberapa besar luka yang telah ia berikan. Seberapa besar dampak yang telah ia berikan. Hanya kita yang tahu.

Jika kamu pernah memaafkan orang lain atas kesalahan yang telah ia lakukan kepadamu. Sekarang saatnya untuk benar-benar memaafkan dirimu sendiri. Atas setiap kebodohan, kesalahan yang kamu sendiri lakukan. Mengambil hikmah dari kejadian-kejadian menyakitkan ini.

Move on and be better person.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun