Mohon tunggu...
M. Irham Jauhari
M. Irham Jauhari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pendiri Terapifobia.com

Selanjutnya

Tutup

Humor

Sesuatu yang Terlihat Sederhana

5 Desember 2022   10:44 Diperbarui: 5 Desember 2022   11:10 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Alex Andrews (pexels.com)

Pagi ini saya skrol Reels Instagram. Saya terhenti sebuah reels yang dibuat oleh @anikaputriii. 

Terlihat seorang perempuan berhijab memakai headphone sedang menghadap dua buah laptop. Di bawah lampu belajar yang syahdu. Dua laptop di depannya menampilkan background layar yang keduanya hitam. 

Satu laptop berwarna hitam layarnya, karena mati. Satu lagi yang sedang ia amati ialah laptop yang menyala, menampilkan layar hitam dengan gambar abstrak yang terdiri dari lingkaran, oval, persegi, jajar genjang, persegi panjang dan segitiga sama-sisi. Semua bentuk tersebut memiliki warna yang berbeda. 

Lingkaran berwarna orange. Oval verwarna pink. Persergi berwarna biru muda. Jajar genjang berwarna kuning. Persegi panjang  berwarna ungu. Dan Segitiga sama sisi berwarna hijau. Tersusun secara terpisah dan posisi yang tidak beraturan.

Sesuatu yang membuat saya terhenti dan memutar vidio tersebut berulang kali. Bukan apa yang ditampilkan dalam video tersebut. Melaikan backsound-nya yang berbunyi, 

When someone makes something look simple. It's because they put a lot of fucking hard work into making it look like that.

Ketika seseorang membuat sesuatu terlihat sederhana. Itu semua karena mereka telah bekerja keras membuatnya terlihat seperti itu.

Kutipan yang sangat membekas bagi saya. Karena benar sekali. Sesuatu yang terlihat sederhana bisa memakan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Bahkan sebuah tulisan yang sederhana sekalipun.

Butuh tenaga, waktu dan pemikiran yang tidak sedikit. Untuk sampai pada titik menghasilkan sesuatu yang terlihat sederhana.

Karena dibalik itu semua. Dimulai dari belajar berbagai hal yang sudah pasti menguras waktu, tenaga dan pikiran. 

Setelah belajar berbagai hal yang kelihatannya tidak ada gunanya. Lahirlah sebuah pemahaman. Pemahaman melahirkan ide. 

Berangkat dari ide, muncullah hasrat untuk melahirkan sesuatu, menciptakan sesuatu yang kita sebut sebagai sebuah karya. Masih jauh dari kata masterpiece.

Proses untuk menghasilkan karya tersebut dimulai dari membuat sebuah sampah yang bernama draft. Setelah draft selesai, proses tidak berhenti begitu saja. Masih ada proses edit yang melelahkan, menguras keringat dan semangat. 

Bahkan tidak jarang, draft yang masuk proses editing, harus dilempar begitu saja ke tong sampah. Karena berbagai alasan. Mulai dari kualitas, selera pasar dan kebosanan penulisnya.

Maka benarlah apa yang dikatakan oleh Albert Einstein, 

Everything should be made as simple as possible, but not simpler. 

Saya mengartikannya dengan, segala sesuatu harus dibuat sesederhana mungkin, tetapi tidak asal sederhana.

Kata sederhana pun punya banyak makna. Dan tidak semudah itu menjalaninya.

Sesuatu harus dibuat sesederhana mungkin agar mudah mencapai tujuan dan manfaat secara maksimal. Dari niat awal sesuatu itu dibuat. Sesuatu itu dibuat untuk tujuan tertentu. Tujuan tertentu itu hanya bisa diraih secara cepat dan tepat, jika sesuatu itu dibuat sederhana. Hal itu disebut sebagai tepat sasaran, tepat guna.

Segala sesuatu yang terlihat sederhana adalah hasil dari kerja keras yang tidak sederhana. Hasil dari proses kerja yang rumit dan melelahkan.

Proses yang melelahkan itu terjadi karena kurangnya jam terbang orang itu dalam bidang yang ia kerjakan. Semakin tinggi jam terbang seseorang dalam membuat sesuatu. Semakin cepat, efektif dan efisien dalam menciptakan sesuatu yang terlihat sederhana. Meskipun sebenarnya tidak sesederhana yang terlihat.

Pada akhirnya kita belajar bahwa proses tidak pernah mengkhianati hasil. 

Teruslah mengumpulkan jam terbang. Karena jam terbang tidak bisa bohong. Tingginya jam terbang seseorang dalam satu bidang, selalu berbanding lurus dengan kualitas karya yang dihasilkan orang tersebut.

(m. irham jauhari)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun