Mohon tunggu...
M. Irham Jauhari
M. Irham Jauhari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pendiri Terapifobia.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Dikenang Pembaca dengan Tulisan yang Menyentuh dan Lucu

2 Desember 2022   10:21 Diperbarui: 2 Desember 2022   21:00 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa depan selalu indah untuk dibayangkan. Karena kita belum sampai disana. 

Masa depan selalu tentang hari ini. Karena masa depan selalu tentang harapan, tujuan dan bayangan angan-angan. 

Kalau harus berkelana ke masa depan, saya akan mengelilingi dunia sampai ke ujung-ujungnya. Menikmati kota-kota eksotis, eksentrik dan modern. Menikmati pengalaman hidup di berbagai musim yang tidak pernah saya rasakan. Mencoba olahraga yang hanya bisa dilakukan di negara-negara tertentu. Seperti jetski.

Masa depan memanglah sesuatu yang lentur. Karena sangat tergantung dan erat kaitannya dengan apa yang kita lakukan hari ini. Hari ini saya menulis di Kompasiana, tentang kelana masa depan dan Kompasianival. Agar supaya mendapatkan pembaca, melatih otot menulis, agar di masa depan tulisan saya semakin menyentuh pembaca dan menghibur. Namun hari ini saya menulis, karena saya ingin menulis. Ingin menjadi bagian dari penulis yang terverifikasi centang biru di Kompasiana. Apalagi mulai beberapa hari ke depan, tepat pada lima desember. Centang hijau akan lenyap dari Kompasiana.

Menulis adalah seni. Sedangkan seni selalu memakai hati. Baik ketika menciptakan seni. Maupun untuk menikmati seni. Semua hal yang berbau seni, selalu berhubungan dengan hati, perasaan dan sesuatu yang menggerakkan umat manusia.

Ketika saya mengajukan Google Adsense blog saya yang kedua kalinya dan mendapat penolakan dengan alasan low value content. Saya men-takedown seratus lebih artikel yang menurut saya tidak berkualitas. 

Caranya dengan membaca ulang artikel saya tersebut dan menetapkan beberapa kriteria. Pertama, apakah tulisan saya tersebut membuat saya tertarik dan ingin membacanya lagi dan lagi. Apakah tulisan saya tersebut bisa menyentuh hati pembaca dan apakah tulisan saya itu lucu, bisa membuat pembaca tertawa.

Dan benar, setelah saya perhatikan dan nikmati hasil karya saya sendiri. Saya pun bisa membuat penilaian yang objektif bahwa artikel saya belum memenuhi syarat menjadi sebuah tulisan yang menyentuh dan lucu. Padahal ketika posting artikel tersebut saya merasa tulisan saya sudah oke.

Maka benarlah apa yang dikatakan oleh para penulis top Indonesia. Bahwa setiap tulisan butuh masa inkubasi. Masa dibiarkan begitu saja sampai kita benar-benar lupa pernah menulisnya. Lalu ketika pikiran kita telah "sedikit" melupakan apa yang kita tulis. Ketika kita membacanya kembali, kita bisa membuat koreksi yang lebih objektif terhadap tulisan kita sendiri.

Memang, jam terbang tidak berbohong. Seorang ahli selalu berawal dari seorang amatir yang terus menempa diri. Tidak peduli halang rintang menghadang dan seolah ingin menggagalkan. Seorang amatir yang berhasil melewati rintangan dengan gagah beranilah yang berhasil mengumpulkan jam terbang tinggi.

Sampai jumpa di masa depan. Dimana kita semua akan hadir disana dengan jam terbang yang berbeda dengan hari ini. Jauh lebih baik dari hari ini. Jauh lebih mumpuni dalam menulis dengan lebih luwes, dalam dan menyentuh. Karena, menurut hemat saya, pada akhirnya kita semua para kompasianer ingin menjadi penulis yang dikenang pembaca.

Dikenang bukan sembarang dikenang. Seorang penulis yang dikenang, pastilah sudah berhasil menyentuh relung hati pembacanya. Seperti Rhenald Kasali yang berhasil menyentuh hati dan memantik semangat saya melalui artikel berjudul "Paspor". Seperti Andrea Hirata dengan novel-novel yang penuh makna, apalagi Buku Besar Peminum Kopi dan Maryamah Karpov. Seperti Samuel Mulia dengan tulisan-tulisannya di Kolom Parodi Koran Kompas. Seperti Goenawan Mohamad dengan Caping-nya.

Sampai jumpa di masa depan. Dimana kita semua mencapai apa yang kita bayangkan hari ini. Sepelik apapun keadaan kita, sebagai penulis, kita selalu punya sebuah cara untuk menyalurkan dan mencari inspirasi dengan membaca dan menulis. Salah satu hal itu adalah dengan menjadi seorang kompasianer.

Saya masih bau kencur sebagai kompasianer dan masih haus prestasi di Kompasiana. Semoga dengan menulis kelana masa depan ini, langkah saya menuju centang biru semakin mendekati tujuan. 

Salam kenal dari saya, kompasianer pemula.

(M. Irham Jauhari)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun