Sampai jumpa di masa depan. Dimana kita semua akan hadir disana dengan jam terbang yang berbeda dengan hari ini. Jauh lebih baik dari hari ini. Jauh lebih mumpuni dalam menulis dengan lebih luwes, dalam dan menyentuh. Karena, menurut hemat saya, pada akhirnya kita semua para kompasianer ingin menjadi penulis yang dikenang pembaca.
Dikenang bukan sembarang dikenang. Seorang penulis yang dikenang, pastilah sudah berhasil menyentuh relung hati pembacanya. Seperti Rhenald Kasali yang berhasil menyentuh hati dan memantik semangat saya melalui artikel berjudul "Paspor". Seperti Andrea Hirata dengan novel-novel yang penuh makna, apalagi Buku Besar Peminum Kopi dan Maryamah Karpov. Seperti Samuel Mulia dengan tulisan-tulisannya di Kolom Parodi Koran Kompas. Seperti Goenawan Mohamad dengan Caping-nya.
Sampai jumpa di masa depan. Dimana kita semua mencapai apa yang kita bayangkan hari ini. Sepelik apapun keadaan kita, sebagai penulis, kita selalu punya sebuah cara untuk menyalurkan dan mencari inspirasi dengan membaca dan menulis. Salah satu hal itu adalah dengan menjadi seorang kompasianer.
Saya masih bau kencur sebagai kompasianer dan masih haus prestasi di Kompasiana. Semoga dengan menulis kelana masa depan ini, langkah saya menuju centang biru semakin mendekati tujuan.Â
Salam kenal dari saya, kompasianer pemula.
(M. Irham Jauhari)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H