Mahasiswa yang tergabung dalam kelompok KKN 44 Desa Sumber Padi mengunjungi salah satu umkm yang ada didesa tersebut.
Program ini dilaksanakan pada  Senin, (19,08, 2024) yang diikuti oleh rekan-rekan kelompok kkn 44 yang membantu proses kegiatan sosialisasi ini. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Ibu Yusniar, serta kata sambutan oleh abangda Mohd Tauhid Adsri selaku ketua kelompok kkn 44. Dalam program ini kami membuat upaya untuk penurunan kemiskinan ekstrim di desa Sumber Padi dengan melakukan sosialisasi dan memberikan saran untuk memasarkan produknya.Â
Usaha yang didirikan yaitu, usaha kripik dan bolu berbasis Hortikultura . Dimana awalnya membuat untuk di konsumsi oleh anak, suami, keluarga lalu memberanikan diri untuk menawarkan ke orang lain.
Usaha ini didirikan mulai dari tahun 2015. Sejarah berdirinya usaha ini pada awalnya para istri-istri dari bapak-bapak penyuluhan pertanian di desa sumber padi diberi perintah untuk membuat program kerja menanam berbagai tanaman pada tahun 2013 dan kebetulan orang ibu mendapatkan juara 1 di tingkat provinsi. Lalu diberi rumah KRPL pada tahun 2014 sebagai hadiah, lalu mulailah membuat produk produk kecil. Selanjutnya pada tahun 2018 didirikan program UPPK (Upaya Pengingkatan Pendapatan Keluarga) dan orang ibu menang untuk tingkat kabupaten.Â
Untuk produk yang di hasilkan berupa :
1. Keripik Pisang
2. Pisang Gosong
3. Stik Wortel
4. Stik Kentang
5. Stik Labu
6. Kripik Brokoli
7. Bolu Pisang
8. Bolu Ubi Ungu
9. stik sawi manis
Awal mula ide membuat produk makanan berbahan sayur-sayuran ini karena banyak anak-anak yang tidak suka makan sayur dengan membuat produk ini secara tidak langsung anak-anak sudah mengkonsumsi sayur berupa cemilan sehat. Produk ini tidak menggunakan pengawet sama sekali,bahan bahan yang digunakan juga bahan alami dan premium.
Pendiri usaha ini : Usaha ini didirikan Bersama oleh kelompok Wanita tani Mekar Lestari sebanyak 30 anggota kelompok, namun banyak anggota kelompok yang terkendala oleh jarak antara rumah anggota dan rumah produksi sehingga banyak anggota kelompok yang menyerahkan usaha ini ke ibu yusniar saja.Â
Lokasi usaha ini, Di desa Sumber Padi, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batubara.
Proses pembuatan stik labu untuk bahan-bahan yang digunakan seperti :
1 kg labu
3kg tepung (Bahan tepung roti 2kg dan Tepung kanji 1kg)
Garam secukupnya
Proses pembuatannya :
Labu di kukus lalu di haluskan.
 Kemudian dicampur kedalam adonan tepung roti dan tepung kanji.
Setelah itu beri garam secukupnya lalu di ratakan.Â
Setelah adonan merata kemudian di cetak menggunakan mesin.
Lalu di gunting sesuai ukuran yang diinginkan.
Selanjutnya di goreng dengan minyak yang cukup banyak dan panas.Â
Lalu setelah kecoklatan stik labu di tiriskan dan siap di kemas.
Catatan : Dengan bahan bahan tersebut mendapatkan hasil 4-5 kg produk stik labu siap dipasarkan.
Produk yang dibuat oleh ibu Yusniar ini dapat awet sekitar 2 bulan tergantung tempat dimana produk dijual. Jika di ruangan ber AC akan lebih lama awetnya. Dan produk ini sudah memiliki brand sendiri.
Ibu Yusniar dan yang lainnya membuat produk sesuai dengan banyaknya pesanan oleh pembeli. Untuk produk yang di produksi setiap harinya seperti kripik pisang, stik labu, bolu pisang dan pisang gosong dengan jumlah yang terbatas, karena ketersediaan bahan yang terbatas. Produk ibu yusniar bisa di beli dari mulai harga 5000 dengan berat produk 120 gr.Â
Untuk pemasaran produk, ibu Yusniar membuka toko oleh-oleh didepan rumah produksi dengan menjual berbagai produk seperti keripik pisang,stik labu dll. Untuk penjualan bolu pisang ibu Yusniar biasanya mendapat pesanan dari warung warung sekitar utuk dijual kembali. Ibu Yusniar juga memasarkan produknya melalui Facebook (Yusniar S).
Karyawan yang membantu ibu disini merupakan anggota dari kelompok Wanita tani mekar sari.Â
Untuk bahan-bahan pembuatan produk seperti pisang, ubi, dll diambil dari hasil kebun dari anggota kelompok tani, dan jika kurang barulah diambil dari luar.Â
Pisang yang digunakan itu Pisang Nangka dan pisang kepok kuning untuk membuat kripik pisang.Â
Diperlukan inovasi setiap tahunnya untuk menjaga kualitas untuk diminati banyak orang. Namun konsumen malah lebih banyak menyukai produk yang original dibandingkan dengan menambahkan inovasi yang lain. Contohnya dulu pernah membuat keripik pisang lumer yang di lelehkan coklat, dari segi ketahanan produk itu lebih cepat apek atau gak tahan, coklatnya juga uda gak enak. Sedangkan kripik pisang yang original lebih tahan lama dan peminatnya lebih banyak untuk semua kalangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H