Menurut data BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), kota balikpapan sering mengalami tiga bencana, seperti kebakaran, banjir, dan longsor. Pada tahun 2020, banjir terjadi sebanyak 149 kali, 78 keluarga terdampak, dan total kerugian yang mencapai Rp.390 juta. Kejadian ini kemungkinan besar terus meningkat karena tingginya curah hujan dan banyak warga yang migrasi ke balikpapan. Pemkot Balikpapan mengatakan bahwa mereka melakukan beberapa langkah untuk mengurangi kejadian ini, tetapi langkah ini masih belum cukup untuk menangani banjir. Sedangkan untuk longsor, kepala BPBD Kota Balikpapan, Usman Ali mengatakan bahwa longsor kerap terjadi karena Balikpapan memiliki lahan yang berbukit, ia juga mengakatan bahwa data pemetaan dan papan peringatan sudah dipasangi bisa digunakan untuk menjadi bahan pertimbangan saat pembangunan. Dan untuk kebakaran, upaya yang dilakukan oleh Pemkot dan BPBD untuk mengurangi kebakaran dengan melakukan pelatihan pemadaman api, memperbanyak hydrant, melakukan pengawasan di daerah kumuh, dan mereka dalam proses pengajuan untuk menambah anggota dan pos bencana.
Dari hal yang dibahas diatas, dapat disimpulkan bahwa dipindahkannya ibu kota ke Kalimantan Timur sangat memberikan efek positif terhadap Kota Balikpapan. Ini dibuktikan dengan data BPS yang meningkat dari tahun lalu. Namun, Kota Balikpapan juga masih ada hal yang kurang, baik secara infrastruktur transportasi, maupun dalam penanggulangan bencana. Tetapi saya berharap bahwa pemerintah setempat bersama dengan instansi lainnya dapat bekerja sama untuk menjadikan Kota Balikpapan menjadi lebih baik, sebagai otot pendukung Pembangunan Ibu Kota Nusantara.
Sumber referensi:
https://balikpapankota.bps.go.id/id
https://m-edukasi.kemdikbud.go.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H