Mohon tunggu...
Irfan Suparman
Irfan Suparman Mohon Tunggu... Penulis - Fresh Graduate of International Law

Seorang lulusan Hukum yang hobi membaca dan menulis. Topik yang biasa ditulis biasanya tentang Hukum, Politik, Ekonomi, Sains, Filsafat, Seni dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Review Buku "21 Lessos for The 21st Century", Yuval Noah Harari: AI Siap Meretas Manusia

23 November 2021   18:38 Diperbarui: 23 November 2021   18:48 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku 21 Lessons for the 21st Century menjelaskan dampak AI. ilustrasi oleh Comfreak/Pixabay.com

Review Buku 21 Lessons For The 21st Century yang banyak menjelaskan tentang teknologi dan segala prahanya.

Buku 21 Lessons for The 21st Century diterjemahkan menjadi 21 Adab untuk Abad ke 21. Buku ini sebanyak 392 halaman ditulis oleh Yuval Noah Harari.

Dalam buku 21 Lessons For The 21st Century, Yuval Noah Harari banyak menjelaskan pandangannya tentang kecerdasan buatan (AI).

Pada bab pertama buku ini, Yuval secara terang-terangan membuka pandangan kita tentang dampak dari kecerdasan buatan dalam segala aspek, mulai dari ekonomi sampai psikologi.

Dalam buku ini, Yuval juga menjabarkan ciri masyarakat, karakteristik dan konflik kelas pada abad ke-21.

Dalam kalender Gregorian, abad 21 dimulai dari 1 Januari 2001 sampai 31 Desember 2100. Di dunia, kemunculan abad ke-21  didahului dengan penemuan teknologi, penjelajahan antariksa, perang dingin dan postmodernisme seperti yang dijelaskan sejarawan berkebangsaan Israel dalam buku 21 Lessons For The 21st Century.

Yuval Noah sangat khawatir dengan perkembangan AI yang semakin tidak bisa terkendali. Keyakinannya tentang teknologi AI yang akan menggeser manusia dalam beberapa bidang pekerjaan di abad 21.

"AI tidak hanya berdiri siap untuk meretas manusia dan mengungguli mereka dalam apa yang hingga kini merupakan keterampilan manusia," halaman 24.

Kecenderungan manusia dalam mengkonsumsi media sosial terlalu berlebih juga menjadi kutukan terhadap kebebasan manusia di Abad 21. Yuval menjelaskan bahwa media sosial sangat mempengaruhi pikiran dan perasaan manusia abad ke 21.

Hal tersebutlah yang menjadikan kekhawatirannya terhadap demokrasi. Ia memberikan contoh bagaimana media sosial bisa memanipulasi pandangan kita terhadap politik nasional maupun internasional.

"Ketergantungan pada hati ini mungkin terbukti menjadi titik lemah demokrasi liberal. Ketika seseorang (entah di Beijing atau di San Fransisco) mendapatkan kemampuan teknologi untuk meretas dan memanipulasi hati manusia, politik demokratis akan bermutasi menjadi pertunjukan boneka emosional," halaman 51.

Yuval Noah Harari juga beranggapan bahwa algoritma akan mengambil peran lebih banyak dalam mengambil keputusan. Hal itu menyebabkan kehilangan kemampuan kita dalam mengambil keputusan secara bertahap.

"AI membuat keputusan yang lebih baik daripada kita tentang karir dan mungkin bahkan hubungan, maka konsep kemanusiaan dan kehidupan kita harus berubah," halaman 61.

Yuval sangat takut dengan kondisi pengetahuan manusia pada abad 21. Yuval merasa manusia dengan komputer memiliki perbedaan yang sangat kontras. Perbedaan tersebut mengenai kecerdasan dan kesadaran. Manusia sangat terbatas pengetahuannya perihal kesadaran.

Kondisi tersebut sangat berbahaya menurut Yuval Noah Harari, jika kita terus melakukan inovasi terhadap AI dan sedikit mengembangkan kesadaran manusia, maka kecerdasan buatan hanya memberikan kuasa pada kebodohan alamiah manusia.

Dampak dari kecerdasan buatan yang dijelaskan Yuval Noah Harari sungguh banyak. Selengkapnya bisa anda baca buku 21 Lessons for The 21st Century.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun