"Ketergantungan pada hati ini mungkin terbukti menjadi titik lemah demokrasi liberal. Ketika seseorang (entah di Beijing atau di San Fransisco) mendapatkan kemampuan teknologi untuk meretas dan memanipulasi hati manusia, politik demokratis akan bermutasi menjadi pertunjukan boneka emosional," halaman 51.
Yuval Noah Harari juga beranggapan bahwa algoritma akan mengambil peran lebih banyak dalam mengambil keputusan. Hal itu menyebabkan kehilangan kemampuan kita dalam mengambil keputusan secara bertahap.
"AI membuat keputusan yang lebih baik daripada kita tentang karir dan mungkin bahkan hubungan, maka konsep kemanusiaan dan kehidupan kita harus berubah," halaman 61.
Yuval sangat takut dengan kondisi pengetahuan manusia pada abad 21. Yuval merasa manusia dengan komputer memiliki perbedaan yang sangat kontras. Perbedaan tersebut mengenai kecerdasan dan kesadaran. Manusia sangat terbatas pengetahuannya perihal kesadaran.
Kondisi tersebut sangat berbahaya menurut Yuval Noah Harari, jika kita terus melakukan inovasi terhadap AI dan sedikit mengembangkan kesadaran manusia, maka kecerdasan buatan hanya memberikan kuasa pada kebodohan alamiah manusia.
Dampak dari kecerdasan buatan yang dijelaskan Yuval Noah Harari sungguh banyak. Selengkapnya bisa anda baca buku 21 Lessons for The 21st Century.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H