Mohon tunggu...
Irfan Suparman
Irfan Suparman Mohon Tunggu... Penulis - Fresh Graduate of International Law

Seorang lulusan Hukum yang hobi membaca dan menulis. Topik yang biasa ditulis biasanya tentang Hukum, Politik, Ekonomi, Sains, Filsafat, Seni dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Review Buku 21 Lessons For The 21st Century Yuval Noah Harari

11 April 2021   14:51 Diperbarui: 11 April 2021   16:12 5814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh Penulis

Membaca buku merupakan kegiatan yang harus menjadi kegiatan wajib manusia dari zaman dahulu sampai abad ke-21. Kehadiran AI (Artificial Intelgence) memberikan segudang dampak positif dan sepaket dampak negatif. 

Dampak positifnya informasi jadi lebihh mudah didapatkan hanya dengan satu frasa "Ok! Google.", mesin penelusuran akan memberikan informasi yang kita butuhkan. 

Dampak negatifnya kita ketergantungan dengan AI sehingga kita tidak mandiri dalam menemukan dan menyimpan informasi dalam memori otak kita. 

Kegiatan membaca buku merupakan kegiatan yang harus terus dilestarikan guna menceegah manusia ketergantungan dengan AI. 

Yuval Noah Harari menjelaskan secara terang-terangan dampak AI dalam segala aspek, mulai dari ekonomi sampai psikologi. 

Dalam bukunya, 21 Lessons For The 21st Century membantu manusia zaman sekarang menemukan jawaban atas kebingungan pada setiap lini masalah abad 21.

Abad ke-21 dalam kalender Gregorian, dimulai dari 1 Januari 2001 sampai 31 Desember 2100. Di dunia, kemunculan abad ke-21  didahului dengan penemuan teknologi, penjelajahan antariksa, perang dingin dan postmodernisme. 

Pada akhir abad ke-20, Indonesia hampir mengalami revolusi karena kediktatoran dan arogansi militer serta globalisasi yang berdampak pada penumpukan hutang. 

Diawal abad ke-21, Indonesia harus bangkit berjuang melawan krisis moneter dan gerakan-gerakan separatis yang terjadi di Aceh dengan organisasi yang bernama Gerakan Aceh Merdeka. Sementara dunia dikejutkan dengan peristiwa nine-eleven WTC. 

Globalisasi mendatangkan terorisme dan terorisme berhasil menciptakan ketakutan serta membentuk imajinasi global tentak rupa terorisme. 

Perang yang tidak akan mungkin bisa dimenangkan oleh teroris menjadi perhatian negara ketimbang negara memperhatikan kebijakan ekonomi yang berdampak pada sektor lingkungan. 

Dalam buku tersebut, Yuval Noah Harari menjelaskan secara gambalang polemik yang terjadi pada abad ke-21 mulai dari perang, terorisme sampai pada otoritas baru yang bernama algoritma. 

Sebelumnya, Yuval menjelaskan dalam Homo Deus, bahwa organisme adalah algoritma. Artinya organisme tidak memiliki kebebasan tidak seperti yang dikatakan filsuf-filsuf liberalisme. Algoritma membentuk dunia yang manipulatif, memantau dan memberikan pilihan politik sampai pilihan produk untuk ke pesta. 

Buku ini menyadarkan berbagai ancaman nyata manusia tentang perbedaan antara fiksi dan realitas. Yuval memberikan suatu asumsi, untuk memahami perbedaan tersebut manusia harus beranggapan bahwa hidup adalah penderitaan. 

Ketakutan yang diciptakan oleh teroris merupakan suatu bentuk penderitaan. Parahnya, banyak yang tidak mengetahui bahwa pada abad ini, setengah kekayaan dunia dikuasai oleh satu persen populasi umat manusia. Membaca 21 Lessons For The 21st Century mengajak kita untuk memahami permasalahan global yang pelik.

Penulis buku Sapiens: A Brief History of Humankind dan Homo Deus: A Brief History of Tomorrow ini memberikan pemahaman kepada para pembaca dengan pisau analitik-historis. Ia selalu mengulas bagaimana Revolusi Saintifik merubah semua tatanan sosial dan reformasi kebijakan. 

Dengan latar belakangnya sebagai seorang sejarawan Israel yang juga menjabat sebagai profesor di Departemen Sejarah, Universitas Ibrani Yerusalem. 

Di buku 21 Lessons For The 21st Century tidak lagi menjelaskan bagaimana manusia memperoleh kekayaan dan menindas orang lain dengan kekayaan tapi menjelaskan bagaimana fenomena yang terjadi saat ini adalah bagian dari proses seleksi alam dan kita tidak dapat menginjak rem kelajuan ini. 

Pada bab terakhir buku ini, Yuval menceritakan bagaimana budhisme membantu manusia untuk menyelam ke dalam diri sendiri dengan metode meditasi, dengan dijelaskannya budhisme bukan berarti Yuval tertarik untuk menjadi seorang budha. Hal yang ingin disampaikan adalah setiap agama memilik caranya untuk bermeditasi.

Saat ini dunia sedang mengalami revolusi industri 4.0. Perpindahan segala bentuk aspek kehidupan termasuk kehidupan bersosial dilakukan dalam jaringan internet. 

Puncaknya masalahnya adalah kelebihan informasi dan pencurian data digital. Hak atas privasi terancam dan manusia tidak lagi memiliki kebebasannya. Buku ini sangat direkomendasikan untuk dibaca segera, karena permasalahan abad 21 semakin kompleks dan susah dicari jalan keluarnya.

Kehadiran internet serta perkembangannya merupakan peristiwa besar dalam abad ke-21. Bagaimana internet bisa menjadi pertimbangan untuk mengambil keputusan. Seseorang bisa sakit mental hanya karena sosial medianya tidak memnuhi standar global. 

Untuk itu, buku ini fokus pada masalah internet dengan formula Big Data. Resolusi yang ditawarkan dalam buku ini secara implisit mengajak kita untuk lebih awerness terhadap data pribadi kita.

Buku ini sangat cocok dibaca untuk membantu menemukan jawaban atas polemik abad ke-21. Yuval menulis buku ini dengan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami. Metode berpikir melalui analitis-histori merupakan nilai dasar untuk memahami ciri dan kondisi abad ke-21. 

Penjelasan dalam buku ini tidak sedetail buku-buku sebelumnya. Menurut pandangan saya, untuk memahami sejarah masa kini dan masa depan perlu penarikan materi yang lebih rinci dan konkret.

Membaca menjadi kewajiban untuk memahami diri sendiri dan membuka jendela pemikiran. 21 Lessons 21st Century hadir untuk menyadarkan kita dalam prahara abad ke-21. 

Karena banyak penderitaan yang kita tidak dapat membedakannya dengan kebahagiaan. Untuk itu jangan lemah untuk membaca, kuat-kuatlah dan mari hadapi bersama kelajuan zaman ini dengan pemikiran yang sadar akan pentingnya memahami diri sendiri dan peka terhadap lingkungan sekitar. Selamat membaca!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun