Mohon tunggu...
Financial

Pemanfaatan Potensi Lokal Ampas Tebu Menjadi Keripik sebagai Upaya Meningkatkan Kesejahteraan dan Perekonomian Keluarga

15 Februari 2019   09:16 Diperbarui: 15 Februari 2019   10:05 2903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsumsi serat pangan yang cukup, akan memberi bentuk, meningkatkan air dalam feses menghasilkan feces yang lembut dan tidak keras sehingga hanya dengan kontaksi otot yang rendah feces dapat dikeluarkan dengan lancar. Hal ini berdampak pada fungsi gastrointestinal lebih baik dan sehat.

4. Mencegah Kanker Kolon (Usus Besar)

Penyebab kanker usus besar diduga karena adanya kontak antara sel-sel dalam usus besar dengan senyawa karsinogen dalam konsentrasi tinggi serta dalam waktu yang lebih lama. Beberapa hipotesis dikemukakan mengenai mekanisme serat pangan dalam mencegah kanker usus besar yaitu konsumsi serat pangan tinggl maka akan mengurangi waktu tansit makanan dalam usus lebih pendek, serat pangan mempengaruhi mikroflora usus sehingga senyawa karsinogen tidak terbentuk, serat pangan bersifat mengikat air sehingga konsentrasi senyawa karsinogen menjadi lebih rendah.

5. Mengurangi Tingkat Kolesterol dan Penyakit Kardiovaskuler

Serat larut air menjerat lemak di dalam usus halus, dengan begitu serat dapat menurunkan tingkat kolesterol dalam darah sampai 5% ataa lebih. Dalam saluran pencernaan serat dapat mengikat garam empedu (produk akhir kolesterol) kemudian dikeluarkan bersamaan dengan feses. Dengan demikian serat pangan mampu mengurangi kadar kolesterol dalam plasma darah sehingga diduga akan mengurangi dan mencegah resiko penyakit kardiovalkuler. Meskipun serat pangan memberikan efek positif terhadap kesehatan, rurmun juga memberikan efek negatif, sehingga serat pangan tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan, sebagai acuan kebutuhan serat yang diaqiurkan yaitu 30 gram/hari (Agus Santoso, 2010).

Dapat diperoleh informasi bahwa limbah ampas tebu banyak berserakan dan menjadikan kotor lingkurgan. Padahal, ampas tebu sendiri jika dilakukan inovasi akan menghasilkan suatu produk yang sangat menguntungkan baik dari segi perekonomian hingga segi kesehatan, yaitu mengandung zat selulosa yang merupakan salah satu zat yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh, khususnya untuk melancarkan pencernaan. Maka dari itu perlu dilakukan pengolahan tertentu terhadap lirnbah ampas tebu supaya dapat menambah nilai guna hingga menjadi produk yang bermanfaat bagi perekonomian serta kesehatan. Yang pertama harus dilakukan adalah mengolah limbah irmpas tebu. Ampas tebu harus dibuat sedemikian rupa agar dapat menjadi produk yang praktis, efektif, dan memiliki nilai ekonomis. Salah satu caranya adalah dengan mengubah ampas tebu menjadi kripik ampas tebu "KrisBu".

Proses yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut :

1. Pembersihan ampas tebu

Ampas tebu yang telah dikumpulkan diambil bagian putih yang lunak lalu dibersihkan dengan cara merendamnya dalam air sambil dibersihkan bagian yang masih kotor hingga benar-benar bersih .

2. Pengeringan ampas tebu

Ampas tebu yang telah melalui proses pembersihan, dikeringkan dibawah terik matahari selama kurang lebih dua hari .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun