Kesejahteraan merupakan sebuah tujuan dari keluarga. Kesejahteraan dapat diartikan sebagai kemampuan keluarga untuk memenuhi semua kebutuhan untuk bisa hidup layak, sehat, sejahtera, berpendidikan dan produktif. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Maret 2018 jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 25,95 juta jiwa (9,82%). Penduduk miskin ini sebagian besar tinggal di wilayah perdesaan yang erat kaitannya dengan usaha pertanian.
Dalam memahami realitas tingkat kesejahteraan, pada dasarnya terdapat beberapa factor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan tingkat kesejahteraan antara lain:
(1) social ekonomi rumah tangga atau masyarakat,
(2) struktur kegiatan ekonomi sektoral yang menjadi dasar kegiatan produksi rumah tangga atau masyarakat,
(3) potensi regional (sumber daya alam, lingkungan dan insfrastruktur) yang mempengaruhi perkembangan struktur kegiatan produksi, dan
(4) kondisi kelembagaan yang membentuk jaringan kerja produksi dan pemasaran pada skala lokal, regional dan global.
Keluarga di desa Gunung Agung, Kecamatan Terusan Nunyai, Lampung, mayoritas penduduknya beragama Islam dan terdiri  dari berbagai macam suku, dilihat dari pekerjaannya di Desa Gunung Agung banyak macamnya namun yang paling banyak adalah sebagai petani tebu disamping pekerjaan lainnya seperti PNS, Pedagang dan Bertukang, namun mengusahkan tanaman tebu sebagai tanaman utama.
Sebagai tanaman utama yang diusahakan, maka ketergantungan terhadap pendapatan dari hasil penjualan tebu ini sangat mempengaruhi tingkat kesejahteraan mereka. Dari permasalahan diatas penulis membuat suatu inovasi dalam mensukseskan ProgramKeluargaHarapan yaitu Pemanfaatan Potensi Lokal Ampas Tebu (Ambu) Sebagai Upaya Meningkatkan Kesejahteraan dan Perekonomian Keluarga guna mewujudkan keluarga mandiri dan sejahtera PKHKemensos.
Tebu adalah tanaman jenis rumput-rumputan yang ditanam untuk bahan baku gula. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis.Tebu mempunyai akar serabut yang panjangnya dapat mencapai satu meter. Sewaktu tanaman masih muda atau berupa bibit, ada dua macam akar yaitu akar setek dan akar tunas. Akar setek/bibit tumbuh dari setek batangnya.Â
Dalam masa pertumbuhannya tanaman tebu membutuhkan banyak air, sedangkan ketika tebu akan menghadapi waktu masak menghendaki keadaan kering sehingga pertumbuhannya terhenti. Apabila hujan turun terus menerus akan menyebabkan tanaman tebu rendah rendemennya. Jadi jelas bahwa tebu selain memerlukan daerah yang beriklim panas, juga diperlukan adanya perbedaan yang nyata arfiara musim hujan dan musim kemarau (Notojoewono (1967) dalam Haryanti, 2008).
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengolah limbah ampas tebu menjadi makanan ringan yaitu kripik guna menciptakan masyarakat mandiri dan meningkatkan derajat perekonomian serta kesejahteraan keluarga. Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan, selama ini limbah ampas tebu dari sisa pengolahan pabrik gula yang volumenya mencapai 20-40% dari total volume tebu gtling (Samsuri. at al., 2007) hanya dibiarkan berserakan dan mengotori lingkungan.Â
Kurang baiknya sanitasi akibat sulitnya penyediaan air sebagian besar kota di Indonesia menggunakan air sungai/air pernukaan lain sebagai sumber air baku untuk air bersih. Bila air permukaan tercemar limbah ampas tebu, otomatis penyediaan air akan terganggu. Terganggunya penyediaan air akan berakibat pada buruknya sanitasi. Perlu dilakukan pengelolaan lingkungan untuk meminimalisir dampak.
Disini dibuatlah suatu inonasi yang diberi nama KrisBu (Keripik Ampas Tebu) yaitu keripik yang berbahan dasar ampas tebu. Limbah ampas tebu yang kami gunakan yaitu ampas tebu yang berasal dari limbah pabrik gula yang ditujukan untuk menambah nilai guna ampas tebu yang umumnya dianggap sebagai sampah namun ternyata memiliki potensi peluang usaha yang besar. Selain itu ampas tebu juga memiliki kandungan selulosa 52,7% (Samsuri. at al.,2007) yang baik bagi kesehatan yaitu memperlancar pencernaan.
Serat pangan, dikenal juga sebagai serat diet atau dietary fiber, merupakan bagian dari tumbuhan yang dapat dikonsumsi dan tersusun dari karbohidrat yang memiliki sifat resistan terhadap proses pencernaan dan penyerapan di usus halus manusia serta mengalami fermentasi sebagian atau keseluruhan di usus besar. Jadi serat pangan merupakan bagian dari bahan pangan yang tidak dapat dihidrolosis oleh enzim-enzim pencernaan. Sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan sumber serat pangan yang sangat mudah ditemukan dalam bahan makanan.Â
Akhir-akhir ini adanya perubahan pola konsumsi pangan di Indonesia menyebabkan berkurangnya konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan hasil penelitian dan kajian diikuti juga terjadinya pergeseran atau perubahan pola penyakit pernyebab mortalitas dan morbiditas di kalangan masyarakat, ditandai dengan perubahan pola penyakit-penyakit infeksi menjadi penyakit-penyakit degeneratif dan metabolik.Â
Secara nyata dialami oleh masyarakat perkotaan yang sebagian masyarakatnya begitu sibuk dan cenderung mengkonsumsi makanan siap saji, dan terjadi pergeseran pola makan dari tinggi karbohidrat, tinggi serat, dan rendah lemak ke pola konsumsi rendah karbohidrat, rendah serat, tinggi lemak dan tinggi protein. Hal inilah yang menyebabkan tingginya kasus penyakit seperti jantung koroner, kanker kolon (usus besar), dan penyakit degeneratif  lainnya di Indonesia (Agus Santososo, 2011).
Meskipun tidak mengandung zat gizi, serat pangan menguntungkan bagi kesehatan. Beberapa peneliti dan penulis Olwin Nainggolan dan Coenelis Adimunca, (2005); Sutrisno Koswara (2010); Tensiska (2008); Jansen Silalahi dan Netty Hutagalung (2010); Anonim (2010a); Anonim (2010b); Anik Herminingsih (2010), mengemukakan beberapa manfaat serat pangan (dietary fiber) untuk kesehatan yaitu :
l. Mengontrol berat badan atau kegemukan (obesitas)
Serat larut air (soluble fiber), seperti pektin serta beberapa hemiselulosa mempunyai kemampuan menahan air dan dapat membentuk cairan kental dalarn saluran penceflman. Sehingga makanan kaya akan serat, waktu dicema lebih lama dalam lambung, kemudian serat akan menarik air dan memberi rasa kenyang lebih lama sehingga mencegah untuk mengkonsumsi makanan lebih banyak. Makanan dengan kandungan serat kasar yang tinggi biasanya mengandung kalori rendah, kadar gula dan lemak rendah ya ng dapat membantu mengurangi terjadinya obesitas.
2. Penanggulangan Penyakit Diabetes
Serat pangan mampu menyerap air dan mengikat glukosa sehingga mengurangi ketersediaan glukosa. Diet cukup serat juga menyebabkan terjadinya kompleks karbohidrat dan serat, sehingga daya cema karbohidrat berkurang. Keadaan tersebut mampu meredam kenaikan glukosa darah dan menjadikannya tetap terkontrol.
3. Mencegah Gangguan Gastrointestinal
Konsumsi serat pangan yang cukup, akan memberi bentuk, meningkatkan air dalam feses menghasilkan feces yang lembut dan tidak keras sehingga hanya dengan kontaksi otot yang rendah feces dapat dikeluarkan dengan lancar. Hal ini berdampak pada fungsi gastrointestinal lebih baik dan sehat.
4. Mencegah Kanker Kolon (Usus Besar)
Penyebab kanker usus besar diduga karena adanya kontak antara sel-sel dalam usus besar dengan senyawa karsinogen dalam konsentrasi tinggi serta dalam waktu yang lebih lama. Beberapa hipotesis dikemukakan mengenai mekanisme serat pangan dalam mencegah kanker usus besar yaitu konsumsi serat pangan tinggl maka akan mengurangi waktu tansit makanan dalam usus lebih pendek, serat pangan mempengaruhi mikroflora usus sehingga senyawa karsinogen tidak terbentuk, serat pangan bersifat mengikat air sehingga konsentrasi senyawa karsinogen menjadi lebih rendah.
5. Mengurangi Tingkat Kolesterol dan Penyakit Kardiovaskuler
Serat larut air menjerat lemak di dalam usus halus, dengan begitu serat dapat menurunkan tingkat kolesterol dalam darah sampai 5% ataa lebih. Dalam saluran pencernaan serat dapat mengikat garam empedu (produk akhir kolesterol) kemudian dikeluarkan bersamaan dengan feses. Dengan demikian serat pangan mampu mengurangi kadar kolesterol dalam plasma darah sehingga diduga akan mengurangi dan mencegah resiko penyakit kardiovalkuler. Meskipun serat pangan memberikan efek positif terhadap kesehatan, rurmun juga memberikan efek negatif, sehingga serat pangan tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan, sebagai acuan kebutuhan serat yang diaqiurkan yaitu 30 gram/hari (Agus Santoso, 2010).
Dapat diperoleh informasi bahwa limbah ampas tebu banyak berserakan dan menjadikan kotor lingkurgan. Padahal, ampas tebu sendiri jika dilakukan inovasi akan menghasilkan suatu produk yang sangat menguntungkan baik dari segi perekonomian hingga segi kesehatan, yaitu mengandung zat selulosa yang merupakan salah satu zat yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh, khususnya untuk melancarkan pencernaan. Maka dari itu perlu dilakukan pengolahan tertentu terhadap lirnbah ampas tebu supaya dapat menambah nilai guna hingga menjadi produk yang bermanfaat bagi perekonomian serta kesehatan. Yang pertama harus dilakukan adalah mengolah limbah irmpas tebu. Ampas tebu harus dibuat sedemikian rupa agar dapat menjadi produk yang praktis, efektif, dan memiliki nilai ekonomis. Salah satu caranya adalah dengan mengubah ampas tebu menjadi kripik ampas tebu "KrisBu".
Proses yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut :
1. Pembersihan ampas tebu
Ampas tebu yang telah dikumpulkan diambil bagian putih yang lunak lalu dibersihkan dengan cara merendamnya dalam air sambil dibersihkan bagian yang masih kotor hingga benar-benar bersih .
2. Pengeringan ampas tebu
Ampas tebu yang telah melalui proses pembersihan, dikeringkan dibawah terik matahari selama kurang lebih dua hari .
3. Penghalusan ampas tebu
Setelah dikeringkan, lalu ampas tebu ditumbuk menggunakan alat deplok. setelah itu dihaluskan lagi menggunakan blender hingga benar-benar
menjadi halus menyerupai tepung.
4. Pembuatan adonan kripik ampas tebu
Pada tahap pembuatan adonan, bawang putih dihaluskan terlebih dahulu hingga kemudian disatukan dengan semua bahan (perbandingan tepung ampas tebu dengan tepung kanji adalah 3:1). Disini kami menggunakan takaran gelas. Adonan tersebut sambil dicampur dengan air hangat lalu diuleni. setelah ulenan adonan jadi, adonan tersebut dibuat hingga berbentuk lonjong seperti sosis dan dikukus hingga kurang lebih jam. Setelah matang lalu dipotong tipis membentuk kripik lalu keringkan selama 1 hari dibawah terik matahari.
5. Penggorengan kripik ampas tebu
Keripik ampas tebu yang telah kering lalu digoreng sampai berwarna kuning kecoklatan, lalu tiriskan.
6. Pengemasan produk Kripik ampas tebu "KrisBu"
Tahap ini merupakan tahap terakhir, yaitu pengemasan. Pengemasan dilakukan dengan menggunakan kemasan cup plastik kecil lalu dipres dengan tutup plastik.
Jadi KrisBu sangat baik jika dikembangkan sebagai usaha masyarakat supaya dapat membangun perekonomian masyarakat. Sehingga salah satu faktor penghambat pembangunan kesehatan yaitu perekonomian yang rendah dapat teratasi serta menciptakan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat untuk mensukseskan ProgramKeluargaHarapan dari PKHKemensos.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H