Mohon tunggu...
moh irfan rizqy
moh irfan rizqy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

A student actively involved at Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, with a strong passion for organizations and politics, grew up in an environment surrounded by activists. This background has shaped the writer into an organizer capable of both leading and being led, always ready to collaborate effectively in a team. The writer’s organizational experience serves as a strong foundation, enabling them to quickly adapt to new environments and contribute positively.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kembang desa layu di kota

13 Desember 2024   20:00 Diperbarui: 13 Desember 2024   19:44 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.app.goo.gl/d9tkt7Bg615eF41fA

Satu malam, ia bertemu dengan Rian---seorang mahasiswa teknik yang tampaknya selalu tahu bagaimana mengatur suasana. Rian pandai berbicara, selalu punya cerita menarik, dan bisa membuat Dini merasa istimewa. Awalnya, hubungan mereka terasa ringan, hanya sekadar berkencan di kafe, berbincang tentang kehidupan, dan kadang, minum bersama.

Namun, seiring berjalannya waktu, Dini merasa semakin terjerat. Rian mulai mengajaknya melakukan hal-hal yang lebih jauh. Seks, narkoba, dan dunia yang jauh dari nilai-nilai yang dulu ia pegang. Tetapi, yang paling membuat Dini bingung adalah perasaan kosong setelah setiap pertemuan---sebuah kekosongan yang ia coba isi dengan hal-hal yang semakin menghancurkannya.

Suatu malam setelah pesta, Dini terbangun di apartemen Rian. Badannya terasa pegal, pikirannya kabur, dan perasaan malu yang tak bisa ia sembunyikan merayapi hatinya. Terkadang, ia merasa dirinya bukan lagi Dini yang dulu---gadis desa yang ceria dan penuh harapan. Ia hanya merasa lelah. Semua itu terasa begitu mengikat dan menyesakkan.

Bab 3: Menjauh dari Diri

Semakin lama Dini semakin kehilangan arah. Nilai kuliahnya menurun drastis, dan hubungan dengan orang tuanya mulai renggang. Ia jarang mengangkat telepon dari ibu yang selalu bertanya, "Kamu baik-baik saja, Dini?" Jawaban yang diberikan selalu sama---"Iya, Ma, baik-baik saja." Tapi, entah mengapa, hatinya selalu merasa hampa.

Di kampus, Dini mulai menjauh dari teman-teman yang peduli padanya. Ia lebih sering menghabiskan waktu dengan Toni dan Dita, yang selalu membawanya ke tempat-tempat yang jauh dari dunia yang ia kenal. Suatu malam, setelah pesta yang berlangsung hingga subuh, Dini berdiri di luar klub malam, menatap kota yang sepertinya tak pernah tidur. Ia merasa asing---tidak hanya dengan orang-orang di sekitarnya, tapi juga dengan dirinya sendiri.

Bab 4: Titik Balik

Pada suatu sore yang panas, Dini tak sengaja bertemu dengan Rina, teman lama dari kampung halaman, yang kini aktif di organisasi kemahasiswaan. Rina menatapnya dengan tatapan penuh perhatian. "Dini, kamu kelihatan berbeda. Apa kamu baik-baik saja?" tanyanya dengan nada lembut, namun penuh kekhawatiran.

Dini hanya diam, terperangah. Selama ini, ia tak pernah menyadari seberapa jauh ia sudah tersesat. Rina, dengan segala kepedulian yang tulus, mengajaknya bergabung dalam kegiatan sosial yang tengah berlangsung di kampus---sebuah kegiatan amal untuk anak-anak yatim di sekitar Yogyakarta. Awalnya, Dini hanya mengikutinya dengan terpaksa, karena merasa tidak ada pilihan lain.

Namun, saat terlibat dalam kegiatan itu, Dini merasakan sesuatu yang tak pernah ia rasakan sebelumnya: kedamaian. Di antara tawa anak-anak yang gembira menerima bantuan, ia merasa hatinya sedikit tenang. Semakin lama, Dini mulai merasakan kehangatan yang belum pernah ia temui dalam dunia gemerlap yang selama ini ia jalani.

Bab 5: Kembali ke Jalan yang Benar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun