Itulah 3 masalah kronis yang akan menghambat Inggris meraih prestasi di tunamen akbar. Yang terdekat tentu Euro 2020. Peluang mereka juara dibanding negara top Eropa lainnya terbilang kecil. OptaAnalys yang menghitung peluang dengan permodelan statistik cuma menilai peluang Inggris menjuarai Euro tahun ini sebesar 5,2% saja. Skuad tiga singa ada di posisi ke-9 dan duduk di bawah Denmark.
Situs Insider.com juga memprediksi Inggris bakal terhenti maksimal di babak 16 besar Euro 2020. Kini, saya punya 2 pihak yang sepakat dengan prediksi saya, yakni OptaAnalys dan Insider. Namun, saya tak sesadis Insider yang memprediksi Inggris mentok di babak 16 besar.
Inggris bisa saja lolos sebagai runner-up grup, menang di babak 16 besar sebelum akhirnya kandas di babak perempat final. Sangat mungkin bukan? Bisa pula mereka melaju jauh seperti saat Piala Dunia 2018, tapi pada akhirnya terhenti dengan tim yang bermain dengan determinasi tinggi dan semangat juang luar biasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Inggris memang punya skuad paling mahal. Total, 26 pemain timnas Inggris dibandeol dengan harga 1,25 miliar euro. Meski mahal dan punya rataan usia yang muda (25,4 tahun), suka tidak suka, Inggris adalah favorit juara sebelum Euro 2020 bergulir, tapi mereka cuma penantang saat Euro 2020 bergulir. Inggris butuh lebih dari sekadar pemain muda dan skuad mahal untuk dapat menyanyikan "football it's coming home" di akhir turnamen. Mari kita sama-sama buktikan prediksi ini di Euro 2020 nanti.