Apalah arti mensucikan diri, saling memaafkan bila bertemu saja sulit? Sekali lagi, memang bisa secara daring, tapi nurani tak bisa bohong kalau ada kesempurnaan yang hilang.
Pandemi Covid-19 di Indonesia lama-lama memang menyebalkan dan bikin bosan. Bukan soal takdirnya, tapi orangnya. Saya takut kejadian saat ramadan tahun lalu terjadi lagi. Kita sudah patuh prokes, tapi orang lain banyak yang abai. Menyakitkan saat kita yang patuh ini justru berujung jadi korban ketidakpedulian orang lain.
Yang pasti, saya juga kasihan dan rindu dengan momen ramadan yang normal. Berburu takjil dari satu masjid ke masjid atau ngabuburit di pasar dadakan yang cuma ada pas ramadan saja. Momen tersebut mungkin sudah mulai tumbuh lagi, tapi jumlahnya terbatas.
Ramadan 2021 akan segera tiba. Suka tidak suka, inilah kondisinya. Masih berpuasa di tengah masih adanya ancaman penularan virus corona. Pandemi belum usai, masih banyak momen ramadan yang hilang.
Akan tetapi, bersyukurlah. Sebab, ramadan akan segera tiba dan alhamdulillah kita masih diberi umur. Berdoalah agar kita bisa berjumpa dengan ramadan tahun ini dan tahun-tahun yang akan datang dan dapat menyelesaikan ibadah puasa dengan sebaik mungkin.Â
Jangan lupa minta ampun di bulan penuh berkah ini. Jaga diri, saling jaga, dan mari kita sambut ramadan dengan suka cita, apapun kondisinya.
@IrfanPras
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H