Apakah "kelaziman baru" tersebut langgeng?
Mari kita lompat ke kondisi nyata saat ini. Apa yang disebut "kelaziman baru" saat itu masih dipraktikkan saat ini. Namun, jumlahnya sudah makin menipis dari hari ke hari. Bahkan mungkin sudah banyak orang yang lupa kalau dulu Kemenag mengeluarkan surat edaran terkait syarat membuka kembali rumah ibadah.
Coba lihat di sekitar kita. Berapa banyak takmir masjid yang masih patuh menjalankan protokol kesehatan? Apakah masjid/musala/langgar di sekitar Anda masih rutin melakukan disinfeksi? Apakah masih dicek suhu sebelum masuk masjid? Apakah jemaah masih patuh memakai masker? Apakah shaf-nya masih berjarak 1 meter?
Di lingkungan saya sendiri, hal tersebut semakin hari semakin terlupakan. Sudah banyak yang lepas masker saat salat. Pengap katanya, saya si juga kadang. Jaga jarak minimal satu meter sudah tak saya temui. Bebas, mau kakinya nempel atau berjarak sekian centi terserah.
Pertanyaannya, apakah hal serupa akan diterapkan kembali di ramadan tahun ini?
Saya sih sangsi. Lha wong sudah banyak yang lupa dan bosan dengan beragam protokol kesehatan yang saban hari terus digaungkan. "Mau sampai kapan?" Begitu kata mayoritas masyarakat Indonesia saat ini.
Apalagi ini bulan suci ramadan yang kehadirannya selalu ditunggu-tunggu umat Islam di seluruh dunia. Bayangkan saja, tahun lalu banyak yang ngalah dengan pandemi Covid-19.Â
Salat di rumah, salat tarawih juga sendiri-sendiri. Takada tadarus Al Quran di masjid. Pengajian ramadan dilakukan via daring. Momen buka bersama juga sirna.
Banyak orang, termasuk saya menilai bahwa ramadan tahun lalu ada kepuasan yang hilang. Ada perasaan kurang. Merasa ibadahnya belum sempurna. Iya, patuh dan sabar atas musibah. Namun, hati nurani tak bisa bohong kalau ingin agar ramadan berjalan seperti biasa. Apa-apa ramai, meriah, dan penuh suka cita, bukan penuh duka dan luka.
Begitu pula dengan ramadan tahun ini. Penginnya sih berjalan normal. Beragam agenda khas di bulan puasa bisa berjalan lagi. Untungnya pemerintah sudah mengizinkan salat tawarih dan salat ied dilakukan berjemaah. Beberapa daerah juga memperbolehkan acara buka bersama asal dilakukan secara terbatas.
Akan tetapi, masih akan ada yang hilang. Mudik lebaran tahun ini masih dilarang. Aneh memang, tapi entahlah saya tak mau banyak komentar. Yang pasti, masih ada satu momen yang hilang di bulan suci ramadan nanti, yaitu silaturahmi.Â