Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Piero Gratton, Romanisti, dan Desain Logonya yang Visioner

6 April 2021   19:16 Diperbarui: 10 April 2021   03:30 1381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo European Athletics Championships 1974 yang dirancang Piero Gratton. | sumber: Twitter @RollerVudi

Piero Gratton, itulah namanya. Lahir di Kota Milan, Italia pada hari Kamis, 7 September 1939. Gratton menghabiskan masa kecilnya di kota mode itu sebelum pindah ke ibukota, Roma.

Di kota yang berjuluk Eternal City itu, Gratton menempuh pendidikan menengah di Via di Ripette. Dia masuk sekolah seni di sana. Pesona Roma mampu membuat Gratton jatuh cinta dan memutuskan untuk tinggal di ibukota Italia itu.

Usai menyelesaikan studinya, Gratton bekerja untuk Rai (Radiotelevisione Italiana S.p.A.), sebuah perusahaan telekomunikasi kenamaan yang berkantor pusat di Saxa Rubra, Roma. 

Kariernya meningkat setelah reformasi Rai 1975. Gratton ditunjuk sebagai kepala desainer grafis untuk program berita Tg2. Dia jugalah pencipta logo pertama Tg2 pada 1976.    

Bakat seni Gratton tak cuma seputar desain grafis saja. Selama dua tahun menjabat kepala grafis di Tg2, Gratton juga berjasa menciptakan grafis tema untuk beberapa program televisi Rai. Seperti Odeon, TG2 Dossier, Dribbling, dan Domenica Sprint.

Akan tetapi, ketenaran Piero Gratton sebagai seorang desainer justru terjadi di industri olahraga, khususnya sepak bola. Karya pertamanya di industri olahraga terjadi pada tahun 1974. Saat itu ia dipercaya untuk merancang logo Kejuaraan Atletik Eropa yang digelar di Roma.

Logo European Athletics Championships 1974 yang dirancang Piero Gratton. | sumber: Twitter @RollerVudi
Logo European Athletics Championships 1974 yang dirancang Piero Gratton. | sumber: Twitter @RollerVudi
Desainnya untuk ajang olahraga atletik itulah yang mengubah nasibnya di industri olahraga. Pada momen itu, dia bertemu dengan direktur AS Roma, Gilberto Viti. 

Tak perlu banyak rayuan untuk membuat Gratton bersedia bekerja sama dengan klub berjuluk Giallorossi itu. Pasalnya, tumbuh kembang di Roma membuat Gratton juga tumbuh menjadi Romanisti -sebutan untuk pendukung setia AS Roma-.

Gratton mulai bekerja untuk AS Roma pada tahun 1974. Dia jadi orang kepercayaan presiden Roma saat itu, Gaetano Anzalone. 

Karya pertamanya untuk Giallorossi adalah kartu tiket musiman untuk musim kompetisi 1974/1975. Selain merancang tiket musiman untuk Roma, Gratton juga ditugaskan untuk merancang tiket final Piala Champions 1977 dan 1984 yang diadakan di Stadion Olimpico, Roma.

Tiket musiman AS Roma rancangan Piero Gratton. | sumber: Twitter @MundialMag
Tiket musiman AS Roma rancangan Piero Gratton. | sumber: Twitter @MundialMag
Di bawah kepemimpinan Anzalone, AS Roma melakukan perubahan besar dalam segi pemasaran. Hal itu dilakukan menyusul ekspansi bisnis yang dilakukan klub khususnya dalam hal merchandising dan penjualan produk. Manajemen mendirikan kantor pemasaran dan Gratton ditunjuk sebagai pimpinannya. 

Di tahun 1978, penggunaan lambang "Capitoline Wolf" dalam logo AS Roma dilarang. Pemerintah kota tidak memberikan izin penggunaan lambang serigala betina yang juga jadi lambang legenda kota Roma itu didaftarkan sebagai merek dagang. 

Akhirnya, Giallorossi mengubah logonya dan Piero Gratton adalah sosok yang ditugaskan untuk merancang logo baru itu.

Pada 19 Juli 1978, Roma memperkenalkan logo barunya. Logo tersebut bergambar kepala serigala yang dijuluki "Lupetto" yang berarti seekor serigala kecil. Dikelilingi garis kuning dan merah, "Lupetto" jadi karya puncak Gratton untuk AS Roma.

Rancangan awal
Rancangan awal
Logo tersebut akhirnya dipakai Roma hingga tahun 1997 setelah pemerintah kota mengizinkan penggunaan lambang "Capitoline Wolf". Selain "Lupetto", Gratton juga dipercayakan untuk merancang desain tiket, jas, pakaian, dan produk komersial lain untuk klub. Bisa dibilang, dialah sosok dibalik rebranding AS Roma di era 70 dan 80an.

Setelah bekerja untuk AS Roma, Gratton direkrut Pouchain, sebuah produsen jersey kenamaan di Italia pada saat itu. Dia ditugaskan untuk mendesain logo klub-klub dimana perusahaan tersebut menjadi sponsornya, seperti Lazio, Ascoli, Cesena, Palermo, Pescara, Udinese, dan Bari.

Beberapa logo klub Italia yang dirancang Piero Gratton. Atas: (dari kiri ke kanan) Lazio, Bari, Udinese. Bawah: Palermo, Roma, Pescara. | sumber: showsport.me
Beberapa logo klub Italia yang dirancang Piero Gratton. Atas: (dari kiri ke kanan) Lazio, Bari, Udinese. Bawah: Palermo, Roma, Pescara. | sumber: showsport.me
Karya-karya Gratton itulah yang menginspirasi dan mempelopori klub Italia lainnya untuk melakukan rebranding, khususnya dalam hal mengganti logo klub. Di era itu, era 80an khususnya, memang sedang ngetren logo klub sepak bola dengan menggunakan gambar hewan atau maskot yang sesuai dengan identitas klub.

Karya-karya Piero Gratton tak cuma bikin manajemen klub terkesan, presiden UEFA saat itu, Artemio Franchi yang juga sesama Italiano sangat terkesan dengan hasil kerja Gratton. Dia akhirnya dipercaya untuk mendesain logo dan maskot UEFA Euro 1980 dimana Italia jadi tuan rumahnya saat itu.

Setelah itu, Gratton juga dipercaya untuk mendesain ulang logo UEFA (1983). Pada tahun 1990, saat Italia terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia, Piero Gratton juga ditunjuk sebagai desainer yang merancang logo turnamen sepak bola terakbar dunia itu.

Logo Euro 1980 dan World Cup 1990 yang didesain Piero Gratton. | sumber: showsport.me
Logo Euro 1980 dan World Cup 1990 yang didesain Piero Gratton. | sumber: showsport.me
Di luar industri sepak bola, Piero Gratton juga ditunjuk sebagai desainer Mundial untuk edisi Piala Dunia 1990. Dia juga membuat logo untuk Kejuaraan Senam Irama Eropa (1986), Kejuaraan Dunia Balap Sepeda (1994) dan Kejuaraan Atletik Paralimpiade Eropa (2016).

Di luar industri olahraga sendiri, Piero Gratton juga bekerja sebagai desainer untuk berbagai perusahaan di Italia. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa karya yang membawa namanya tenar dan jasanya dipakai di berbagai ajang adalah rancangan Lupetto-nya untuk AS Roma.

Bila karya-karyanya kembali diperhatikan, sepintas memang sudah ketinggalan zaman. Namun, di era kiwari ini, saat "Simplicity is the key" jadi pedoman berbagai brand dalam merancang logo/merek dagang, desain-desain Piero Gratton justru terbukti visioner. 

Karya-karyanya tidak rumit dan utamanya mudah diaplikasikan untuk berbagai keperluan, khususnya untuk keperluan digital.

AS Roma sendiri sempat memakai logo "Lupetto" di jersey mereka. Rival mereka, Lazio juga sempat menampilkan logo elang desain Gratton di jersey mereka. Kesan retro jelas terasa, tapi yang pasti, ini membuktikan kalau desain Piero Gratton terbukti long lasting.

Terbaru, Nike, selaku produsen jersey AS Roma dikabarkan meluncurkan jersey Giallorossi musim 2020/2021 yang coraknya terinspirasi dari rancangan lawas Piero Gratton di era 70an. Musim-musim ke depan, Roma dan sponsor barunya, New Balance juga mengkonfirmasi bahwa gambar Lupetto akan tampil di seragam Roma.

Piero Gratton (1939-2020). | sumber: siamolaroma.it
Piero Gratton (1939-2020). | sumber: siamolaroma.it

Sayangnya, sang desainer, Piero Gratton sudah tak bisa lagi menikmati hasil karyanya. 3 April 2020, tepat pada hari Jumat, Gratton meninggal dunia di usia 80 tahun. Kini, 1200 karya pria yang dijuluki Walt Disney-nya Italia itu telah dihibahkan ke AS Roma dan diurus klub yang dulu Gratton idolai.

AS Roma sepertinya juga tak perlu meniru langkah Juventus dan Inter yang rebranding dengan pergantian logonya. Pasalnya, "Lupetto" karya Gratton masih releven dipakai, bahkan abadi. Logo dan corak warna yang Gratton desain juga masih dipakai dan dicintai Romanisti. Piero Gratton, visioner sejati yang paham akan kekuatan kesederhanaan dalam desain. Beristirahatlah dengan tenang maestro!

Daje sempre, Piero, e grazie di tutto.

***

Referensi:

AS Roma, Alfa Studio, Rivista Undici, Showsport, Michelangelo Gratton, Wikipedia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun