Milan mungkin bisa mencari winger dan gelandang bebas transfer. Namun, untuk menebus Tomori dan Tonali perlu bujet yang tidak sedikit. Tomori saja punya harga tebus di kisaran 28 juta euro. Oleh karena itu, alokasi dana untuk membeli kiper baru (bila Donnarumma dilepas) ada di kisaran maksimal 20an juta euro.
Dilema Donnarumma, Pertahankan atau Relakan?
Dengan situasi Milan yang tak cuma mempertimbangkan Donnarumma seorang, maka ada baiknya Rossoneri mengambil kemungkinan terburuknya. Jika Raiola masih bandel, pilihan Milan cuma 2, melepas Donnarumma secara gratis di akhir musim atau mempertahankannya dengan kontrak jangka pendek lalu menjualnya.
Kedua opsi tersebut mempertimbangkan kondisi finansial Milan yang terpuruk akibat Covid-19. Bila menuruti permintaan Raiola, Donnarumma akan digaji di kisaran 10 juta euro per musim yang akan menjadikannya salah satu kiper termahal dunia.Â
Milan bisa memasukkan klausul rilis yang pantas di dalam kontrak jangka pendek tersebut, sehingga Rossoneri tak kehilangan Donnarumma dengan percuma di musim depan.
Rossoneri jelas tak bisa menggaji mahal seluruh pemainnya. Penghematan mesti dilakukan, bila tidak Financial Fair Play telah siap mencekik Milan. Saya pribadi juga tak menyalahkan Raiola yang menuntut ini itu. Soalnya, bagaimanapun dia adalah agen yang punya tugas mengamankan kesepakatan finansial terbaik untuk kliennya.
Akan tetapi, sebagai seorang fan, saya menilai bahwa Donnarumma perlu belajar dari kasus beberapa klien Raiola. Mkhitaryan misalnya. Gelandang 32 tahun itu nasibnya seperti pingpong. Dilempar Raiola dari Dortmund, Arsenal, lalu kini sedang mampir di Roma.Â
Ada satu kesamaan dari para klien Raiola. Di tiap musimnya, khususnya saat bursa transfer, klien Raiola pasti bikin drama. Paul Pogba di MU adalah contoh terbaiknya.
Akhir kata, Milan dan para pendukung setianya memang perlu "move on" dari seorang Gianluigi Donnarumma. Bagaimanapun, tak boleh ada pemain yang lebih besar dari klubnya. Situasi saat ini juga lebih menuntut untuk menyelamatkan keuangan Milan ketimbang memenuhi hasrat keuangan Raiola dan kliennya. Â
Bila Donnarumma juga manut-manut saja dengan Raiola, dia juga tidak salah. Bagaimanapun, dia bekerja mencari nafkah sebagai pesepak bola.Â
Kita saja juga memikirkan besaran gaji di tempat kerja kita kan? Oleh karena itu, tak perlulah menghujat sana-sani, tak perlu juga ngotot mempertahankan satu dua pemain bila di kemudian hari hanya akan mencekik klubnya sendiri.
Sekian. Forza Milan!