Negosiasi kontrak Gianluigi Donnarumma berjalan alot. Kontrak kiper 22 tahun itu bakal habis di akhir musim ini. AC Milan jelas tak ingin kehilangannya, tetapi Mino Raiola selaku agen Donnarumma justru bikin situasi semakin rumit.
Donnarumma sudah disodori kontrak profesional oleh Milan sejak Juli 2015 saat usianya baru 16 tahun. Sudah mengabdi 6 tahun lamanya, kontrak kiper bertinggi 196 cm itu akan habis per 30 Juni nanti. Bila tak segera diperpanjang, Milan jelas akan kehilangan produk asli akademinya itu dengan percuma.
Milan paham dan sadar akan situasinya bahkan sudah mengantisipasinya. Rossoneri sudah mulai negosiasi perpanjangan kontrak Donnarumma sejak bursa transfer musim panas 2020. Namun, sejak saat itu hingga melewati bursa transfer musim dingin kemarin, belum ada kata sepakat antara pihak Milan dan Mino Raiola.
Yang ada justru negosiasi mulai menemui jalan buntu. Kontrak baru selama 5 tahun dengan kenaikan gaji menjadi 8 juta euro permusim ditolak Raiola.Â
Mengutip dari Football Italia, Daniele Longo dari Calciomercato melaporkan bahwa permintaan Raiola membuat negosiasi kontrak baru sulit tercapai. Permintaan gaji 10 juta euro dengan kontrak jangka pendek (2 tahun) disertai dengan klausul rilis sebesar 40 juta euro jelas sebuah permintaan tak masuk akal yang diajukan Raiola.
Situasi makin runyam kala banyak media lokal juga mengabarkan kalau Raiola meminta komisi yang cukup besar dengan alasan Donnarumma diminati banyak klub rival, seperti Juventus, Chelsea, dan PSG.Â
Mengingat sisa waktu di musim ini makin tipis, sementara negosiasi justru jalan di tempat, manajemen Milan dikabarkan mulai melirik kiper pengganti Donnarumma.
Ada 3 nama yang disebut La Gazzetta dello Sports sebagai kiper incaran calon pengganti Donnarumma di Milan. Mereka adalah Juan Musso (Udinese), Pierluigi Gollini (Atalanta), dan Mike Maignan (Lille). Seperti apa profil dan catatan performa mereka sejauh ini? Simak ulasannya berikut ini.
1. Juan Musso
Kiper 26 tahun berkebangsaan Argentina itu sudah jadi andalan Udinese sejak musim 2018/2019. Tiga tahun di Serie A jelas membuat Musso kenyang pengalaman. Penampilan apiknya di Udinese tak hanya mengundang ketertarikan Milan, tapi juga Inter dan Roma.
2. Pierluigi Gollini
Pada 15 November 2019, Gollini mencatat debutnya untuk timnas Italia. Uniknya, saat itu dia masuk sebagai pengganti Donnarumma di laga kualifikasi Euro 2020 melawan Bosnia and Herzegovina. Gollini sudah 3 musim terakhir ini jadi portiere andalan Gian Piero Gasperini di Atalanta. Â
3. Mike Maignan
Milan sudah 2 kali berjumpa Maignan di babak grup Liga Europa musim ini. Di dua pertandingan tersebut, Maignan selalu jadi pilihan utama dan cuma kebobolan 1 gol. Namanya juga sedang naik daun di Prancis dan sudah mencatat 1 penampilan untuk tim nasional.
*PSxG (Post-Shot Expected Goals) adalah gol yang diharapkan berdasarkan seberapa besar kemungkinan kiper untuk menyelamatkan percobaan tembakan. Semakin besar nilai PSxG, maka semakin bagus kualitas kiper dalam melakukan penyelamatan. (sumber: StatsBomb via fbref.com)
Ketiga pemain diperkirakan punya harga pasaran yang mirip. Berbicara soal keuntungan, merekrut Gollini dari Atalanta kemungkinan lebih mudah. Soalnya, hubungan Atalanta dan Milan cukup dekat. Sejak zaman Inzaghi hingga Kessie, sudah banyak pemain Atalanta-Milan yang saling menyeberang.
Namun, menilik dari performanya, Musso dan Maignan punya catatan yang lebih baik. Mencoba merekrut Musso atau Maignan tentu jadi opsi yang lebih meyakinkan. Lalu, siapa di antara mereka yang patut dipertimbangkan Milan?
Finish di 4 besar jadi harga mati. Menilik posisinya di papan klasemen dan target yang wajib diraih, Milan punya peluang besar untuk mentas di Liga Champions musim depan.Â
Pengganti Donnarumma haruslah orang yang punya pengalaman di pentas Eropa. Oleh karena itu, hanya ada 2 yang memenuhi syarat. Gollini atau Maignan.
Gollini sudah 2 musim terakhir tampil bagi Atalanta di Liga Champions. Sementara Maignan tampil di Liga Champions musim lalu dan Liga Europa musim ini bersama Lille.Â
Bila kita kembalikan ke catatan performa kedua pemain, maka Maignan lebih unggul. Keuntungan lainnya, Maignan punya prestasi individu. Dia dinobatkan sebagai kiper terbaik Ligue 1 2018/2019 dan masuk 11 terbaik liga.
Bila ingin menggaet Maignan, Milan harus bersaing dengan Tottenham yang juga berencana merekrut Maignan sebagai pengganti Hugo Lloris. Bila kabar ini terwujud, Milan sedikit lebih diunggulkan. Posisi Milan di liga untuk sementara lebih baik dari Tottenham. Jadi, posisi tawar Milan lebih kuat. Keuntungan lainnya, bos Lille, Gerard Lopez diketahui punya utang kepada Elliot Management, pemilik AC Milan saat ini. Dua hal tersebut bisa rossoneri manfaatkan.
Selain ketiga nama di atas, ada Alphonse Areola yang juga dikaitkan dengan Milan. Kiper 28 tahun pengoleksi 3 caps bersama timnas Prancis itu saat ini berstatus pemain pinjaman PSG di Fulham. Areola memenuhi semua persyaratan, baik kualitas hingga pengalaman mentas di kancah Eropa.
Masalahnya, negosiasi dengan Areola dijamin alot. Selain dia juga diincar Roma, Milan mesti bernegosiasi dengan PSG. Tak mudah dan kemungkinan PSG tak ingin kehilangannya dengan harga murah. Masalah berikutnya, agen Areola adalah Mino Raiola, orang yang bikin negosiasi kontrak Donnarumma jalan di tempat.
Selain mencari pengganti Donnarumma (bila jadi pergi), Milan juga wajib mencari pelapisnya. Pasalnya, kontrak kiper ketiga Milan sekaligus kakak Donnarumma, Antonio santer dikabarkan tidak akan diperpanjang.
La Gazzetta dello Sports (29/3) kembali mengabarkan beberapa pemain incaran Milan. Kali ini berbeda, soalnya yang diburu Milan adalah darah muda. Salah satunya adalah kiper 19 tahun asal Belgia, Maarten Vandevoordt.
Laiknya Maignan, Vandervoordt sudah lama masuk radar kepala pencari bakat Milan, Geoffrey Moncada. Kiper timnas Belgia U-19 itu saat ini bermain untuk KRC Genk.Â
Sejauh ini, ia sudah tampil 7 kali, kebobolan 11 gol dan mencatat sekali nirbobol. Soal harga, transfermarkt memperkirakan mahar Vandervoordt ada di kisaran 1,5 juta euro.
Setelah itu, Rossoneri juga dirumorkan dengan Sergio Asenjo (Villareal) dan Alex Meret (Napoli). Meski santer dikabarkan tengah memantau banyak kiper sebagai antisipasi kehilangan Donnarumma, belum satupun di antara nama-nama tadi yang dikontak Milan. Â Â
Berapa bujet transfer Milan?
Melansir dari sempremilan.com, Gazzetta Dello Sport mengkabarkan bahwa Elliott siap memberikan dana segar hingga 100 juta euro kepada Maldini dan Massara di bursa transfer mendatang. Pertanyaannya, akan dibelanjakan ke mana uang tersebut?
Masih dari sumber yang sama, angka tersebut belum final. Gazzetta memperkirakan bujet transfer Milan akan dimulai di angka 50 juta euro sebagai jaminan lolos ke Liga Champions. Angka tersebut akan naik bergantung dari penjualan dan penghematan di akhir musim nanti.
Dana tersebut juga mustahil hanya untuk mencari kiper saja. Prioritas dari bujet transfer Milan saat ini adalah untuk memperpanjang kontrak beberapa pemain (Donnarumma, Hakan, Romagnoli, dan Kessie), menembus beberapa pemain pinjaman (Tomori, Tonali, atau Meite), dan membeli pemain baru untuk memperkuat posisi yang dianggap lemah. Dalam hal ini, membeli striker dan winger baru juga masuk rencana.
Kontrak Ibrahimovic dan Mandzukic kemungkinan juga diperpanjang. Gaji kedua pemain senior tersebut pastilah mencekik. Selain mempertahankan keduanya, Milan masih berhasrat mengejar tanda tangan Dusan Vlahovic dari Fiorentina. Mahar yang perlu disiapkan berkisar di angka 25 juta euro.
Milan mungkin bisa mencari winger dan gelandang bebas transfer. Namun, untuk menebus Tomori dan Tonali perlu bujet yang tidak sedikit. Tomori saja punya harga tebus di kisaran 28 juta euro. Oleh karena itu, alokasi dana untuk membeli kiper baru (bila Donnarumma dilepas) ada di kisaran maksimal 20an juta euro.
Dilema Donnarumma, Pertahankan atau Relakan?
Dengan situasi Milan yang tak cuma mempertimbangkan Donnarumma seorang, maka ada baiknya Rossoneri mengambil kemungkinan terburuknya. Jika Raiola masih bandel, pilihan Milan cuma 2, melepas Donnarumma secara gratis di akhir musim atau mempertahankannya dengan kontrak jangka pendek lalu menjualnya.
Kedua opsi tersebut mempertimbangkan kondisi finansial Milan yang terpuruk akibat Covid-19. Bila menuruti permintaan Raiola, Donnarumma akan digaji di kisaran 10 juta euro per musim yang akan menjadikannya salah satu kiper termahal dunia.Â
Milan bisa memasukkan klausul rilis yang pantas di dalam kontrak jangka pendek tersebut, sehingga Rossoneri tak kehilangan Donnarumma dengan percuma di musim depan.
Rossoneri jelas tak bisa menggaji mahal seluruh pemainnya. Penghematan mesti dilakukan, bila tidak Financial Fair Play telah siap mencekik Milan. Saya pribadi juga tak menyalahkan Raiola yang menuntut ini itu. Soalnya, bagaimanapun dia adalah agen yang punya tugas mengamankan kesepakatan finansial terbaik untuk kliennya.
Akan tetapi, sebagai seorang fan, saya menilai bahwa Donnarumma perlu belajar dari kasus beberapa klien Raiola. Mkhitaryan misalnya. Gelandang 32 tahun itu nasibnya seperti pingpong. Dilempar Raiola dari Dortmund, Arsenal, lalu kini sedang mampir di Roma.Â
Ada satu kesamaan dari para klien Raiola. Di tiap musimnya, khususnya saat bursa transfer, klien Raiola pasti bikin drama. Paul Pogba di MU adalah contoh terbaiknya.
Akhir kata, Milan dan para pendukung setianya memang perlu "move on" dari seorang Gianluigi Donnarumma. Bagaimanapun, tak boleh ada pemain yang lebih besar dari klubnya. Situasi saat ini juga lebih menuntut untuk menyelamatkan keuangan Milan ketimbang memenuhi hasrat keuangan Raiola dan kliennya. Â
Bila Donnarumma juga manut-manut saja dengan Raiola, dia juga tidak salah. Bagaimanapun, dia bekerja mencari nafkah sebagai pesepak bola.Â
Kita saja juga memikirkan besaran gaji di tempat kerja kita kan? Oleh karena itu, tak perlulah menghujat sana-sani, tak perlu juga ngotot mempertahankan satu dua pemain bila di kemudian hari hanya akan mencekik klubnya sendiri.
Sekian. Forza Milan!
@IrfanPras
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H