Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Dewa Kipas dan Bangkitnya Minat Catur di Indonesia

22 Maret 2021   21:05 Diperbarui: 23 Maret 2021   09:30 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laga catur persahabatan antara Dewa Kipas Dadang Subur melawan WGM Irene Sukandar pada Senin (22/3/2021) | Dok. Tangkapan Layar YouTube Deddy Corbuzier via kompas.com

Pertandingan antara Dewa Kipas dan Women Grandmaster International Irene Sukandar yang disiarkan langsung oleh kanal YouTube Deddy Corbuzier selesai sudah. Telak! Dewa Kipas kalah 3-0 dan memutuskan menyerah.

Akan tetapi, yang ingin saya bahas bukanlah hasil akhir pertandingan yang sudah banyak diprediksi itu. Bukan pula sosok Chelsie Monica, Women International Master yang justru dapat exposure spesial setelah jadi tandem Susanto Megaranto sebagai komentator.

Sepertinya, setelah duel catur ini selesai, kita perlu menengok toko-toko olahraga dan permainan, baik yang offline maupun online. Sepertinya, kita perlu tahu berapa angka kenaikan penjualan papan catur maupun buku teori catur di berbagai toko.

Pasalnya, dampak fenomena Dewa Kipas itu menimbulkan efek domino berupa meningkatnya minat masyarakat Indonesia akan permainan catur. Buktinya, penonton pertandingan Dewa Kipas vs GM Irene saja mencapai lebih dari 1 juta penonton saat siaran langsungnya.

Berbagai komentar tentang strategi atau langkah yang dipakai kedua pecatur dalam pertandingan itu banyak digaungkan sepanjang laga. Pun setelah selesai masih banyak netizen yang membahas langkah Dadang Subur alias Dewa Kipas untuk mengimbangi kualitas Irene Sukandar.

Setelah pertandingan tersebut, saya justru jadi tahu kalau ternyata catur ada fasenya juga. Opening, middle game, ending. Bidak catur ternyata juga tidak sekadar digerakkan ke sembarang kotak. Ternyata ada kodenya juga. Maklum, saya bukan pemain catur, hehe.

Setelah pertandingan itu saya juga baru tahu kalau ternyata hadiah kejuaraan catur itu gede juga ya, hehe. Dewa Kipas yang kalah saja dapat 100 juta bro. Soal pecatur yang dibilang Deddy Corbuzier sebagai profesi sih saya sudah tahu.

Hadiah yang diberikan setelah pertandingan Dewa Kipas vs GM Irene di akhir laga itu sangat menarik perhatian. Di media sosial, netizen kita yang dikenal bar-bar juga tak luput membicarakan hal tersebut. 

Ada pula yang mulai nggosip "prize money" yang didapat grandmaster ternama seperti Magnus Charlsen, Hikaru Nakamura, atau Anatoly Karpov.

Banyak hal terungkap setelah pertandingan catur tersebut. Laga itu sendiri tak luput dari pengamatan netizen luar negeri lho. Bahkan Federasi Catur Internasional (FIDE) juga memberitakannya.

Memang sebegitu besarnya dampak fenomena Dewa Kipas. Terlepas dari kontroversi dan kualitas Dewa Kipas, realitasnya Dewa Kipas alias Dadang Subur berhasil menyajikan laga seru melawan seorang Grand Master Indonesia, yaitu Irene Sukandar yang sudah banyak mengharumkan Indonesia di berbagai ajang.

Realitasnya, animo masyarakat terhadap catur ternyata begitu besar. Yang sudah akrab dengan catur pasti merasa bangga dan takjub, sebab pertandingan catur bisa disaksikan penonton dengan jumlah yang begitu banyak. Bagi orang awam seperti saya, duel Dewa Kipas vs GM Irene jadi bukti kalau catur itu asyik dan menjanjikan, hehehe.

Saya yakin setelah ini banyak yang makin tertarik dengan permainan catur. Termasuk membeli papan catur baru, menginstall permainan catur di gawai, menonton tutorial di YouTube, belajar teori catur via buku, atau malah les catur dengan Grand Master Catur Indonesia. 

Sebuah dampak positif tentunya, khususnya kepada percaturan Indonesia. Indonesia sendiri ditakuti loh di kawasan Asia. Banyak jagoan catur Asia bahkan dunia yang berasal dari Indonesia.

Dengan siaran langsung pertandingan catur Dewa Kipas vs GM Irene Sukandar, animo masyarakat Indonesia terhadap catur diyakini bakal meningkat signifikan. Dampak positifnya, catur Indonesia bisa makin maju dan Indonesia tak akan kekurangan bibit unggul.

Namun, ada satu hal yang masih bikin saya bingung. Kenapa catur dikelompokkan sebagai cabang olahraga? Padahal kan cuma duduk doang to?

Ternyata saya salah. Saya yakin masih ada pula pembaca yang belum tahu soal ini kan? Ayolah bilang iya, biar saya tidak sendirian, hehe.

Mengutip dari ichess.net, ada beberapa sebab catur dianggap Komite Olimpiade Internasional sebagai olahraga. Pertama, catur punya aturan dan etika yang disepakati secara internasional. 

Kedua, catur bersifat kompetitif karena tiap pemainnya pasti mengincar kemenangan. 

Ketiga, catur butuh keahlian dan keterampilan khusus untuk jadi seorang ahli. 

Keempat, catur butuh pengerahan fisik dan tenaga mental yang dipakai memanifestasikan dirinya secara fisik.

Masih dari sumber yang sama, catur bisa meningkatkan detak jantung pemainnya saat terjadi momen sulit. Selain itu, tekanan darah juga bisa naik dan yang paling terlihat tentu saja keringat yang bercucuran. 

Saat pertandingan catur berlangsung sengit, pemainnya bisa jadi gugup dan bolak-balik ke kamar mandi loh. Nah, itulah sebab kenapa catur dianggap olahraga juga, meskipun tak banyak gerakan fisik yang nampak.

Kembali soal duel Dewa Kipas vs GM Irene Sukandar. Semoga setelah ini takada lagi polemik soal Dewa Kipas lagi. Soal apakah Dewa Kipas curang atau tidak, saya tak peduli. Seperti kata Irene Sukandar setelah pertandingan usai, setelah ini tak boleh lagi ada hujatan, baik ke pihak Dewa Kipas maupun catur Indonesia.

Semoga catur Indonesia makin banyak peminatnya habis ini, khususnya minat ke arah profesional ya. Soalnya kalau minat main catur di pos ronda pastilah sudah ramai sejak pos kampling pertama dibangun, hehe.

Sekian.

@IrfanPras

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun