Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kala Label "Artikel Utama" Jadi Beban Menulis

24 Februari 2021   20:20 Diperbarui: 24 Februari 2021   20:49 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menulis tanpa beban itu sulit, sungguh sulitnya minta ampun. Apalagi menulis tanpa tujuan. Akan lebih mudah bila punya target dalam menulis, misalnya dapat label Artikel Utama di Kompasiana atau minimal menjadi populer dan mendapat banyak kunjungan.

Sebagai kompasianer muda, saya cukup beruntung karena mendapat berkah yang pertama, yaitu mendapat label Artikel Utama. Tidak cuma sesekali, tapi beberapa kali. Belakangan bahkan sudah menjadi rutinitas.

Atas hal itulah beberapa kawan sudah punya pakem komentar bila artikel saya kembali mendapat label Artikel Utama. "HL mulu", begitu kata mereka. Ada pula yang sudah komentar "Wah, HL lagi nih juragan", padahal artikelnya baru terbit dan masih sebatas pilihan.

Apakah saya senang ketika artikel saya jadi headline? Jelas, iya. Namun, apakah saya nyaman dengan label tersebut? Jelas, tidak!

Menurut saya ada bonus yang menanti usai artikel kita diberi label Artikel Utama oleh moderator tim konten Kompasiana. Bonus tersebut adalah beban. Entah hanya saya yang merasakan atau Anda juga merasakan hal tersebut.

Beban karena artikel tersebut dinilai berkualitas, dinilai terbaik pula sebab ditayangkan secara eksklusif di bagian atas situs Kompasiana. Beban lainnya, sebagai penulis saya kudu bersiap mempertanggung jawabkan kredibilitas artikel yang saya tulis.

Ada dampak yang begitu terasa saat artikel-artikel yang saya terbitkan di Kompasiana mulai secara rutin mendapat label Artikel Utama. Dampaknya negatif, karena saya merasa ditaruh di atas nama-nama kompasianer senior. Ada rasa sungkan di situ.

Dampak paling negatif yang saya rasakan adalah munculnya rasa besar kepala. Sungguh, saya bukannya merasa sombong atau sok di atas yang lain. Justru terkadang saya malah membenci diri saya sendiri saat ada di fase itu.

O ya, saya juga rajin mempromosikan artikel saya di akun media sosial pribadi saya, khususnya twitter. Dari sanalah saya mendapat banyak jalinan pertemanan antar suporter. Dari sana pulalah beban tambahan muncul. Dugaan saya semua gara-gara artikel bola yang saya bagikan di twitter berlabel #headline.

Keputusan saya mempromosikan tautan artikel di akun twitter pribadi bukanlah untuk menyombongkan diri ataupun pamer keberhasilan. Alasannya cuma satu, saya promosikan artikel buatan saya agar banyak orang berkunjung dan membaca artikel saya.

Kalau boleh meminta, saya lebih memilih mendapat rezeki berupa pembaca yang banyak ketimbang label Artikel Utama yang terkadang bikin gak nyaman. Tidak nyaman karena lama-lama label Artikel Utama melekat pada diri saya yang ujungnya berimbas pada proses menulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun