Hanya saja, saya agak ragu dengan solusi ini. OK, embun memang bisa dicegah, tapi saat hujan mengguyur, tetap saja airnya membasahi kaca helm dan itupun sudah cukup mengganggu visibilitas orang berkacamata. Betul tidak?
Solusi lain saya temukan di laman cnnindonesia.com. Menurut Jusri Pulubuhu dari Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting, pengendara berkacamata disarankan memakai google, sebuah kacamata berukuran besar untuk melapisi kacamatanya. Selain itu, menggunakan lensa kontak (softlens) bisa jadi alternatif solusi bagi pengendara yang penghilatannya terganggu.
Begini ya Pak Jusri yang terhormat, memakai tambahan google jelas akan memberatkan mata dan kepala kami. Menggunakan kacamata seharian penuh saja bisa bikin pusing lho pak.
Lalu, untuk lensa kontak, tidak semua orang cocok memakai lensa kontak. Perawatan lensa kontak juga lebih repot dan butuh ketelatenan serta disiplin tinggi. Menariknya, di laman alodokter.com, saya menemukan salah satu saran bagi pengguna lensa kontak, yaitu,
"Usahakan agar lensa kontak Anda tidak terkena air."
Nah, ternyata pengguna lensa kontak dibikin lebih repot saat hujan turun ya? Hehe.
Sudahlah, solusi terbaik bagi pengendara berkacamata saat hujan turun adalah menepi saja. Sabar. Apalagi jika hujan turun dengan lebat, duh, berhenti saja deh daripada nyawa jadi taruhannya. Kalau Anda yang bermata normal, mungkin masih berani melanjutkan perjalanan ya?
O ya. Katanya ada produk kacamata water repellent yang tidak bisa basah. Masalahnya, harganya mahal bung. Dan lagi, percuma juga digunakan saat hujan turun, lensanya tetap kena hujan.
Memakai kacamata itu seksi, tapi ada tantangannya
Waduh, tidak semua orang berkacamata itu pintar lo. Sebagian besar dari kami justru terpaksa memakai kacamata minus karena kebiasaan buruk saat membaca atau menatap layar TV, monitor, HP, dan sebagainya.
Ada lagi yang menganggap kalau orang berkacamata itu cupu. Kalau ada yang bilang begini kepada saya, ayo kita adu pukul saja! Justru, pengguna kacamata itu seksi kan? Hehe.