Menurut saya, ada 3 pemain yang paling jadi tumpuan dan andalan klub ini. Mereka adalah Michael Liendl, Dominik Baumgartner, dan Dejan Joveljic. Ketiganya memuncaki daftar top skor dan top asis Wolfsberger di semua ajang kompetisi yang diikuti.
Sebelum itu, saya ingin memberberkan fakta inspiratif yang seharusnya bisa dicontoh klub Indonesia. Wolfsberger memiliki tim akademi mulai dari jenjang U-7 sampai U-18. Lengkap dan sangat terstruktur.
Melihat lulusan akademi yang bermain untuk tim utama adalah hal biasa. Dalam skuad musim ini, ada 4 pemain lulusan akademi. Satu hal yang menarik lagi, Wolfsberger juga punya tim B, yaitu Wolfsberger AC II yang berlaga di liga regional atau kasta ketiga yang diperuntukkan bagi lulusan akademi klub berkarier sebelum terjun ke liga profesional.
Dari fakta-fakta di atas, bisa sedikit disimpulkan bahwa permainan Wolfsberger sejatinya sudah terbentuk sejak usia muda. Gaya main hingga filosofi sepak bolanya sudah mengakar.
Akan tetapi, khusus di ajang Liga Europa di mana Wolfsberger bertemu dengan klub yang levelnya jauh di atas mereka, saya berani bilang kalau tim asal kota Wolfsberg ini bermain pasif. Menunggu dan mengeksekusi peluang yang minim adalah cara tim ini meraih kemenangan.
Tengok saja data berikut. Wolfsberger hanya mampu mencetak 7 gol dalam 6 laga. Aneh tapi nyata, Wolfsberger jadi tim dengan perolehan "big chance created" terburuk ketiga dari semua kontestan babak grup Liga Europa.
Harusnya teorinya begini. Jumlah gol yang dicetak sebuah tim berbanding lurus dengan peluang yang diciptakan. Namun, Wolfsberger mendobrak teori tersebut dengan gaya mainnya.
Mendapat penalti bukan berarti sebuah tim bisa langsung dicap licik, tapi ini membuktikan bahwa pemain Wolfsberger bisa mencapai kotak penalti dan dianggap berbahaya oleh bek lawan sehingga harus dilanggar. Kecerdikan dan kejelian membaca situasi ini yang harus diwaspadai calon lawan mereka.
Walau penguasaan bola mereka minim, pemain Wolfsberger tampil efektif memanfaatkan peluang dan sangat disiplin, terutama lini bertahanannya. Berdasarkan data FotMob, Wolfsberger bisa dibilang sebagai salah satu tim dengan pertahanan terbaik.
Duet Dominik Baumgartner dan Luka Lochoshvili di jantung pertahanan Wolfsberger sangatlah kokoh. Lochoshvili yang punya postur menjulang (1,91m) menghasilkan 40 sapuan, 18 halauan dengan sundulan, dan 19 intersep selama babak grup Liga Europa.