Ada 2 peran atau role yang biasa dimainkan striker gaek untuk menyiasati kondisi fisiknya. Pertama, bermain sebagai target man. Apa yang diperlihatkan Giroud bersama Chelsea dan timnas Prancis adalah contohnya.
Ingat kan, saat Prancis memenangi Piala Dunia 2018, Giroud selalu jadi striker pilihan utama Didier Deschamps walau hingga babak final Ia tak mencetak 1 gol pun. Namun, itulah peran Giroud. Dia jadi pemantul bola bagi Mbappe, Coman, atau Griezmann.
Begitu juga dengan Zlatan Ibrahimovic di Milan saat ini. Dengan postur tubuhnya yang tinggi, dia bisa jadi target man di depan gawang lawan yang mampu memenangi duel-duel udara.
Kedua, para striker gaek tadi bisa memainkan peran poacher, yaitu seorang striker yang tugasnya murni sebagai pencetak gol saja. Area operasinya hanya sekitaran kotak penalti. Dan contoh yang masih prima hingga saat ini ya Jamie Vardy.
Kedua peran tersebut tidak terlalu menuntut pergerakan yang banyak. Lebih kepada penempatan posisi, timing, dan insting. Itu kenapa, dua peran ini jadi pilihan striker gaek untuk unjuk gigi saat tampil karena tidak terlalu menguras tenaga.
Bila dulunya pemain-pemain tadi cukup eksplosif, kini kita melihat mereka bermain cukup berbeda. Satu hal lain yang mereka gunakan untuk menyiasati kecepatan lari yang menurun adalah melepaskan diri dari jebakan offside dengan positioning yang tepat.
Akan tetapi, apa yang diperlihatkan Jamie Vardy bersama Leicester City dan Cristiano Ronaldo bersama Juventus adalah anomali striker gaek yang biasanya bergerak lambat. Vardy dan Ronaldo belum kehilangan sentuhan kecepatannya saat menggiring bola.
Bahkan seorang Cristiano Ronaldo bisa mencetak rekor lompatan tertinggi saat mencetak gol sundulan kepala ke gawang Sampdoria, akhir Desember 2019 lalu. Kala itu, CR7 melompat setinggi 2.56m untuk menyundul bola masuk ke gawang Emil Audero Mulyadi.
Tren penggunaan pemain senior dalam sebuah tim juga telah berubah. Bila dulu hanya sekadar mengisi slot pemain atau menghormati si pemain yang ingin pensiun, kini peran mereka dalam sebuah tim tak sesederhana itu.