Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hati-hati! Semua Bisa Jadi Korban di Jalan Raya

21 November 2020   10:39 Diperbarui: 21 November 2020   10:44 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kecelakaan lalu lintas. | foto: pexels.com

Baru-baru ini ada yang viral lagi di media sosial kita. Setelah sebelumnya ribut membicarakan skandal video syur mirip artis, kali ini ada kasus baru yang mempertemukan mobil Daihatsu Ayla vs Honda CBR1000RR SP.

Begitulah kira-kira beberapa portal berita membuat judul atau narasinya. Seorang pemotor yang mengendarai Honda CBR1000RR SP ditabrak dengan sengaja oleh pengendara mobil Daihatsu Ayla. Ya, dengan sengaja, bahkan menurut klarifikasi si pemotor, ia sempat masuk ke kolong mobil dan terseret beberapa meter.

Kejadian tersebut terjadi di Purworekto, Jawa Tengah. Si pemotor yang ternyata seorang 'Crazy Rich Purwokerto' itu harus menjalani operasi di rumah sakit karena mengalami patah tulang di tangan kirinya. Akibat hal tersebut, kasus ini sempat dilaporkan ke pihak berwajib.

Singkat cerita, menurut kabar terbarunya, si penabrak yaitu pengendara mobil mengakui kesalahannya dan sudah meminta maaf langsung kepada korban. Si pemobil beserta keluarga besarnya juga meminta agar kasus tersebut tidak diteruskan ke ranah pidana dan yang bersangkutan siap mengganti kerugian.

Inilah yang memicu kasus tersebut viral. Kata kunci "harga motor CBR1000RR SP" pun menjadi tren. Habisnya, harga 1 unit motor tersebut bisa mencapai 5-6 kali lipat dari harga 1 mobil Daihatsu Ayla yang dipakai si penabrak. Ditambah fakta bahwa korbannya merupakan seorang pengusaha kaya raya, maka netizen pun menilai bahwa si penabrak salah memilih lawan.

Ganti rugi berupa uang dan satu unit rumah diajukan si penabrak demi jalan damai. Menurut berita terbaru, jalan damai sedang dipertimbangkan. Si pemotor merasa iba, sebab si penabrak merupakan satu-satunya tulang punggung di keluarganya dan kebetulan istrinya tengah hamil 6 bulan.

"Pertimbangan saya kasihan kalau itu rumah satu-satunya, apalagi yang nabrak itu cowoknya dan akhirnya ibunya harus kena, istrinya harus kena sampai tidak ada tempat tinggal. Ya saya mikir juga sampai ke sana. Kalau kita bicara materi semata motor masih bisa diperbaiki, apalagi kalau sampai menyusahkan atau sampai menyengsarakan keluarga lain saya juga kasihan," kata si pemotor kepada wartawan saat berada di rumahnya di Kelurahan Purwokerto Kidul, Kecamatan Purwokerto Selatan, Jumat (20/11/2020) dilansir dari detik.com

Alhamdulillah. Jalam damai kini sedang dijalin kedua belah pihak. Ada satu pelajaran penting yang bisa kita petik dalam kasus ini.

Usut punya usut, awal mula kejadian penabrakan tersebut bermula dari cekcok di jalan raya. Si pengendara mobil merasa terganggu dengan suara bising motor CBR1000RR yang dipakai korban. Adu mulut sempat terjadi dan karena merasa dipermalukan, si pemotor mengejar mobil.

Tak disangka, pengendara mobil Daihatsu Ayla justru menabrak si pemotor dengan kecepatan cukup tinggi. Bisa dibilang, gelap mata dan emosi menguasai kedua belah pihak. Dan seperti yang bisa kita lihat sekarang, yang satu harus menanggung derita fisik, yang satu harus menanggung derita finansial.  

Kecelakaan mobil vs motor antara pengendara mobil Daihatsu Ayla vs Honda CBR1000RR SP di Purworekto yang viral. | foto: Twitter @easzh via tribunnews.com
Kecelakaan mobil vs motor antara pengendara mobil Daihatsu Ayla vs Honda CBR1000RR SP di Purworekto yang viral. | foto: Twitter @easzh via tribunnews.com

Kecelakaan tak memandang benar dan salah

Ngomong-ngomong soal kecelakaan di jalan raya, saya juga pernah mengalaminya. Kebetulan, akhir kisah kecelakaan saya mirip dengan kasus Daihatsu Ayla vs Honda CBR1000RR Sp yang berujung damai.

Kurang lebih dua tahun yang lalu, saya mengalami sebuah kecelakaan. Saat itu, sekitar pukul setengah 5 pagi, saya akan menuju ke stasiun dengan menumpang ojek online. Tepat sebelum sampai stasiun, kami ditabrak motor tepat dari arah berlawanan.

Saya yang membonceng di belakang sampai terpental akibat benturan keras tersebut, sementara driver ojol sampai tertindih motornya. Memang sebegitu kerasnya hantaman akibat kecelakaan tersebut.

Saya bisa bilang, kami di posisi yang benar karena berada di jalurnya. Sementara itu, si penabrak saat itu tengah mencoba menyalip sebuah mobil hingga masuk jalur berlawanan. Akibatnya, kecelakaan tak bisa dihindari.

Sang driver ojol mengalami luka-luka, tapi masih bisa berdiri dan berjalan, sementara motornya sudah ringsek. Sementara itu, saya sebagai penumpang justru mengalami dislokasi di jari kaki hingga sulit jalan.

Singkat cerita, saya dibawa ke rumah sakit dan mengetahui bahwa yang menabrak adalah dua orang pemabuk yang berboncengan tanpa menggunakan helm. Apa buktinya? Menurut kesakian saksi, si penabrak tak merasakan sakit saat kejadian, bahkan langsung tertidur pulas karena sudah teler.

Sama seperti kasus viral di Purwokerto, jalan damai akhirnya ditempuh. Disinilah saya kembali diperlihatkan fakta menyedihkan.

Si penabrak datang menjenguk ke rumah sakit bersama keluarganya. Kondisinya kontras, sebab ia datang malam hari dengan kondisi pincang karena pengaruh minuman kerasnya telah hilang. Berbeda dengan pagi harinya yang masih teler.

Menurut penuturan pihak keluarga yang diwakili Bibinya, si penabrak merupakan seorang anak yatim piatu yang beliau asuh dan kebetulan baru lulus sekolah dan sedang mencari pekerjaan. Malang, ia justru terjerumus ke pergaulan yang salah.

Karena merasa iba, apalagi mereka harus mengganti rugi biaya operasi saya dan biaya ganti rugi motor driver ojol yang rusak, jalan damai ditempuh dengan biaya ganti rugi seikhlasnya dan semampunya. Itulah kisah saya.

Setelah kejadian kecelakaan yang menimpa saya itu, saya jadi menenumkan beberapa hikmah. Namanya juga takdir, pasti diberikan oleh Allah untuk jadi pelajaran hambaNya.

Biasanya, saya menuju stasiun setelah usai melaksanakan solat subuh atau sebelum masuk waktu subuh, sehingga bisa solat di stasiun. Hari itu, saya tidak melakukannya. Biasanya, saya memakai sepatu ketika berpergian jauh, tapi hari itu saya cuma memakai sandal.

Sebuah peringatan dan pengingat yang berharga bagi saya. Banyak hikmah dan tanda-tanda yang saya dapat, tetapi inti utamanya hanya satu. Berhati-hatilah di jalan raya. Jaga sikap, jaga keselamatan masing-masing!   

Siapa saja bisa jadi korban kecelakaan di jalan raya. Walaupun anda sudah memakai pakaian safety, helm SNI, hingga berkendara sesuai rambu-rambu, kita tak pernah tahu akan bertemu siapa di jalan raya. Bisa jadi kita sudah benar, tapi pengendara lain tidak dan justru merugikan pengendara lainnya, termasuk kita.

Dari kasus viral antara pemobil Daihatsu Ayla vs pemotor Honda CBR1000RR SP kita juga bisa mengambil pelajaran penting soal pentingnya menjaga adab dan emosi di jalan raya. Fokus saja dengan tujuan anda dan sabarlah ketika berkendara.

Akhir kata, hati-hati di jalan ya!

Sekian

@IrfanPras

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun