Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mengapa Klub Sepak Bola Perlu Punya Stadion Sendiri?

13 Oktober 2020   08:19 Diperbarui: 14 Oktober 2020   00:13 2350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Veltins Arena, kandang dari Schalke 04. | foto: schalke04.de

Berdasarkan fakta-fakta di atas, maka wajar bila Milan dan Inter sedang merencanakan proyek pembangunan stadion baru sejak 2019 lalu. Mungkin Anda menganggapnya lucu karena dua klub rival ini akan membangun stadion bersama dan kembali berbagi kandang.

Ada beberapa alasannya. Pertama, membangun bersama berarti menghemat beban biaya masing-masing klub. Kedua, perizinan di kota Milan cukup sulit. Sebelumnya, pemkot Milan ingin agar Rossoneri dan Nerrazzuri membeli saja San Siro, tapi masalahnya San Siro sudah terlalu tua dan biaya renovasi lebih mahal.

Terakhir, apakah kita bisa menyimpulkan bahwa setiap klub sepak bola profesional harus punya stadion sendiri?

Jangan dulu ambil kesimpulan pasti. Permasalahan tiap klub berbeda-beda, apalagi masalah dana yang sering mengganjal dan seperti kasus di Italia, tidak mudah membangun stadion baru. Perizinan dan masalah pembebasan lahan di berbagai negara juga berbeda-beda.

Lalu, apa solusinya? Adakah opsi lain selain membangun stadion baru? Bagaimana dengan Indonesia, opsi mana yang bisa ditiru klub sepak bola kita?

Tak perlu jauh-jauh, contoh terbaik adalah Suita City Football Stadium yang terletak di Kota Suita, Jepang. Stadion yang kini bernama Panasonic Stadium Suita karena alasan komersial itu adalah kandang milik Gamba Osaka sejak 2016 lalu.

Stadion yang nyaris berkapasitas 40 ribu penonton itu mulai dibangun pada tahun 2013 hingga selesai pada 2015. Stadion Suita dibangun atas kerjasama dan sumbangan dana beberapa pihak termasuk bantuan dari masyarakat kota Suita dan fans Gamba Osaka.

Diketahui, stadion ini dibangun dengan biaya yang cukup murah, yaitu Rp 1,4 T. Suita City Footbaal Stadium dibangun atas sumbangan dari 721 perusahaan lokal dengan total donasi mencapai Rp 1 T. Pemerintah Jepang memberi tambahan dana subsidi sebesar Rp 350 M, sementara sisa kekurangan dana disumbang Gamba Osaka dan 34.600 anggota masyarakat. 

Setelah selesai dibangun, hak kepemilikan stadion diberikan kembali ke pemerintah setempat dengan Gamba Osaka diberikan hak pemakai eksklusif. Stadion ini juga termasuk stadion modern dan terbesar keempat di Jepang.

Di atap stadionnya dipasang panel surya yang disponsori Panasonic untuk kebutuhan kelistrikan stadion. Sejak Januari 2018, naming rights dibeli oleh pemilik Gamba Osaka, yaitu Panasonic Corporation. 

Gamba Osaka dengan Panasonic Stadium Suita adalah contoh jalan keluar terbaik masalah pembangunan stadion baru. Selain dibangun atas uluran tangan banyak pihak, stadion ini juga masih memberi pemasukan pendapatan kepada pemerintah setempat. Sebuah langkah solutif bagi klub yang punya pemerintah kota yang sulit dilobi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun