"Salah satu area yang akan coba diperkuat Manchester United adalah bek tengah dan itu harus pemain yang cepat. Jordan Ayew dan Wilfried Zaha seperti menikmati pertarungan satu lawan satu dengan Lindelof dan Maguire.", kata Neville, seperti dilansir BolaSport.com dari Metro, Minggu (20/9/2020).
Hingga Minggu pagi, kekalahan MU atas Crystal Palace masih jadi trending topic di twitter. Kata "Odading Mang Ole" bahkan sempat bertengger di 5 besar trending topic Twitter Indonesia. Kata para suporter MU, Odading Mang Ole rasanya anjing banget. Â
Mengutip perkataan Daeng Khrisna Pabhicara, "Dalam hal mengecewakan suporter, Manchester United memang sempurna". Ya, saya sepakat. Bahkan kekecewaan mereka saja bisa dibuat viral serta bisa menghasilkan cuan.
Antara jualan basi dan tipu daya pemilik MU
Awal tahun 2020, pendukung The Red Devils dibuat bangga dan berbahagia. Manchester United masih masuk daftar 3 besar klub sepak bola dengan pendapatan tertinggi sedunia.
Dalam rilis Deloitte Money Football League (DFML) untuk data pendatapan tahun 2019, MU menempati posisi ketiga di bawah Barcelona dan Real Madrid dengan totol pendapatan 711,5 juta euro. MU sukses mencatat total pendapatan tertinggi selama 5 tahun terakhir.
Sektor komersial jadi penyumbang pemasukan terbanyak dengan pendapatan sebesar 317,2 juta euro atau 45% dari total pendapatan total MU tahun 2019. Selengkapnya simak infografis berikut ini.
#MUFC have paid 209m pounds in last 5 years to fund Glazers' ownership structure: 120m pounds interest plus 89m pounds dividends. In fact, in last 10 years they spent an extraordinary 838m pounds on financing: 488m pounds interest, 251m pounds debt repayments & 99m pounds dividends. Took out 140m pounds loan since year-end.
Bayangkan, MU sudah membayar 209 juta pounds dengan rincian; bunga 120 juta pounds  + dividen 89 juta pounds selama 5 tahun terakhir untuk mendanai struktur kepemilikan The Glazers. Fakta ini sangat jomplang bila dibandingkan The Roman Emperor di Chelsea yang justru mendanai klubnya hingga 440 juta pounds selama 5 musim terakhir.
Bukannya menyumbang kekayaan untuk mendanai klub, The Glazers justru ikut nimbrung demi meraup keuntungan tidak sehat. Maka jangan heran bila MU terlihat sangat hemat di bursa transfer tapi tiap tahun selalu nangkring di daftar klub paling kaya dunia.
Kembali ke rilis DMFL, selama 5 tahun terakhir, MU memang tak pernah keluar dari daftar 3 besar klub dengan pendapatan tertinggi dunia. Dan selama periode itu, sektor komersial adalah penyumbang pemasukan tertinggi.