Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Diwarnai Tawuran, Le Classique Berakhir Brutal! Ini Sejarah Rivalitas PSG Vs Marseille

14 September 2020   12:26 Diperbarui: 14 September 2020   16:32 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gol tunggal Florian Thauvin berhasil membawa Marseille menang atas PSG. | foto: Youtube @beinsports via bola.com

Marseille sejatinya unggul jauh dari PSG selama beberapa musim terakhir. Rekor kemenangan mereka hampir terkejar. Ini terjadi sebab sejak 2011 lalu, Marseille selalu gagal memenangi laga melawan PSG.

Terakhir kali Marseille menang atas PSG terjadi pada November 2011. Sejak saat itu, Marseille hanya mentok meraih 3 hasil imbang dalam 20 pertemuan. Sisanya, Marseille selalu kalah dari PSG yang mendadak kaya sejak 2011 setelah dibeli Qatar Sports Investments.

Oleh karenanya, kemenangan di duel Le Classique semalam begitu dirayakan Marseille dan pendukungnya. Ini adalah kemenangan pertama sejak 2011 yang mengakhiri rentetan hasil buruk kontra rival abadi, dimana sejak PSG dipimpin Nasser Al-Khelaifi, Marseille selalu sulit meraih trofi level domestik.

Kemenangan tipis 1-0 semalam terasa lebih manis sebab diraih di kandang PSG. Apalagi ini adalah kemenangan kedua mereka di liga yang menaikkan posisi mereka ke peringkat 5, dan Marseille masih punya 1 sisa pertandingan yang belum dimainkan.

Kemenangan atas PSG juga bisa jadi tanda kebangkitan Marseille. Selama ini mereka hanya mentok sebagai runner-up. Di tahun 2016, Marseille nyaris meraih trofi Coupe de France andai tak dikalahkan PSG di partai final.

Maka dari itu, gol tunggal Florian Thauvin di menit ke-31 memanfaatkan umpan freekick Dimitri Payet bisa jadi pertanda bagus bagi Marseille untuk kembali menancapkan prestasinya di Ligue 1. Sayang, kemenangan ini harus di akhiri dengan insiden tawuran.

Florian Thauvin dan Dimitri Payet jadi aktor dibalik gol kemenangan Marseille atas PSG. | Foto: Getty Images via football5star.com
Florian Thauvin dan Dimitri Payet jadi aktor dibalik gol kemenangan Marseille atas PSG. | Foto: Getty Images via football5star.com
Tak cuma tawuran di akhir laga, derby ini tak berakhir sampai di situ saja. Seusai laga, Neymar mengaku mendapat ejekan rasial dari Alvaro Gonzalez di masa injury time babak kedua. Inilah yang jadi alasan tempelengan Neymar kepada Alvaro yang akhirnya tertangkap kamera VAR hingga berujung kartu merah.

Selain kemungkinan dinodai rasisme, pelatih Marseille, Andre Villas-Boas juga mempermasalahkan tindakan Angel di Maria terhadap Alvaro Gonzalez. Kepada L'equipe dikutip dari kompas.com, menurut pengamatannya, Di Maria kedapatan meludahi Alvaro ketika pertandingan berlangsung.

Terlepas mana yang benar dan salah, yang pasti berbagai insiden tadi kini sedang diusut Ligue 1 dan federasi sepak bola Prancis, FFF. Bukan tak mungkin hukuman telah menanti. Untungnya, laga ini tidak dihadiri banyak suporter kedua kesebelasan.

Pemerintah Prancis dan otoritas liga masih membatasi jumlah penonton di angka maksimal 5000, mengingat pandemi Covid-19 belum usai. Bayangkan jika pertandingan Minggu (13/9) malam waktu setempat itu dihadiri puluhan ribu pendukung dua tim, sungguh kericuhan bisa merembet hingga bangku pentonton dan bukan tak mungkin korban jiwa bisa berjatuhan.

Sekian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun