Untuk itulah, Milan di bawah komando direktur Ricky Massara dan Paolo Maldini sangat berhati-hati dalam merekrut pemain gaek. Pemain senior yang datang wajib berkualitas, berpengalaman di kompetisi elit serta punya mentalitas juara yang bisa ditularkan kepada para pemain muda.
Sebelum Maldini dan Massara menjabat, Milan sudah pernah memakai formula ini, tetapi gagal. Penyebabnya ada dua. Pertama, pemain tersebut sudah habis masanya alias kualitasnya sudah jauh menurun. Kedua, pemain senior tersebut punya gaji terlalu tinggi, tetapi kontribusinya kurang.
Untuk itulah, dalam bursa transfer musim panas ini, Rossoneri menjual beberapa pemainnya. Ada dua tipe pemain yang masuk daftar jual, pertama pemain senior bergaji tinggi dan kedua, pemain minim kontribusi.
Di awal musim 2020/2021 ini, Milan melepas 3 pemain seniornya. Mereka adalah gelandang L. Biglia (34 tahun) dan Bonaventura (31 tahun), serta kiper Pepe Reina (38 tahun). Perginya ketiga pemain ini memang tak memberi pemasukan berupa uang, sebab ketiganya pergi secara bebas transfer.
Akan tetapi, ketiga pemain senior tersebut memiliki gaji yang cukup membebani keuangan Milan. Reina dan Biglia yang minim kontribusi musim lalu memberi beban gaji yang cukup besar. Reina mendapat gaji 3 juta euro per musim, sementara Biglia 3,5 juta euro.
Oleh karenanya, perginya pemain minim kontribusi yang punya gaji besar akan mengurangi beban gaji Milan musim ini. Dampak lainnya, uang gaji tersebut bisa dialihkan untuk menggaji pemain baru atau memperpanjang kontrak pemain lain yang lebih dibutuhkan jasanya.
Selain melepas pemain yang habis kontrak, melansir dari catatan transfermarkt, Milan mendapat pemasukan sebesar 38 juta euro dari penjualan beberapa pemainnya di bursa transfer 2020. Angka terbesar datang dari penjualan Suso ke Sevilla sebesar 24 juta euro dan Andre Silva ke Frankfurt sebesar 9 juta euro, hasil tukar dengan Rebic.
Rasanya, milanisti harus berterima kasih kepada Suso. Pasalnya, pemain Spanyol ini datang dari Liverpool pada tahun 2015 dengan mahar 1,3 juta euro saja. Kini, pemain yang berjasa memberi gelar Supercoppa 2016 itu menghasilkan pemasukan transfer berkali-kali lipat.
Bukan tak mungkin dalam beberapa tahun mendatang cara yang sama akan dipakai manajemen Milan demi menghasilkan cuan. Bahkan sebelum ini, Milan sudah lebih dulu meraih untung besar dari penjualan Cutrone dan Locatelli.
Cutrone dan Locatelli merupakan pemain didikan akademi Milan. Keduanya dijual pada 2019 lalu, dimana Locatelli dibeli Sassuolo dengan mahar 12,5 juta euro dan Cutrone yang dijual ke Wolverhampton sebesar 22 juta euro. Sayangnya, pada tahun tersebut, pemasukan dari penjualan pemain masih kalah dari pembelian pemain.