Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Belajar Kedisiplinan dan Humanisme dari Mendiang Coach Alfred Riedl

10 September 2020   06:32 Diperbarui: 10 September 2020   14:29 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alfred Riedl ketika memimpin salah satu sesi latihan timnas senior pada gelaran Piala AFF 2010. | foto: Sindo via okezone.com
Alfred Riedl ketika memimpin salah satu sesi latihan timnas senior pada gelaran Piala AFF 2010. | foto: Sindo via okezone.com
Kisah nyaris serupa ditorehkan Coach Alfred di periode ketiganya menukangi timnas senior pada 2016. Mendapat tugas menjadi pelatih kepala timnas untuk ajang Piala AFF 2016, Coach Alfred seperti biasa ditarget PSSI menjadi juara. Ironisnya, beliau ditunjuk jelang detik akhir dan persiapaan timnas sangat mepet.

Tak hanya itu, kala itu timnas Indonesia baru saja lepas dari hukuman FIFA. Persiapan mepet dan tak didukung 100% oleh klub menjadi tantangan Coach Alfred. Bayangkan, beliau hanya bisa memanggil maksimal 2 pemain dari 1 klub.

Dengan fakta itu, di tambah Riedl yang sebelumnya gagal meloloskan timnas dari fase grup Piala AFF 2014, publik tak menaruh harapan besar. Siapa sangka, segala keterbatasan itulah yang justru membuatnya bisa fokus memilih pemain terbaik dan fokus meracik strategi jitu untuk tampil di Piala AFF 2016.

Hasilnya, timnas tampil diluar ekspektasi suporter. Nyaris gagal lolos di fase grup, di laga terakhir timnas menang dramatis dari Singapura. Di semifinal, berkat perjuangan gigih dan pertahanan solidnya, timnas menumbangkan Vietnam, tinggal Thailand yang perlu dikalahkan di partai final.

Sayang seribu sayang, walau sudah menang 2-1 di leg pertama, Hansamu Yama dkk. kalah di leg kedua. Timnas kembali hanya meraih medali runner-up. Namun, pendukung timnas tentu dibuat bangga dengan pecapaian sensasional itu, bahkan pendukung Thailand memberi standing ovation dan menyanyikan yel-yel Indonesia di akhir laga. Sebuah penghormatan akan perform timnas saat itu.

Alfred Riedl (tengah) berjalan bersama pemainnya usai dikalahkan Thailand di final leg 2 Piala AFF 2016. | foto: Liputan6.com/Helmi Fithriansyah
Alfred Riedl (tengah) berjalan bersama pemainnya usai dikalahkan Thailand di final leg 2 Piala AFF 2016. | foto: Liputan6.com/Helmi Fithriansyah
Alfred tutup usia, duka mendalam sepak bola Indonesia

Kini, pria yang berhasil menciptakan kenangan indah itu telah tiada. Siapa sangka, di tengah peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas), sepak bola nasional justru harus berduka dengan berpulangnya Alfred Riedl. Kemarin, Riedl meninggal dunia diusia yang ke-70 tahun.

Media asal Austria, Kurier lah yang memberitakan kabar duka ini. Belum ada keterangan resmi hingga detik ini perihal sebab meninggalnya Alfred Riedl, namun komplikasi penyakit yang sudah beliau derita selama beberapa tahun terakhir disinyalir jadi pemicunya.

"Kesehatan saya memburuk. Saya bukan pria ambisius yang akan duduk di bangku cadangan hingga usia 75 tahun. Saya tidak bisa menikmati itu lagi. Saya memilih bermain golf dan menikmati hidup selagi bisa.", kata Alfred Rield Maret silam disadur dari laman oe24.at, dikutip dari bola.com

Berbagai ucapan bela sungkawa pun ditujukan kepada mantan punggawa timnas Austria itu. Mantan anak asuhannya semasa di timnas Indonesia juga merasa kehilangan atas meninggalnya Alfred Riedl. Mantan asisten setia Coach Alfred, Wolfgang Pikal juga demikian.

"RIP coach Alfred my friend and mentor, thank you for your friendship and all the ilmu, knowlage and experiance you share with me." -Wolfgang Pikal-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun