Bukan Barcelona namanya kalau tidak ribut. Ya begitulah mereka musim ini, lebih berisik di luar lapangan daripada berisik prestasi di lapangan.
Pergerakan radikal terjadi di dalam internal Barcelona usai kalah memalukan dari Bayern Munich di perempat final Liga Champions 2020. Messi cs diajari sepak bola oleh Bayern dengan dipukul kekalahan 8-2. Sebuah hasil yang membuat siapapun di internal dan eksternal Barcelona malu dan naik pitam.
BACA DULU:Â Prof. Holger Broich, Sosok Penting di Balik Skuat Monster Bayern Munich
Imbasnya, perubahan dilakukan internal Barca. Dimulai dari pemecatan Quique Setien, pelatih yang sejatinya baru menjabat sejak 13 Januari 2020. Lalu, diikuti direktur sepak bola sekaligus legenda klub, Eric Abidal juga ikut dipecat.
Pemecatan 2 nama itu sebetulnya masih diluar prediksi. Sang presiden otoriter awalnya dikabarkan juga akan memecat direktur eksekutif, Oscar Grau. Oke, pemecatan Setien dan Abidal bisa dipahami sebab Barca mengulang catatan kelam nirgelar seperti musim 2007/2008.
Namun, drama sesungguhnya baru terjadi setelah itu. Ronald Koeman ditunjuk menjadi pelatih baru hingga 2022. Ada asa yang disematkan di pundak mantan bintang Barca itu, tetapi penunjukan dirinya sebagai pelatih anyar justru menimbulkan prahara baru.
"Keistimewaan Anda (Messi) dalam skuad ini telah berakhir. Anda harus melakukan segalanya untuk tim. Saya akan menjadi tidak fleksibel. Anda hanya harus memikirkan tim.", kata Koeman kepada Messi, seperti dibocorkan Deportes Cuatro, dikutip Marca via kompas.com
Sudah jatuh tertimpa tangga lalu tertimpa cat pula. Pernyataan itulah yang disinyalir membuat Messi berang dan berniat meninggalkan Camp Nou di bursa transfer 2020 musim panas ini. Pertemuan antara Koeman dan Messi pada Jumat (21/8) lalu yang bertujuan mencegah Messi hengkang justru membuat tekad La Pulga untuk pergi makin besar.
Salahkah Koeman?
Tidak! Justru yang dilakukan Koeman di era Barcelona yang sekarang sangatlah bijak. Permasalahan utamanya bukan Koeman yang ingin menghilangkan Messi-sentris atau ngambeknya Messi, tetapi masalah sesungguhnya ada di dalam internal Barca, terutama manajemen Azulgrana pimpinan Josep Maria Bartomeu.
Salah urus, Barca merugi!Â