Di babak pertama, dengan skema demikian, PSG mampu membuat 2 peluang emas memanfaatkan kecepatan trio penyerang mereka. Sayangnya, 2 peluang Neymar ketika berhadapan satu lawan satu dengan Neuer berhasil dihalau kiper 34 tahun itu. Begitu pula peluang Di Maria di menit ke-23 yang melambung jauh di atas mistar gawang.
Sementara serangan Bayern berhasil diredam organisasi pertahanan PSG yang dikomandoi Thiago Silva. PSG memaksa Bayern bermain di sisi kanan pertahanan mereka alias mengeksploitasi sisi kiri Bayern yang dihuni Coman dan Davies. Taktik ini sebetulnya jitu, bila eksekusinya bagus.
Coman dan Davies sering naik begitu jauh, sehingga ada ruang kosong yang ditinggalkan di pos sayap kiri. Sayangnya, jarak bek kanan PSG, Thilo Kehrer dan sayap kanan PSG, Di Maria begitu jauh, serangan balik pun tak efektif. Pertanyaannya, organisasi pertahanan PSG memang berhasil, tapi sampai kapan?
Sadar akan hal itu, Hansi menginstruksikan anak asuhnya untuk sedikit memperlambat tempo cepatnya di babak kedua. Bayern juga mengubah titik serangnya. Di babak kedua, giliran Gnabry dan Kimmich yang mengeksploitasi sisi kiri pertahanan PSG. Clever! Begitulah komentator pertandingan mengomentari perubahan pola serangan Bayern.
Berawal dari gerakan Kimmich yang overlap, pemain timnas Jerman tersebut mengirim umpan membelah lautan ke tiang jauh. Tanpa diduga bek PSG, ada Coman yang lolos dari kawalan Kehrer. Umpan crossing nan indah itu tentu tak sulit diselesaikan Coman untuk membobol gawang Keylor Navas, 1-0.
Setelah gol itu, Bayern bermain lebih bersabar bahkan sedikit tricky. Gnabry dua kali memancing emosi pemain PSG dengan melanggar Neymar. Bayern yang sadar pertahanan PSG masih sulit ditembus memilih bermain rapi menguasai bola.
Hasilnya? Pemain PSG cepat lelah. Inilah kesalahan mereka. Les Parisiens terlalu meladeni permainan Bayern. Sebetulnya cara bertahan mereka bagus, serangan baliknya juga beberapa kali berhasil.
Namun, pada gol Coman kita bisa melihat kesalahan kecil itu. Selain Kehrer yang melepas marking kepada Coman, zonal marking lini tengah PSG gagal terlaksana. Seharusnya, ada yang menjaga Kimmich sebelum melepas umpan, sayangnya baik Herrera dan Paredes terkecoh dengan banyaknya pemain Bayern yang sudah on position di kotak penalti.
Thomas Thucel juga terlambat menggunakan kesempatan pergantian pemain. Tuchel baru memasukkan 3 pemain pengganti di menit ke-72 dan 79, Draxler, Moting, dan Kurzawa masuk menggantikan Herrera, Di Maria, dan Bernat yang dibuat lelah oleh Gnabry, Coman, dan Kimmich.
Padahal, Gnabry dan Coman sudah lebih dulu ditarik di menit ke-68 oleh Hansi Flick dengan Perisic dan Coutinho. Pergantian terlambat ini membuat stamina pemain PSG sudah kalah duluan dengan Bayern. Bagaimana tidak, pemain-pemain Bayern punya kecepatan di atas rata-rata yang bisa membuat setiap lawan yang menjaganya terkuras energinya.